SuaraSulsel.id - Menikahi gadis Bugis-Makassar tidaklah mudah. Cinta bisa kandas di tengah jalan jika tidak mampu memenuhi syarat uang panai.
Salah satu syarat utama tradisi pernikahan bagi suku Bugis-Makassar adalah uang panai atau Panai'.
Uang panai adalah uang yang diberikan oleh pria kepada pihak perempuan sebelum resmi jadi istri. Nilainya tergantung kesepakatan kedua pihak, bahkan bisa ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Keresahan inilah yang dialami seniman muda asal kabupaten Luwu Timur bernama Wildam.
Wildam melukis seorang pria Bugis yang hendak melamar artis dan model ternama, Marilyn Monroe.
Lukisan berjudul "melamarmu" itu dipamerkan di Gedung Olahraga Malili dalam rangka memperingati Hari Perlawanan Rakyat Luwu ke 78 di Kabupaten Luwu Timur, Senin, 22 Januari 2024.
Terinspirasi Kisah Nyata
Wildam menceritakan, lukisan itu terinspirasi dari kisah sahabatnya yang ditinggal nikah oleh kekasihnya karena terhalang uang panai.
"Ini kisah nyata dari teman. Pada saat itu dia batal menikah karena uang panai kurang dan si perempuan ini diambil pria lain yang stratanya lebih tinggi," ujar Wildam saat ditemui.
Baca Juga: Ritual Annyorong Lopi, Kearifan Lokal Bugis dalam Peluncuran Kapal Pinisi di Pantai Losari Makassar
Wildam kemudian terinspirasi untuk menuangkan kisah sahabatnya lewat lukisan.
Alumni Universitas Muhammadiyah Makassar itu mengatakan sosok Marilyn Monroe jadi objek lukisannya karena merupakan artis populer asal Amerika Serikat.
"Marilyn Monroe ini salah satu artis yang populer, yang jadi idaman laki-laki. Makanya saya gambarkan (lewat lukisan) sekarang ini kalau apa-apa bisa dibeli pake uang. Perempuan pun tergantung, artinya bisa," ucapnya.
Butuh waktu sebulan bagi Wildam untuk menyelesaikan lukisan tersebut. Bahkan banyak yang menawar untuk membeli, tapi Wildam menolak.
"Saya sudah jual karya kurang lebih 50 buah, tapi untuk saat ini tidak. Saya akan mengoleksi," ucapnya.
Menurutnya, melukis itu tidak hanya soal menggambar yang bagus saja. Tapi, juga perlu menampilkan sebuah cerita yang disampaikan, dan pesan apa yang ingin disampaikan bagi siapa pun yang melihatnya.
Bagi Wildam, kesenian itu soal keikhlasan dan kejujuran hidup.
Karya Lahir dari Keresahan
Ia mengungkapkan bahwa setiap karyanya lahir dari keresahannya. Ia merasa pernah ada waktu dimana orang hanya memandang kekayaan.
"Sekarang kan zaman dimana kita menghargai orang dari fesyennya, dari kekayaannya, bukan lagi hubungannya dengan Tuhannya dan sesama manusia," sebutnya.
Tak hanya berkisah soal uang panai. Wildam juga menggambarkan kondisi yang kerap dialami masyarakat rentan seperti buruh.
Hasil karyanya bahkan sudah pernah dipamerkan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
"Saya juga melukis soal buruh yang diupah tidak selayaknya lewat uang Rp100 ribu," sebutnya.
Lewat hasil karyanya itu, Wildam ingin memberi pesan moral bagi kita bahwa uang bisa mengukur tingkat sosial seseorang, namun tidak selamanya dapat membahagiakan.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
Terkini
-
Uang Palsu Kembali Gegerkan Gowa! 2 Wanita Ditangkap
-
Sekda Sulsel: Pencegahan TPPO Harus dengan Pendekatan Lintas Sektor
-
Setelah Demo Ricuh, Kenaikan Pajak PBB di Bone Akhirnya Ditunda!
-
Rumah Ratusan Juta Rupiah di Lahan Stadion Sudiang Dibongkar
-
Gubernur Sulsel Evaluasi Program Stop Stunting di Takalar dan Jeneponto