SuaraSulsel.id - Di balik tembok tebal Rutan Kelas I Makassar, secercah harapan tumbuh melalui program unik.
Bertajuk Menggali Potensi Kognitif Warga Binaan dalam Menghafal Al-Qur’an melalui Metode One Day One Ayat.
Program ini bertujuan mencetak tahfidz dari kalangan warga binaan, memberi mereka kesempatan.
Untuk lebih mendalami ajaran agama dan menemukan makna baru dalam hidup mereka.
Baca Juga: Umat Kristen di Makassar Bagi Takjil: Bukti Toleransi yang Menyentuh Hati di Bulan Ramadan
"Mudah-mudahan ini bermanfaat bagi mereka. Setidaknya, setelah keluar nanti ada perubahan dalam diri mereka, dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu," ujar Kepala Rutan Kelas I Makassar, Jayadikusumah, Rabu, 26 Maret 2025.
Memanfaatkan Potensi Kognitif Warga Binaan
Program ini terwujud berkat kerja sama dengan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM).
Para mahasiswa merancang metode khusus untuk membantu warga binaan dalam menghafal Al-Qur’an dengan memanfaatkan daya ingat dan potensi kognitif mereka.
Pendekatan ini diharapkan bisa menjadi bekal berharga bagi mereka setelah bebas nanti.
Baca Juga: "Toleransi Menyentuh Hati: Kisah Dai di Toraja Utara Buktikan Indahnya Keberagaman"
Sebanyak 20 warga binaan yang tergabung dalam kepengurusan Masjid Nurul Iman Rutan Kelas I Makassar terlibat langsung dalam program ini.
Tidak hanya menghafal, mereka juga berperan sebagai pengajar dalam program Pendidikan Al-Qur’an Orang Dewasa (Dirosa).
Mengajarkan membaca dan menulis Al-Qur’an kepada rekan sesama warga binaan di tiap blok.
"Insya Allah, kegiatan ini akan terus berlanjut. Mahasiswa magang dari Fakultas Psikologi UNM akan berada di sini selama enam bulan. Kami juga akan terus merekrut warga binaan lain untuk ikut serta dalam program ini," jelas Jayadi.
Menjadikan Hafalan Al-Qur’an sebagai Bekal Hidup
Jayadi berharap program ini bisa memberikan dampak positif yang nyata bagi warga binaan, baik selama menjalani masa tahanan maupun setelah bebas.
Dengan keterampilan menghafal dan memahami Al-Qur’an, mereka diharapkan memiliki bekal spiritual yang lebih kuat untuk menjalani hidup yang lebih baik di luar rutan.
Selain program One Day One Ayat, warga binaan juga telah lebih dulu mengikuti program Dirosa.
Selama bulan Ramadan, berbagai kegiatan keagamaan digelar di rutan, seperti pesantren kilat, kajian Ramadan, tadarus, dan shalat tarawih berjamaah.
Bahkan, beberapa warga binaan dipercaya menjadi imam shalat tarawih saat tidak ada ustaz yang datang.
"Untuk program tahfidz ini, kegiatan rutin dilakukan setiap hari menjelang berbuka puasa. Ini menjadi bagian dari pembiasaan agar hafalan mereka semakin kuat," ungkap Kepala Sub Seksi Bantuan Hukum dan Penyuluhan Rutan Makassar, Abd Jalil.
Metode Unik: Menghafal Lewat Suara dan Penglihatan
Salah satu mahasiswa Fakultas Psikologi UNM yang terlibat, Nur Lathifah Dzakiyyah Aqilah, menjelaskan bahwa dalam program ini diterapkan dua metode utama dalam menghafal, yaitu melalui suara dan penglihatan.
"Warga binaan diperdengarkan ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, yang diputar sebanyak tiga kali. Kemudian, ayat tersebut ditulis di atas kertas dan dibaca ulang sebanyak 10 hingga 20 kali. Dari sini, kami bisa mengidentifikasi apakah mereka lebih mudah menghafal melalui pendengaran atau penglihatan," paparnya.
Metode ini memungkinkan setiap warga binaan menemukan cara hafalan yang paling sesuai dengan kemampuan mereka, sehingga proses menghafal menjadi lebih efektif dan berkesan.
Harapan Baru dari Balik Jeruji
Program ini bukan sekadar mengajarkan hafalan Al-Qur’an, tetapi juga memberi harapan dan arah baru bagi para warga binaan.
Dengan pembiasaan membaca dan menghafal ayat-ayat suci, diharapkan mereka bisa mengalami perubahan positif yang berkelanjutan.
"Kami ingin warga binaan memiliki sesuatu yang berharga untuk dibawa setelah mereka bebas. Dengan hafalan Al-Qur’an ini, semoga mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan penuh makna di luar sana," tutup Jayadi.
Di balik jeruji, cahaya harapan tetap menyala. Hafalan demi hafalan yang mereka lantunkan bukan hanya sekadar kata, tetapi juga doa dan ikhtiar untuk masa depan yang lebih baik.
Berita Terkait
-
Niat Puasa Qada Ramadan dan Puasa Syawal, Mana yang Harus Didahulukan?
-
Lebaran Duluan! Umat Islam di Jember Salat Ied Hari Ini
-
Mudik Lebaran Lancar, 3 Jalur Alternatif dari Semarang ke Jombang Bebas Macet
-
Zakat Fitrah Setelah Salat Idul Fitri: Sah atau Haram? Simak Penjelasan Ulama
-
Ramadan Hampir Usai, Saatnya Maksimalkan Amalan dengan Berbagi di Bulan Suci
Terpopuler
- CEK FAKTA: Diskon Listrik 50 Persen Berlaku Lagi, Periode Maret-April 2025
- Pembagian Port Grup Piala Dunia 2026 Dirilis, Ini Posisi Timnas Indonesia
- Masak Rendang 12 Kg, Penampilan BCL di Dapur Jadi Omongan
- Cruiser Matik QJMotor SRV 250 AMT Paling Digandrungi di Indonesia
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
Pilihan
-
Blusukan di Solo, Gibran Puji Gerak Cepat Wali Kota Solo Tangani Keluhan
-
Didampingi Respati Ardi, Ini Momen Gibran Pulang Kampung dan Bagi-bagi Sembako
-
Calon Pemain Timnas Indonesia Tristan Gooijer: Langit Adalah Batasnya!
-
Peran Besar Asisten Liverpool untuk Calon Pemain Timnas Indonesia Tristan Gooijer
-
Jay Idzes Yakin Lolos dari Zona Kutukan Liga Italia, Nasibnya Ikut Dipertaruhkan
Terkini
-
BRI Dukung Konservasi Laut dengan Transplantasi Karang dan Lamun di Gili Matra
-
Jadwal Kapal Pelni di Pelabuhan Makassar 1 April - 2 April 2025
-
4 Ciri Orang Beruntung Setelah Ramadan
-
Momen Idulfitri: Munafri Arifuddin Silaturahmi ke Rumah Danny Pomanto
-
Ini Penyebab Ricuh Jamaah Salat Ied di Lapangan Karebosi Makassar