SuaraSulsel.id - Jejak Belanda di Indonesia bisa dilihat dari bangunan-bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh hingga kini. Di kota Makassar misalnya, banyak bangunan dan infrastruktur peninggalan Belanda yang masih terjaga.
Salah satunya adalah Gedung Mulo di jalan Jenderal Sudirman, kota Makassar. Bangunan dengan gaya arsitektur Klasik Eropa dipadu dengan tradisional ini merupakan sekolah lanjutan yang dibangun oleh pemerintah Kolonial Belanda.
Mulo dikhususkan untuk anak-anak pribumi yang orang tuanya mengabdi pada Belanda dan dipersiapkan untuk kebutuhan pegawai pangreh praja atau penguasa lokal. Namun, saat ini, gedung itu difungsikan sebagai kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan.
Sebagai peninggalan sejarah, gedung Mulo dilindungi undang-undang dengan nomor register 327 oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Pekerja Asal Makassar Jatuh Dari Tower Saat Gempa Bumi Guncang Kota Ternate
Selain Mulo, berikut adalah bangunan peninggalan Belanda dan bentuknya yang masih berdiri kokoh di Kota Makassar:
1. Rumah Makan Kaisar
Bangunan ini berada di Jalan Jenderal Sudirman nomor 24A, kota Makassar. Dulunya, bangunan ini difungsikan sebagai Wisma Corimac dan sekarang berubah jadi rumah makan Kaisar.
Bangunan ini dibangun oleh Pemerintah Belanda dengan gaya arsitektur klasik pada tahun 1927. Denah bangunan berbentuk setengah lingkaran dan berlantai dua.
Wisma Corimac jadi tempat penginapan untuk para perwira tinggi di zaman Belanda.
Baca Juga: Anak Dengan Down Syndrome Azizah Nurul Sabrina Wakil Makassar Pada Liga Talent Indonesia
2. Rujab Wali Kota
Rumah Jabatan wali kota Makassar atau Beerhemister terletak di Jalan Penghibur, kota Makassar, Sulawesi Selatan. Bangunan ini didirikan pada tahun 1933 oleh pemerintah Belanda dengan gaya arsitektur Modern.
Sejak awal dibangun memang untuk dijadikan sebagai tempat tinggal wali kota. Bangunan tersebut terdiri dari dua bagian yaitu bangunan utama dan bangunan pendukung.
Bangunan utama terdiri dari ruang tamu, ruang tidur, ruang keluarga dan ruang makan. Sedang bangunan pendukung terdiri dari kamar tidur pembantu, dapur, kamar mandi, pos jaga dan garasi serta baruga (Aula).
3. Kantor PT Timurama
Lokasi bangunan ini terletak di Jalan Balai Kota nomor 11B. Dulunya bernama Queens Head dan didirikan pada tahun 1946 oleh kolonial Belanda dengan gaya arsitektur Eropa.
Bangunan tersebut digunakan sebagai barak tentara dan saat ini jadi kantor PT. Timurama. Luas bangunannya adalah 87 m2 dan berdiri diatas lahan seluas 160 m2.
Bangunan ini pernah digunakan oleh militer Belanda pada masa agresi Militer Belanda yang ke-II.
Bangunannya berbentuk denah dasar segi empat, atap melengkung berbentuk setengah lingkaran yang terbuat dari seng, dan berdinding tembok dari semen. Pada bagian depan tertutup tembok dinding, pada ruang dalam hanya terdapat satu buah kamar yang berfungsi sebagai gudang.
4. Balai Kota Makassar
Kantor Balai Kota dibangun pada awal abad XX, yaitu 1 April 1906 mulai dipakai sebagai Kantor Pemerintahan Belanda.
Pada Tahun 1918, gedung ini mulai digunakan oleh wali kota pertama bernama J.E. Dambrink (1918-1927) sebagai pusat pemerintahan Kota Makassar pada waktu itu.
Bangunan terdiri dari dua unit yaitu unit utama dan unit pendukung yang terletak pada bagian belakang. Tampak dari luar bangunan kelihatan seperti gedung tunggal dengan bentuk simetris.
Bentuk arsitektur bangunan ini lebih menerapkan konsep garden city dengan halaman terletak pada bagian depan, samping dan belakang dari bangunan. Balai kota tidak menggunakan konsepsi klasik Eropa yang biasanya langsung dibangun di jalan.
5. Museum Kota Makassar
Sebelum difungsikan jadi Museum Kota Makassar, dulunya bangunan ini diperuntukkan sebagai kantor Pemerintah "Gemeente Makassar".
Gemeente adalah kantor Wali kota Makassar pertama di luar benteng Fort Rotterdam. Gedung ini mulai dibangun pada tahun 1906 bersamaan dengan peningkatan status Makassar sebagai kota besar.
Gedung itu selesai dibangun dan diresmikan penggunaannya oleh wali kota I Gemeente Makassar yang berkebangsaan Belanda, yakni J.E. Dambrink pada tahun 1918. Bangunan tersebut digunakan sebagai kantor wali kota hingga akhir kekuasaan pemerintah Belanda tahun 1942.
Bangunan ini dari letaknya juga tidak mengikuti konsep bangunan eropa klasik, namun menerapkan konsep garden city yakni bangunan yang dikelilingi oleh halaman baik depan, samping maupun belakang
6. Pengadilan Negeri Makassar
Bangunan Pengadilan Negeri Makassar, dahulu bernama Road van Justitie. Bangunan ini terletak di Jalan Kartini, dan dibangun pada tahun 1915.
