
"Itu kan tergantung pada budaya masyarakat. Islam itu hanya mengajarkan soal tutup aurat, bagaimana modelnya itu urusan orang," ujarnya.
Rektor UIM Makassar ini juga mengatakan penampilan glamor jemaah haji yang tiba di Makassar sudah menjadi tradisi. Ia mengaku dengan cara berpakaian seperti itu, jemaah haji menganggap memuliakan haji.
"Selama pakaian itu Islami dan menutup aurat, tidak memperlihatkan lekukan tubuhnya, itu silakan saja. Justru itu sebagai bentuk memuliakan haji," sebutnya.
Bukan hanya jemaah perempuan, jemaah pria asal kabupaten berjuluk Butta Turatea ini juga tidak mau ketinggalan, mereka kompak mengenakan hawb atau thobe yang disebut juga dishdasha atau kandura, pakaian khas sepanjang mata kaki bagi para pria di Arab Saudi.
Baca Juga: 22 Orang Haji Asal Embarkasi Makassar Meninggal Dunia
Kedatangan jemaah haji asal Jeneponto ini juga tentu tidak lepas dari wewangi parfum khas Arab yang sedikit menusuk hidung, aroma ini menguatkan kesan bahwa mereka benar-benar jemaah haji yang baru saja tiba dari tanah suci.
Jemaah haji Jeneponto ini tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Sabtu 20 Juli 2024 pukul 09.00 WITA dengan pesawat Garuda GIA1236.
Selain jemaah haji Jeneponto yang berjumlah 363 orang, Kloter 36 ini juga diiisi 78 jemaah asal Gowa, 1 Maros, 1 Bulukumba dan 5 petugas kloter serta 2 PHD. Satu jemaah kloter ini atas nama Uradmi Sjafruddin M (42) asal Kab. Gowa wafat di Arab Saudi.
Kloter ini disambut dan diserahkan secara resmi oleh Kepala Bidang Penerimaan dan Penjemputan Jemaah PPIH Embarkasi - Debarkasi Makassar, H. Wahyuddin Hakim kepada Kepala Badan BPKAD Kab. Jeneponto, H.Andi Armawi mewakili Pemerintah Daerah asal jemaah kloter 36.
“Selamat datang kembali di tanah air. Rasa syukur dan gembira sebab hari ini ada 450 jemaah sudah tiba dengan selamat. 450 orang yang akan menjadi panutan, contoh, suri teladan dan guru spiritual di tengah masryrakat,” kata Wahyuddin Hakim dalam sambutannya.
Baca Juga: Ponsel Baru Jamaah Haji Diperiksa Bea Cukai
“Seorang haji itu selalu ikhlas menerima keadaan apapun ketika diberi ujian oleh Allah SWT, baik berupa kerugian materi, masalah fisik, atau masalah keuangan. Hasbunallah wani mal wakil ni mal maula wani'man nasir,” kata Wahyuddin menambahkan dengan menukil kalimah dzikir yang artinya cukuplah Allah menjadi penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baiknya pelindung.
Berita Terkait
-
Apa Itu Tanazalul Haji 2025? Ini Penjelasan dan Syarat-Syaratnya
-
Bank Mega Syariah Ungkap Gen Z Mulai Beralih Buka Tabungan Haji
-
Jemaah Haji Sudah Masuk Asrama Mulai 1 Mei 2025, 100 Ribu Visa Haji Reguler Telah Diterbitkan
-
Jamaah Haji Indonesia Jadi Panutan, Disebut Paling Tertib di Dunia
-
140 Ribu Calon Jemaah Haji Ikuti Bimbingan Manasik, Menag Pastikan Tahun Ini Jadi Haji Akbar
Terpopuler
- Alumni UGM Speak Up, Mudah Bagi Kampus Buktikan Keaslian Ijazah Jokowi: Ada Surat Khusus
- 3 Klub Diprediksi Jadi Labuhan Baru Stefano Cugurra di BRI Liga 1 Musim Depan
- HP Murah Itel A90 Lolos Sertifikasi di Indonesia: Usung RAM 12 GB, Desain Mirip iPhone
- Paula Verhoeven Positif HIV sebelum Menikah dengan Baim Wong?
- Akal Bulus Demi Raih Piala Asia U-17 2025: Arab Saudi Main dengan '12 Pemain'?
Pilihan
-
Rafael Struick Ditendang vs Adelaide United, Brisbane Roar Kini Diamuk Netizen Indonesia
-
Tak Hanya Barang Bajakan dan QRIS, AS Juga Protes Soal UU Produk Halal RI
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Lancar Main FF, Terbaik April 2025
-
Polres Sukoharjo Ungkap Kasus Peredaran Narkoba, Dua Residivis Kembali Diamankan
-
Ambisi RI Jadi Raja Baterai EV Global Terancam: Mundurnya Raksasa LG Jadi Pukulan Telak Buat Prabowo
Terkini
-
Hari Kartini, BRI Holding Ultra Mikro Berdayakan 14,4 Juta Pengusaha Wanita
-
Mantri Perempuan BRI Ini Pantang Menyerah dalam Memberdayakan Pengusaha Mikro
-
Universitas Negeri Makassar Disebut Dalam Perkara Pembunuhan Terpidana Ronald Tannur
-
Wisata Sulawesi Selatan Naik Kereta Api? Ini Rute Unik yang Bikin Liburan Tak Terlupakan
-
Pemprov Sulsel Gelontorkan Rp50 Miliar, Tiap Anak Stunting Dapat Rp1 Juta