Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 20 Januari 2025 | 13:39 WIB
Ilustrasi siswa SMP. [Ist]

Danny mengaku sebelumnya sudah meminta Dinas Pendidikan segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat demi nasib ribuan peserta didik ini. Ia menegaskan siswa tersebut harus masuk ke Dapodik agar bisa mendapatkan ijazah saat lulus.

Sementara, Plh Kepala Dinas Pendidikan Nielma Palamba mengungkap, pihaknya sudah diberi kesempatan untuk memperbaiki Dapodik. Selanjutnya mereka akan mempresentasikan masalah ini ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

"Sampai 31 Januari 2025 batas pengurusan. Kita akan presentasikan di Kementerian," sebutnya.

Nielma menjelaskan, berdasarkan laporan yang diterima, peserta didik yang tidak masuk Dapodik adalah siswa penerimaan tahun 2024 yang masuk melalui jalur solusi.

Baca Juga: Akhirnya! PSM Tak Lagi Musafir, GBH Berstandar FIFA Menanti di Februari

Namun, jalur ini diisi tidak sesuai kuota. Jumlahnya sekitar 1.323 peserta didik.

"Terlalu banyak yang diakomodir sehingga ada kelas di sekolah tertentu melebih kapasitas. Padahal ada aturan terkait jumlah siswa untuk satu rombongan belajar atau rombel," tuturnya.

Idealnya jumlah peserta didik maksimal 32 orang untuk satu rombel. Namun ada sejumlah sekolah, satu rombel mencapai 50 orang.

Yang cukup ironi ada sekolah yang peserta didiknya sangat sedikit. Bangkunya banyak yang kosong.

"Di satu sisi ada berlebihan, satu sisi juga ada sekolah yang berdekatan itu yang kosong," jelasnya.

Baca Juga: Stadion Sudiang Siap Dibangun 2025, Bakal Jadi Ikon Baru Sulsel

Dia mengatakan yang tidak masuk dapodik hampir seluruhnya merupakan peserta didik jenjang SMP.

Load More