SuaraSulsel.id - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) solar subsidi terjadi di Sulawesi Selatan. Kondisi ini sudah terjadi beberapa bulan di sejumlah daerah.
Hal tersebut juga terlihat di sejumlah SPBU di kota Makassar, Sulawesi Selatan. Antrean pengendara pengguna diesel itu mengular di jalan raya hingga mengakibatkan kemacetan.
Seperti kondisi di SPBU Jalan Perintis Kemerdekaan dan Jalan Gunung Bawakaraeng pada Senin, 18 Desember 2023. Puluhan bus dan truk berebut solar subsidi hingga antre sampai lima jam.
"Sudah antre dari 06.00 sebelum SPBU buka. Sampai jam 10.00 wita, belum dapat karena memang antreannya panjang," ujar salah satu sopir bus, Lutfi Amri saat ditemui.
Lutfi mengatakan sempat mendatangi sejumlah SPBU sepanjang Parepare-Makassar. Namun, stok solar kosong.
"Adanya di sini (SPBU) di Perintis. Itu juga dibatasi (pembeliannya) hanya boleh 200 liter," tutur Lutfi.
Hal yang sama juga dialami sopir lainnya, Ari. Ia sempat mendatangi tiga SPBU, tapi stok solar kosong.
Ari mengaku rela antre berjam-jam di SPBU Bawakaraeng agar tangki mobilnya bisa terisi.
"Karena kalau sudah keluar Makassar tambah susah cari. Makanya kita rela antre panjang," ucapnya.
Baca Juga: Antrian Panjang Kendaraan di SPBU Menunggu Solar, Bahtiar Baharuddin: Ada Apa Ini?
Kelangkaan solar di Sulsel membuat Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin mendatangi PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi di jalan Garuda, Kota Makassar.
Rapat tertutup itu berlangsung selama empat jam dan dihadiri juga oleh Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika Sari, Senin, 18 Desember 2023.
Usai bertemu, Bahtiar memilih meninggalkan kantor Pertamina tanpa berkomentar sepatah kata pun.
Excecutive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Erwin Dwiyanto mengakui kelangkaan BBM jenis solar di Sulsel diakibatkan oleh beberapa kendala.
Seperti masalah pembatasan distribusi karena adanya peningkatan konsums sehingga stok perlu dijaga.
"Kendalanya di distribusi karena peningkatan konsumsi dan disparitas harga antara solar subsidi dan non subsidi. Banyak sekali pengguna yang beralih ke subsidi, jadi kami berulang kali melakukan pengaturan penjadwalan penyaluran untuk menjaga stok," kata Erwin.
Berita Terkait
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
- Cari Bedak Murah yang Mengandung SPF? Cek 5 Rekomendasinya, Mulai Rp20 Ribuan
- 4 Rekomendasi Moisturizer Vitamin C untuk Wajah Cerah Bebas Flek Hitam, Harga Terjangkau
- Belanja Seru di BFF Festival 2025, Tiket Hemat 30% via BRImo
Pilihan
-
IHSG Cetak Rekor, Pagi Ini Tembus Level 7.800
-
Emas Antam Rontok, Harganya Terus Turun Jadi Rp 1.917.000 per Gram
-
Media Italia Takjub Efek Instan Jay Idzes di Sassuolo, Followers Meledak!
-
Liverpool Beri Jalan Mees Hilgers ke Premier League
-
Bobotoh Diminta Serbu GBLA! Marc Klok: Di Bandung, Lawan Tidak Akan Dapat Apa-Apa!
Terkini
-
Korupsi Sistem Penyediaan Air Minum, 2 Kantor Balai di Makassar Digeledah
-
Lagi, Lahan Milik Pemprov Sulsel Seluas 6 Hektare Diklaim Warga
-
Sekda Sulsel Apresiasi BI Fasilitasi Sulsel Talk, Perkuat Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global
-
Sulawesi Utara Siaga! BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem Hingga 17 Agustus 2025
-
Pertumbuhan Penumpang Pelindo Regional 4 Melejit, Apa Rahasianya?