Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Rabu, 03 Januari 2024 | 17:48 WIB
Puluhan armada teman bus dikirim tiba di Pelabuhan Soekarno-Hatta, Kota Makassar, beberapa waktu lalu. [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara Tambing]

SuaraSulsel.id - Kementerian Perhubungan RI terpaksa berhenti mensubsidi sebagian operasional Teman Bus di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Akibatnya ada dua koridor yang diberhentikan mulai 1 Januari 2024.

Kepala UPT Trans Mamminasata Dinas Perhubungan Pemprov Sulawesi Selatan Andi Nur Diyana menyatakan dari hasil evaluasi, Kemenhub terpaksa menghentikan koridor 3 dan 4. Sepinya penumpang jadi alasan Kemenhub mengurangi anggaran subsidi untuk operasional bus di kota Makassar.

"Karena ada pengurangan (subsidi) tiap tahun dan itu terjadi di 10 kota di Indonesia, bukan hanya di Sulsel," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (03/01/2024).

Untuk diketahui, trayek koridor 3 melalui jalur PNUP-Kampus PIP. Sedangkan untuk koridor 4 dari kampus Fakultas Teknik Unhas-Panakkukang Square.

Baca Juga: Penjabat Sekretaris Daerah Sulsel: Angka Pengangguran Harus Turun Lebih Kencang

Nur Diyana mengatakan anggaran dari Kemenhub berkurang tiap tahunnya. Pihaknya kemudian diberi pilihan, ingin menghentikan koridor mana.

Ia menegaskan Pemprov Sulsel juga selama ini sudah masif mensosialisasikan penggunaan transportasi umum dibanding transportasi pribadi. Harganya bahkan jauh lebih murah.

Makanya. mereka menyayangkan soal pemberhentian dua koridor tersebut. Sebab, sudah ada pelanggan tetap yang hampir tiap hari menggunakannya.

"Jadi yang terpaksa diberhentikan itu koridor 3 dan 4 padahal itu digunakan oleh mahasiswa dan orang yang ingin ke mall. Kalau koridor dua itu (dipertahankan) karena Kemenhub mau integrasikan dengan kereta api," ucapnya.

Kata Nur Diyana, pihaknya juga tidak pernah dilibatkan dalam bisnis plan pengoperasional bus tersebut. Semuanya diurus Kemenhub dengan pihak ketiga yaitu PT Sinar Jaya.

Baca Juga: Haji Amir Bandu Warga Bone Pemberi Lahan 5 Hektare ke TNI AL Diberi Penghargaan

74 Sopir Terpaksa Berhenti

Nur Diyana menambahkan, jumlah bus untuk koridor 3 dan 4 ada 34 unit. Setiap bus ada dua pramudi atau sopir profesional. Hitungannya koridor tiga terdapat sebanyak 19 unit bus, dan 15 unit bus beroperasi di koridor empat.

"Totalnya ada 74 orang (sopir) karena ada yang jadi cadangan," ucapnya.

Ia mengatakan para sopir ini menjadi tanggung jawab pihak ketiga. Namun mereka sudah pasti diberhentikan.

"Kami juga merasa berduka untuk itu. Tapi mau diapa karena mobilnya sudah tidak beroperasi. Jadi ada 74 orang yang kehilangan pekerjaan kan gara-gara itu disetop," tuturnya.

Sebenarnya, ada cara untuk menyelamatkan dua koridor ini, yakni melalui subsidi oleh Pemprov Sulsel. Namun, karena ini merupakan program pemerintah pusat, dan sumber penganggarannya masih dari sana maka tidak boleh semena-mena.

Dalam pengalihannya, perlu proses yang panjang. Apalagi, anggaran yang diperlukan tidak sedikit. Kata Nur Diyana, minimal satu koridor butuh Rp10 miliar untuk operasionalnya selama setahun.

"Anggaran yang tidak sedikit, sementara kemarin waktu ini (pemberhentian koridor) dibicarakan, ini (APBD 2024) sudah ketok palu juga," tegasnya.

Ia melanjutkan sulit juga untuk langsung menaikkan harga tiket Trans Mamminasata. Sebab semua butuh kajian dan observasi.

Selama ini tarif teman bus sebesar Rp4.600 per Oktober 2022, dengan pengecualian bagi pelajar/mahasiswa, penyandang difabel, dan lansia di atas 60 tahun yang masih digratiskan. Sebelum akhirnya pada Juli 2023 diberi tarif khusus Rp2.000.

Sekadar diketahui, Teman Bus mulai mengaspal sejak November 2021. Namun, baru dua tahun beroperasi, pemerintah menilai program tersebut tidak efektif. 

"Iya, persentase penumpangnya memang cukup rendah. Kadang di bawah 50 persen," tutur Nur Diyana. 

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More