SuaraSulsel.id - Warga Desa Cendana Hitam Timur (CHT) Luwu Timur, Sulawesi Selatan, menerima 200 geobag dari Balai Besar Pompengan-Jeneberang untuk mengantisipasi luapan air Sungai Kalaena.
"Agar air sungai tidak meluap melewati tanggul pembatas yang dapat berdampak pada lahan persawahan, kami membendung dengan geobag dari BB Pompengan-Jeneberang," kata Sekretaris Desa CHT Diman saat dikonfirmasi dari Makassar, Selasa, 4 Juni 2024.
Dia mengatakan warga setempat telah bergotong royong memasang geobag di bibir sungai dengan memanfaatkan geobag yang dikirimkan BB Pompengan-Jeneberang.
Warga setempat bahu-membahu mengisi tanah ke dalam geobag berwarna putih, yang kemudian dipikul dan disusun rapi sepanjang 100 meter.
Baca Juga: Balai Besar Wilayah Sungai Buat Desain Pengendali Tanggul Jebol di Desa Pombakka Luwu Utara
Geobag adalah geotekstil berbentuk kantung yang diisi dengan pasir atau tanah dengan volume 0,3 meter kubik hingga 10 meter kubik.
Produk tersebut digunakan sebagai metode alternatif pengganti batu dalam proteksi pantai, lereng sungai, atau saluran, yang rentan terhadap erosi akibat arus sungai atau gelombang laut.
Geobag terbuat dari material geotekstil woven dan non-woven dengan bahan Polimer Polypropylene (PP) atau Polyester (PET), yang dijahit dengan benang berkekuatan tarik tinggi untuk menahan gaya erosi air.
"Pentingnya geobag ini untuk mengantisipasi luapan air Sungai Kalaena yang hampir setiap musim hujan selalu mengancam lahan sawah warga, akibat penurunan tanggul proteksi di wilayah ini," kata Diman.
Hal itu dibenarkan Camat Tomoni Timur, Yulius. Yulius mengapresiasi aktivitas pengangkutan geobag yang telah diisi tanah oleh warga untuk dijejerkan di pinggir sungai.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Gempa Bumi Tektonik M4.2 Guncang Kabupaten Luwu Timur
Mewakili warga CHT, dia berterima kasih kepada Kepala Balai Besar Pompengan yang telah memberikan bantuan geobag setelah peninjauan kondisi tanggul beberapa waktu lalu.
Berita Terkait
-
Isi Pertemuan Prabowo dan Pandawara di Istana: Cerita Kondisi Sungai Ciliwung Dulu dan Sekarang
-
Alasan Sungai di Jepang Selalu Bersih Dibongkar WNI, Ternyata Karena Perlakuan Ini
-
Cegah Banjir Berulang, Menteri Hanif Ingatkan Tak Boleh Ada Bangunan Permanen di Hulu Ciliwung
-
Soroti Banjir Puncak Bogor, Diana Kusumastuti: Banyak Rumah Berdiri di Bantaran Sungai
-
Puncak Bogor Diterjang Banjir, Ratusan Warga Kampung Pensiunan Terdampak
Tag
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Eliano Reijnders Gabung Timnas Indonesia, PEC Zwolle Tulis Kalimat Menyentuh
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
Pilihan
-
Biasa Blak-blakan, Ahok Takut Bicara soal BBM Oplosan Pertamina: Ada yang Saya Enggak Bisa Ngomong
-
Catat Lur! Kedubes Kerajaan Arab Saudi dan Pemkot Solo Akan Gelar Buka Bersama Sepanjang 2,7 Kilometer
-
BYD M6 dan Denza D9 Jadi Mobil Listrik Terlaris di Indonesia pada Februari
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
Terkini
-
Uang Damai Rp10 Juta Kasus Pencabulan Anak: Keluarga Korban Tolak, Kanit PPA Polrestabes Makassar Terancam Sanksi
-
28 Tahun Mengabdi, Kini Gigit Jari: Kisah Pilu PPPK Makassar yang Pengangkatannya Ditunda Setahun
-
Kasat Narkoba Polres Bone Dicopot! Diduga Minta "Uang Damai" Rp80 Juta, Chat Viral Jadi Bukti
-
Agus Harimurti Yudhoyono Evaluasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Kota Makassar
-
Geram! Kanit PPA Polrestabes Makassar Diduga Minta Korban Kekerasan Seksual Damai Dengan Uang Rp10 Juta