Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 19 Desember 2023 | 15:56 WIB
Perahu pemandu wisata di Dermaga Rammang-rammang, Kabupaten Maros. Warga mengeluhkan kelangkaan BBM jenis solar yang berpengaruh terhadap operasional kapal [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara Tambing]

SuaraSulsel.id - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di Sulawesi Selatan tidak hanya berpengaruh terhadap sopir angkutan umum. Kelangkaan juga mempengaruhi sektor pariwisata di Rammang-rammang, Kabupaten Maros.

Di desa wisata Rammang-rammang, kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, pemandu wisata mengeluhkan susahnya mendapatkan solar subsidi.

"Imbasnya ke operasional kapal. Kalau selama ini kita pakai solar, terpaksa sekarang diganti dengan Dexlite yang lebih mahal," ujar Ardi, salah satu pemandu wisata.

Ardi mengatakan kelangkaan solar di Maros sudah terjadi sepekan terakhir. Sementara, musim puncak liburan sudah dekat.

Baca Juga: Pj Gubernur Rapat Tertutup, Ternyata Ini Penyebab Solar Langka di Sulawesi Selatan

Tingkat wisatawan yang berkunjung ke Rammang-rammang di akhir tahun selalu ramai. Operasional kapal Jolloro yang digunakan untuk memandu wisatawan juga tentu naik.

Kelangkaan bahan bakar itu membuat pemandu wisata menjerit. Sementara, kata Ardi, harga layanan kapal pulang-pergi tidak dinaikkan.

"SPBU yang biasa kita tempati beli solar selalu kosong. Harus cari ke kota lagi itu juga harus antre berjam-jam. Kalau pakai Dexlite siksa kita, bedanya itu hampir Rp9 ribu per liter," jelasnya.

Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Erwin Dwiyanto mengatakan sudah meminta penambahan kuota solar sebesar 4 persen untuk Sulawesi Selatan di tahun depan. Menurutnya, tingkat pengguna solar subsidi di daerah ini memang sangat tinggi.

"(Penambahan kuota) sudah disetujui pak Presiden dan BPH Migas," kata Erwin.

Baca Juga: Wisatawan Tenggelam di Sungai Mangappa Bonto Samba Maros Masih Dalam Pencarian

Ia menambahkan minyak solar untuk Sulawesi Selatan di tahun 2023 mencapai 647. 438 KL. Dari angka itu, Makassar, Maros, Bone dan Gowa yang paling besar kuotanya.

"Makassar 88.488 kl, Maros 56.244 kl, Bone 56.133 dan Gowa 45.607 kl," rincinya.

Sementara, PJ Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin meminta agar Pertamina bisa memastikan tidak lagi ada kelangkaan di bulan berikutnya. Kata Bahtiar, ini akan sangat mempengaruhi perputaran perekonomian masyarakat.

"Semoga (penambahannya) segera terealisasi. Saya sudah minta Pertamina dan Dinas ESDM untuk melakukan perhitungan pasti agar tidak lagi ada kelangkaan solar di Sulsel," kata Bahtiar.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More