“Unhas bisa-bisa berubah jadi labirin. Semua sibuk bikin wilayah sendiri, sibuk menjaga keindahan masing-masing, tapi lupa bahwa yang indah itu justru keterhubungan,” ujar Ashry.
Fakultas Bukan Pulau Terpisah
Yang menarik, keresahan Ashry tidak hanya lahir dari nostalgia, tapi dari pengalaman nyata yang sederhana tapi bermakna. Ketika menjadi mahasiswa Unhas.
“Enak sekali jalan kaki keliling kampus,” katanya.
“Kayak tasambung-sambung begitu, Kaka. Saya ingat waktu itu jalan sama teman, lalu ada yang bertanya, ‘Di fakultas mana maki ini?’ Terus ada yang jawab, ‘Masih di Unhas jaki.’”
Jawaban itu, kata Ashry, menunjukkan bahwa yang dirasakan bukan batas-batas fakultas, tapi suasana ke-Unhas-an yang menyatu.
Dan di sinilah letak kekhawatiran besarnya. Pagar-pagar fisik yang dibangun justru bisa mengikis solidaritas.
Membuat interaksi antarmahasiswa dari fakultas berbeda jadi makin jarang.
Akibatnya? Muncul asumsi-asumsi negatif, potensi konflik meningkat, dan semangat kolaboratif bisa redup.
Baca Juga: Mau Sukses dan Jadi Orang Kaya? Menteri Pertanian: Hindari Kebiasaan Mengeluh
Indahnya Keterbukaan
Kampus sejatinya bukan tempat untuk menegaskan ego kelembagaan. Ia adalah ruang untuk membuka diri, berbagi ilmu, memperkaya perspektif.
Ketika satu fakultas membangun tembok dengan alasan “menjaga keindahan”, sebenarnya ada pertanyaan penting yang muncul.
Keindahan bagi siapa? Bukankah keindahan justru hadir ketika interaksi tumbuh, saat mahasiswa lintas disiplin bisa bertemu tanpa hambatan?
“Kalau semua sibuk memperindah wilayah sendiri tapi membangun tembok tinggi, itu bukan keindahan. Itu keterasingan,” tutur Ashry.
Dengan wajah gelisah, Ashry bilang dengan nada yang setengah bercanda, setengah serius.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Siapa Sebenarnya 'Thomas Alva Edi Sound Horeg', Begadang Seminggu Demi Bass Menggelegar
Pilihan
-
Satu Kata Erick Thohir Usai Timnas Indonesia U-23 Gagal Juara Piala AFF
-
Pengobat Luka! Koreografi Keren La Grande di Final Piala AFF U-23 2025
-
8 HP Murah RAM Besar dan Chipset Gahar, Rp1 Jutaan dapat RAM 8 GB
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas 50 Jutaan: Murah Berkualitas, Harga Tinggi Jika Dijual Kembali
-
6 Rekomendasi HP Gaming Murah Baterai Jumbo, Tahan Lama Lancar Main Game
Terkini
-
Dari Makassar ke GBK: Kisah Keluarga Kiper Timnas U-23 yang Penuh Dukungan
-
Siswa SD di Tana Toraja Dibully Kakak Kelas Hingga Takut Sekolah
-
Pelatihan Ekspor 2025, BRI: Dorong Pelaku UMKM untuk Pahami Langkah Memulai Ekspor secara Mandiri
-
Berhasil Turunkan Angka Stunting, Pemprov Sulsel Raih Penghargaan Quick Wins
-
Mantan Ketua KONI Makassar Dituntut 6 Tahun Penjara