SuaraSulsel.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat ada 429 kali kejadian gempa di Provinsi Sulawesi Tengah sejak Januari hingga Maret 2024 dipicu aktivitas sesar.
"Sulawesi Tengah salah satu daerah dengan tingkat kegempaan cukup tinggi, sehingga guncangan bisa terjadi ratusan kali dalam waktu singkat," kata pejabat yang membidangi data dan informasi BMKG Stasiun Geofisika Kelas 1 Palu Nurhayati Pimpilemba di Palu, Rabu 13 Maret 2024.
Menurut analisis BMKG bahwa di Sulteng banyak sesar yang menjadi pembangkit gempa, paling populer adalah sesar Palu Koro yang mampu membangkitkan gempa magnitudo 7,4 pada tahun 2018 hingga menimbulkan tsunami dan likuefaksi di Kota Palu, Kabupaten Donggala, serta Sigi.
Selain itu menurut BMKG masih ada sesar yang belum terpetakan, maka tidak menutup kemungkinan sesar-sesar ini sewaktu-waktu bisa membangkitkan gempa.
"Dari 429 gempa dalam kurun waktunya tiga bulan, tujuh kali guncangan dirasakan," ujarnya.
Ia menjelaskan dari ratusan kali guncangan kekuatan gempa dominan di bawah magnitudo 5 dan rata-rata tingkat kedalaman masuk kategori gempa dangkal.
Selain itu wilayah di Sulawesi Tengah berpotensi gempa karena dilalui sesar kecil sedang maupun besar, sehingga provinsi ini salah satu daerah dengan tingkat kerawanan bencana alam cukup tinggi karena rata-rata sesarnya aktif.
"Salah satu sesar cukup besar adalah sesar Matano yang berada di wilayah Kabupaten Morowali. Sesar ini diperkirakan mampu menimbulkan bangkitan gempa maksimum magnitudo 7,6," ucapnya.
Mengingat Sulawesi Tengah rentan terhadap gempa, katanya, BMKG setiap tahun melakukan edukasi terkait seismik kepada masyarakat.
Mitigasi salah satu langkah untuk mengantisipasi dampak bencana alam, langkah sederhana perlu dilakukan yakni mengenali potensi bahaya di sekitar lingkungan masing-masing, meningkatkan kesiapsiagaan untuk melakukan evakuasi secara mandiri.
Mengenali tempat evakuasi dan arah lajur evaluasi, selain itu BMKG juga bekerja sama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) melaksanakan dialog interaktif tentang kebencanaan.
"Kami juga melakukan berbagai sosialisasi ke sekolah-sekolah, maupun program sekolah lapangan gempa bumi dan tsunami kepada masyarakat. Langkah-langkah ini merupakan upaya pengurangan risiko bencana bilamana terjadi situasi darurat paling tidak dapat meminimalisir jatuhnya korban jiwa," kata dia.
Berita Terkait
-
Viral Fenomena 'Hujan Jeli' di Gorontalo Bikin BMKG dan BRIN Buka Suara, Ternyata Cuma...
-
Pemprov DKI Gencar Modifikasi Cuaca Bulan Ini, BMKG Jamin Jakarta Tak Alami Kekeringan
-
Viral Video Hujan Jeli di Gorontalo Hebohkan Netizen, Apa Kata BMKG?
-
Alat Pendeteksi Gempa dan Tsunami di Sidrap Dicuri, BMKG: Sudah 4 Kali!
-
Efisiensi Anggaran Prabowo, BMKG Jamin Alat Pemantau Gempa Bumi dan Tsunami Tak Terdampak
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Terungkap! Dosen UNM Diduga Cabuli Mahasiswa Sesama Jenis, BEM Cari Korban Lain
-
Kerbau Termahal Asal Toraja Ditetapkan Sebagai Kekayaan Intelektual
-
Parah! Sekprov Sulsel Jadi Korban Pungli Oknum Lurah di Kota Makassar
-
Melalui BRI UMKM Expo 2025, Songket PaSH Sukses Tingkatkan Penjualan Produk
-
Rumah Rp1,4 Miliar Terendam Banjir, Warga Makassar Tuntut Pengembang Ganti Rugi