SuaraSulsel.id - Seorang pemain bola antar kampung asal Nigeria bernama Chinonso dideportasi kembali ke negaranya, Kamis, 1 Februari 2024. Ia terbukti melangar peraturan keimigrasian yang berlaku di Indonesia.
Chinonso diketahui tiba di Indonesia pada bulan Mei 2023 menggunakan visa kunjungan 60 hari. Namun ia mengaku tidak memperpanjang visa kunjungannya karena tidak memiliki uang.
Chinonso mengatakan selama di Indonesia, ia menjadi pemain kontrak pada kejuaraan antarkampung (liga tarkam) di daerah tempat tinggalnya di Tangerang. Dari profesinya itu, ia dibayar Rp1 juta setiap bulan.
Namun, tindakan warga negara Nigeria itu diketahui oleh petugas imigrasi. Ia kemudian ditangkap dan didetensi atau ditawan di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Tangerang pada 9 November 2023.
Baca Juga: Momen Presiden Jokowi Main Bola di Lapangan Sorido Biak Papua
Setelah hampir satu bulan ditahan di Tangerang, Chinonso kemudian dipindahkan ke Rudenim Makassar pada 15 Desember 2023. Di sana, ia menjalani proses pendetensian yang berlangsung selama satu bulan 15 hari.
Chinonso dianggap melanggar Pasal 75 UU No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian yang mengatur tentang kewajiban WNA untuk memiliki izin tinggal yang sah.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Selatan (Kanwil Kemenkumham Sulsel), Liberti Sitinjak mengaku sangat mengapresiasi langkah cepat Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Makassar mendeportasi pria itu.
"Saya mengapresiasi langkah cepat Rudenim Makassar, karena dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama deteni atau orang asing asal Nigeria dapat dideportasi," ungkap Liberti.
Ia mengatakan pada 1 Februari 2024, Chinonso akhirnya dideportasi dari Indonesia dengan pengawalan ketat oleh tiga orang petugas Rudenim Makassar. Ia diberangkatkan dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar menuju Bandara Soekarno-Hatta Jakarta menggunakan pesawat Garuda Indonesia.
Baca Juga: 4 Pernyataan Erick Thohir, Batal Jadi Calon Wakil Presiden?
Selanjutnya, ia diterbangkan ke Lagos, Nigeria menggunakan pesawat Ethiopian Airlines.
Atas langkah ini, Kakanwil Liberti Sitinjak meminta agar kantor imigrasi maupun Rumah Detensi Imigrasi di Sulsel bisa meningkatkan sinergitas dengan instansi lain, sehingga kendala-kendala dalam proses pendeportasian dapat diminimalisir.
Sementara itu, Kepala Rudenim Makassar, Atang Kuswana, mengatakan bahwa pendeportasian Chinonso merupakan upaya untuk menertibkan keberadaan WNA di Indonesia.
Ia juga mengimbau kepada seluruh WNA yang berada di Indonesia untuk mematuhi peraturan keimigrasian yang berlaku.
"Pendeportasian ini kami lakukan sebagai upaya untuk menertibkan keberadaan WNA di Indonesia. Kami mengimbau kepada seluruh WNA yang berada di Indonesia untuk mematuhi peraturan keimigrasian yang berlaku," ujar Atang Kuswana.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 4 Rekomendasi Mobil Bekas Merek Jepang di Bawah Rp100 Juta: Mesin Prima, Nyaman buat Keluarga
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Apa Untungnya?
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
Terkini
-
27 Rumah di Luwu Utara Terendam Banjir dan Longsor, BPBD Minta Warga Waspada
-
Polres Gowa Tangkap Pelaku Judi Sabung Ayam Saat Idul Adha 1446 H
-
9 Orang Ditangkap Karena Melanggar Aturan Haji
-
Murid Dipukul Kepala Sekolah? DPRD Gorut Ngamuk, Janji Usut Tuntas!
-
Harga Emas Anjlok! Update Terbaru Antam, UBS, dan Galeri24 di Pegadaian