SuaraSulsel.id - Pilkada Gubernur Sulawesi Selatan 2024 rendah partisipasi. Angka masyarakat yang tidak menggunakan hak suaranya alias golput di Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan mencapai 1,9 juta pemilih.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebelumnya menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Pilkada Sulsel 2024 sebanyak 6.680.807. Terdiri dari laki-laki 3.251.511 dan perempuan 3.429.296.
Namun yang menggunakan hak pilihnya di Pilgub Sulsel 2024 hanya 4.747.153 atau sekitar 71 persen, terdiri dari laki-laki 2.175.082 dan Perempuan 2.572.071. Suara tidak sah mencapai 181.453.
KPU menetapkan pasangan calon Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi menang dengan perolehan suara mencapai 65,32 persen atau 3.014.255.
Sementara rivalnya, Mohammad Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad 34,68 persen atau 1.600.029 suara. Ada selisih sekitar 1.414.226 suara.
Pengamat politik Universitas Hasanuddin Makassar, Andi Ali Armunanto menilai hal tersebut disebabkan oleh efek politik yang terjadi di Pilpres dan Pemilu.
Rentang waktu yang sangat singkat dengan Pilkada membuat masyarakat jenuh dengan dinamika politik yang terjadi.
"Saya kira ada kejenuhan di masyarakat dengan dinamika politik yang terjadi apalagi rentang waktu Pilpres, Pileg dan Pilkada ini sangat berdekatan," ujarnya, Senin, 9 Desember 2024.
Faktor lain menurutnya karena janji-janji paslon yang dinilai tidak menyentuh hati. Pada debat cagub-cawagub yang digelar sebanyak dua kali, jawaban mereka belum memberi solusi yang menyentuh permasalahan yang dialami masyarakat kecil.
Baca Juga: Jufri Rahman Pastikan Seleksi PPPK Sulsel Bersih dan Lancar
Beragam faktor tersebut sejalan dengan kekecewaan yang dialami masyarakat. Agustin (38) misalnya. Warga kota Makassar ini mengatakan tidak mendapat program konkret dari kedua Paslon.
Sehingga ia mencoblos semua paslon di kertas suara dan membuat hak pilihnya jadi tidak sah.
"Bisa dilihat saat debat, dua-duanya sibuk pamer program tanpa menawarkan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Misalkan pengangguran ya, keduanya tidak punya solusi bagaimana mengurangi pengangguran tapi malah saling promosikan ke publik apa yang sudah mereka lakukan. Itu membosankan," tuturnya.
Warga lain, Iin (34) mengaku ia dan keluarganya memilih golput karena jarak tempat pemungutan suara (TPS) yang jauh. Lokasi TPS tempat mereka sebelumnya digabungkan oleh KPU.
"Jaraknya jauh. KPU ubah TPS kami dari Pilkada yang sebelum-sebelumnya, jadi ini sebagai bentuk protes kami kepada KPU," tegasnya.
Sementara, Komisioner KPU Hasruddin tak menampik partisipasi pemilih lebih rendah dibanding sebelumnya. KPU akan mengevaluasi capaian tingkat partisipasi pemilih di Pilkada 2024 yang lebih rendah dibanding pada Pilpres dan Pileg yakni di atas 80 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Gubernur Andi Sudirman Temui Korban Kebakaran Jalan Baji Dakka
-
Pencuri dan Penadah Barang Hasil Kerusuhan DPRD Makassar Ditangkap
-
Fatmawati Rusdi Tegaskan Komitmen Transparansi dan Anggaran Tepat Sasaran
-
Tiga Dokter RSUD Syekh Yusuf Gowa Ditahan Kasus Korupsi
-
Sulsel Dukung RUU Keamanan dan Ketahanan Siber: Lindungi Data dan Layanan Publik