Dalam maklumatnya itu Jamaluddin menegaskan bahwa pernyataan sikap para guru besar Unhas itu tidak mewakili institusi. Sebagai rektor, Jamaluddin mengaku perlu secara tegas mengingatkan kepada semua sivitas akademika agar menjaga situasi kondusif di tengah kontestasi politik yang semakin panas dan mengkhawatirkan. Terutama soal debat dan pertentangan mengenai pilihan calon presiden.
Semakin Meluas
Protes para civitas academica terhadap kepemimpinan Presiden RI, Joko Widodo semakin meluas. Mereka menilai Presiden sudah menyalahgunakan kewenangannya untuk Pemilu 2024.
Awalnya petisi kritik ini dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada. Lalu diikuti oleh perguruan tinggi lainnya seperti Universitas Islam Indonesia, Universitas Indonesia, Universitas Hasanuddin, Universitas Andalas, Universitas Padjajaran, Universitas Mulawarman, dan UIN Jakarta.
Baca Juga: Rektor Unhas Tegaskan Pernyataan Sikap Guru Besar Tidak Mewakili Institusi
Salah satu guru besar Unhas yang ikut dalam gerakan "Unhas Bergerak untuk Demokrasi", Prof Amran Razak mengaku prihatin melihat kondisi bangsa ini. Menurutnya, sebagai akademisi, mereka berhak untuk menjaga demokrasi sampai akhir hayat.
"Apalagi kami ini pelaku pelaku dari reformasi. Oleh sebab itu, kami tetap menjaga sampai akhir hayat bagaimana reformasi ke jalan yang benar," ujar Amran.
Amran mengatakan Indonesia sebagai negara yang demokrasi punya etika pemerintahan berlandaskan pancasila dan UUD 1945. Olehnya perlu dirawat oleh siapa pun.
Karena jika demokrasi susah dipertanggungjawabkan seperti sekarang ini, maka Indonesia akan dianggap remeh oleh bangsa lain.
"Demokrasi ini untuk anak bangsa. Bukan untuk kita saja. Kalau sudah susah dipertanggungjawabkan, maka kita susah untuk menjadi bangsa yang bermartabat di pandangan dunia secara global," tegasnya.
Baca Juga: Pj Gubernur Sulsel Harap Literasi Digital Ciptakan Suasana Damai Selama Pemilu
Kata Amran, sebagai akademisi mereka resah dan merasa punya tanggung jawab untuk ikut menjaga reformasi yang sudah dibangun.
Berita Terkait
-
Koalisi Masyarakat Sipil Kritik TNI yang Masuk Kampus: Menguatkan Dugaan Adanya Dwifungsi
-
Pegawai Unram Hamili Mahasiswi KKN, Polda NTB Panggil 'S' Sebagai Tersangka
-
Tegaskan Tanggung Jawab Revisi UU Pemilu di Pihaknya, Pimpinan Baleg DPR: Kami akan Lanjutkan
-
Tentara Masuk Kampus, Ancaman NKK/BKK dan Kembalinya Bayang-Bayang Rezim Soeharto
-
Komitmen Relawan Mahasiswa, Sekadar Formalitas atau Pilihan Hati?
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Ini Alasan Hotma Sitompul Dimakamkan dengan Upacara Militer
Pilihan
-
Liga Inggris: Kalahkan Ipswich Town, Arsenal Selamatkan MU dari Degradasi
-
Djenahro Nunumete Pemain Keturunan Indonesia Mirip Lionel Messi: Lincah Berkaki Kidal
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Layar AMOLED Terbaik April 2025
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V50 Lite 4G vs vivo V50 Lite 5G, Serupa Tapi Tak Sama!
-
PT LIB Wajib Tahu! Tangan Dingin Eks Barcelona Bangkitkan Liga Kamboja
Terkini
-
Lokasi Judi Sabung Ayam di Kabupaten Gowa Dibakar
-
Wakil Presiden yang Tegur Menteri Pertanian Amran Sulaiman: Jusuf Kalla atau Ma'ruf Amin
-
Wagub Sulsel Kagum! PT Vale Buktikan Tambang Bisa Jadi Penjaga Bumi
-
BRI Dukung Batik Tulis Lokal Lamongan Menjangkau Pasar Global
-
Puskesmas Toraja Utara Diduga Tolak Jemput Pasien Kritis, Ini Kata Dinas Kesehatan