SuaraSulsel.id - Ratusan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Suku Makassar menduduki Kantor Gubernur Sulsel, Senin, 3 Mei 2024.
Mereka menuntut agar Pemprov Sulsel mencabut izin W Super Club milik pengacara kondang Hotman Paris.
Pendemo datang sekitar pukul 12.00 Wita ke kantor Gubernur Sulsel. Menuntut agar bisa masuk bertemu Pj Gubernur Sulsel Zudan Arif Fakrulloh.
Karena merasa terabaikan, massa lalu merusak pagar dan meringsek masuk ke lobby kantor Gubernur. Suasana pun tak terkendali hingga mereka akhirnya berhasil menguasai kantor yang terletak di Jalan Urip Sumoharjo itu.
Baca Juga: Pakai Visa Palsu, Begini Jalur Calon Haji Asal Makassar Hingga Ditangkap Polisi Arab Saudi
Dalam tuntutannya, mereka meminta agar Pemprov Sulsel mencabut izin W Super Club. Jika tidak, maka mereka akan kembali menguasai kantor Gubernur.
"Jika Pemprov dan Pemkot tidak menindaklanjuti, maka kami Aliansi Suku Makassar dalam waktu 4x24 jam akan menduduki Pemprov dan Pemkot," ujar Jenderal Lapangan, Subhan Daeng Nuntung dalam tuntutannya.
Kata Subhan, pernyataan Hotman Paris terkait, "butuh 1.000 wanita di Indonesia untuk jadi asisten pribadi dan berdansa sampai akhir zaman" sangat merusak marwah budaya dan adat istiadat di Sulawesi Selatan.
Pernyataan tersebut zalim dan seolah mengajak masyarakat untuk berbuat maksiat. Ucapan itu juga dinilai tidak sesuai dengan sila ke dua Pancasila yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
"Pernyataan Hotman Paris adalah pernyataan yang zalim. Leluhur orang Makassar dan Sulsel masih kuat memegang tradisi serta hukum adat dan prinsip budaya harga diri yaitu Siri Na Pacce," jelasnya.
Baca Juga: Peserta Makassar Half Marathon 2024 Meninggal Dunia, Jatuh di KM 5,68
Kata Subhan, secara filosofi, Makassar adalah tanah yang diberkahi. Daerah ini kental dengan kesukuan dan tatanan adab.
"Jadi, ajakan untuk bermaksiat juga bagian dari perencanaan untuk berbuat kejahatan," lanjutnya.
Pengunjuk rasa juga meminta agar Hotman Paris meminta maaf secara tertulis dan dibacakan di depan publik. Permintaan maaf itu mesti ditujukan ke pemangku adat, warga adat khususnya suku Makassar.
Kata Subhan, jika Hotman tidak meminta maaf, maka mereka menolak masuk neraka bersama-sama dan akan menurunkan seluruh masyarakat adat untuk menerapkan hukum adat.
"Kami aliansi suku Makassar yang menolak masuk neraka bersama-sama akan menurunkan seluruh masyarakat adat serta mengintegrasikan hukum adat," bebernya.
"Jadi kami meminta kepada Pemprov dan Pemkot untuk mencabut semua izin usaha khususnya W Super Club dan semua tempat hiburan malam," tegas Subhan.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler Sepak Bola: 9 Pemain Dicoret, Timnas Indonesia Gak Layak Lolos Piala Dunia 2026
- 9 Mobil Bekas Murah Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta, Kabin Nyaman Muat 8 Penumpang
- 7 Rekomendasi HP Murah untuk Anak Sekolah, RAM Besar Punya Spek Mewah
- 7 Pilihan Mobil Bekas Murah di Bawah Rp30 Juta, Barang Lawas Performa Tetap Berkelas
- 5 Rekomendasi HP Redmi Terbaik Harga Rp 1 Jutaan: Kamera Ciamik, Baterai Awet
Pilihan
-
Belanja Frozen Food Hemat Tanpa Ribet, Ini Deretan Promo Alfamart Sampai 15 Juni 2025
-
Bau Busuk Sambut China di SUGBK: Media Indonesia Dilarang Meliput!
-
Rekomendasi 10 Skincare Terbaik untuk Pria, Bikin Wajah Cerah dan Awet Muda!
-
5 Rekomendasi Skincare Merek Terkenal untuk Pelajar dan Mahasiswa, Harga Murah dan Wajah Sehat!
-
Kode Keras Erick Thohir! Timnas Indonesia Akan Tambah Striker Naturalisasi
Terkini
-
Jangan Tertipu! Ini Bahaya Rokok Elektrik
-
Sulsel Jadi Pilot Project Koperasi Merah Putih Garuda Asta Cita Nusantara
-
"Sahabat Kecil.. Sudah Tidak Ada": Kisah Sultan, Bocah yang Lagunya Bikin Banjir Air Mata di Toraja
-
TPPU Syahrul Yasin Limpo: Jejak Uang Haram Masih Didalami
-
Korupsi Pembangunan Jalur Kereta Api, KPK Periksa 5 Orang Ini