Berdasarkan berbagai literatur ilmiah, kayu Bitti diketahui dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 40 meter.
Kayunya dikenal padat, kuat, dan tahan lama. Selain itu, kayu Bitti tidak mengandung silika, serta memiliki aroma khas seperti kulit saat masih basah.
Keunggulan lainnya, kayu ini juga tahan terhadap kebakaran dan mampu bertunas kembali setelah terbakar.
Tanaman Bitti tumbuh secara alami di beberapa daerah selain Sulawesi, seperti Maluku, Papua Nugini, Kepulauan Bismarck, dan Pulau Solomon.
Keberadaannya yang semakin langka membuat upaya konservasi menjadi sangat penting.
Sebagai salah satu jenis kayu keras dalam famili Lamiaceae, kayu Bitti memiliki nilai ekonomi tinggi dan digunakan untuk berbagai keperluan.
Karakteristiknya yang khas menjadikannya bahan baku ideal untuk konstruksi, seperti balok dan papan untuk bangunan, serta pembuatan kapal dan jembatan yang membutuhkan ketahanan terhadap air laut.
Selain itu, kayu ini juga banyak dimanfaatkan dalam pembuatan furnitur dan lantai kayu karena tampilannya yang menarik.
Kayu Bitti memiliki daya tahan tinggi terhadap cuaca dan serangan hama, menjadikannya pilihan unggul dalam industri kayu.
Baca Juga: Warga Pengrusak Kawasan Hutan di Mamuju Ditangkap
Namun, dengan semakin berkurangnya populasi pohon ini, diperlukan langkah-langkah strategis dalam pelestariannya.
Upaya yang dilakukan oleh Rimba Bitti Pandala dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam pengembangan kembali tanaman Bitti menjadi langkah positif untuk memastikan keberlanjutan sumber daya alam ini.
Dengan pengelolaan yang baik, diharapkan kayu Bitti tidak hanya kembali menjadi pohon endemik Sulawesi Selatan, tetapi juga mampu menopang ekonomi masyarakat, khususnya para pengrajin perahu pinisi di Bulukumba.
Ke depan, program reboisasi dan penyebaran bibit kayu Bitti perlu diperluas ke berbagai wilayah di Sulawesi Selatan.
Selain itu, keterlibatan masyarakat dalam menjaga dan merawat pohon Bitti menjadi kunci keberhasilan dalam pelestariannya.
Melalui kerja sama antara pemerintah, komunitas lingkungan, dan masyarakat, harapan untuk mengembalikan kejayaan kayu Bitti dapat terwujud.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Gubernur Sulsel Terima Penghargaan Indonesia's SDGs Action Awards 2025
-
BMKG Rilis 287 Gempa di Sulawesi Utara: Mana Paling Berbahaya?
-
3 Perusahaan Reklamasi Laut Tanpa Izin di Sulawesi Tenggara
-
Kejaksaan Tahan Kepala SMPN 1 Pallangga Gowa, Ini Kasusnya
-
Lurah di Gowa Jual Program Sertifikat Tanah Gratis Rp5 Juta