Dari segi arsitektur, gedung Pengadilan Negeri Makassar mengambil gaya Neo Klasik Eropa Campuran, Renaissance dan Romawi.
Bentuk bangunan Pengadilan Negeri Makassar yaitu simetris terdiri atas satu bangunan kemudian dibagi menjadi empat unit segi empat panjang. Dimana antara satu unit dengan unit lainnya saling berhubungan membentuk bujur sangkar dan memanjang utara-selatan.
Di depan bangunan utama terdapat halaman yang cukup luas dikelilingi oleh pagar yang dibuat belakangan dari konstruksi batu membentuk bidang-bidang horizontal dan vertikal. Sistem konstruksi bangunan Pengadilan Negeri Makassar bahan-bahannya terdiri dari bahan beton, batu bata dan kayu.
7. Kantor Direktorat Jenderal Anggaran
Bangunan Kantor Direktorat Jenderal Anggaran dahulu bernama Central Kantoor de Comptabiliteit (CKC) yang merupakan kantor keuangan Belanda.
Bangunan ini terletak di Jalan Riburane nomor 1, kota Makassar, Sulawesi Selatan dan didirikan pada tahun 1910 oleh kolonial Belanda, dengan gaya arsitektur Neo-Eropa.
Bangunan ini pernah digunakan sebagai kantor gubernur selama satu tahun. Pada masa pemerintahan Indonesia, CKC berubah menjadi Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) dan sekarang jadi Kantor Anggaran dan Balai Diklat Keuangan.
8. Gedung Harmoni de Societeit
Gedung Harmoni de Societeit terletak di Jalan Riburane, kota Makassar. Tempat ini jadi pertemuan bangsawan, petinggi daerah dan pejabat militer di era kolonial Belanda untuk menikmati dunia hiburan.
Societeit de Harmonie, berarti gedung perkumpulan Harmoni. Gedung ini dibangun pada tahun 1896 dengan memakai gaya campuran, dan dapat dikategorikan sebagai bangunan yang lebih awal menerapkan adanya unsur-unsur arsitektur modern.
Dulunya, depan gedung Societeit de Harmonie terdapat taman bernama Juliana Park yang dilengkapi gardu musik yang difungsikan sebagai tempat pesta. Namun, sudah dibongkar dan didirikan kantor Radio Republik Indonesia (RRI).
9. Rumah Jabatan Gubernur Sulsel
Rumah Jabatan Gubernur atau Gouverneur Woning terletak di Jalan jenderal Sudirman, kota Makassar. Rumah ini dibangun pada tahun 1937.
Rumah mewah bercat warna putih bersih itu hingga saat ini masih digunakan sebagai rumah jabatan untuk gubernur Sulawesi Selatan. Di sebelah utara berbatasan dengan Jalan Gunung Klabat, sebelah timur berbatasan dengan Jalan Sungai tangka, sebelah barat dengan Jalan Jenderal Sudirman, dan di sebelah selatan dengan Jalan Sungai Saddang.
Secara keseluruhan, rumah jabatan berciri modern dengan unsur-unsur tradisional. Itu dapat terlihat pada atap yang berbentuk limas dan ditutup dengan sirap kayu.
Walaupun punya unsur tradisional, arsitektur bangunan seperti rujab gubernur ini sudah sangat langka di kota Makassar. Sebab, unsur bangunannya disesuaikan dengan iklim tropis yang berlaku di Makassar.
10. Polrestabes Makassar
Dahulu bangunan ini merupakan rumah kediaman residen gubernur yang dibangun oleh pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1885. Bangunan ini pernah mengalami pemugaran pada tahun 1933.
Di sebelah utara, bangunan ini berbatasan dengan Jalan Serui, sebelah timur berbatasan Bank Danamon, sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Ahmad Yani, dan sebelah barat berbatasan dengan gedung Bank Bira.
Gaya arsitektur bangunan ini berciri gotik-klasik. Bangunan ini terdiri atas dua bagian yaitu unit utama dan unit pendukung.
Unit utama berfungsi sebagai kantor utama Kapolrestabes, Wakil Kapolrestabes, Kepala-Kepala dan Kepala-Kepala Tata Usaha. Sedangkan bangunan pendukung merupakan ruang Kasat, dan Kabag Poltabes, gudang senjata dan pelataran, pos jaga, kantin, aula, dan garasi.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
-
Jayden Oosterwolde: PSSI Menghubungi, Tapi Saya Pilih Timnas Belanda
-
Gegara Belanda, Jayden Oosterwolde Masih Tunda Tawaran Timnas Indonesia dan Suriname
-
Hasil NEC Nijmegen vs FC Utrecht: Ole Romeny Turut Permalukan Calvin Verdonk
-
Undang Warga di Rumah Dinas, Kemiripan Taktik Ridwan Kamil dengan Belanda saat Tangkap Pangeran Diponegoro
-
Andil Tijjani Reijnders di Balik Keputusan Eliano Reijnders Pilih Timnas Indonesia
Tag
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
Usai Cuti Kampanye, Basri Rase Gelar Rapat Perdana Bersama OPD, Bahas Apa?
-
Thom Haye hingga Ragnar Oratmangoen Punya KTP DKI Jakarta, Nyoblos di TPS Mana?
-
Awali Pekan ini, Harga Emas Antam Mulai Merosot
-
Ada Marselino Ferdinan! FIFA Rilis Wonderkid Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Desas-desus Shell Mau Hengkang dari RI Masih Rancu, SPBU Masih Beroperasi
Terkini
-
Kinerja Cemerlang BRI: Sunarso Dedikasikan Penghargaan The Best CEO untuk Insan BRILiaN
-
Lari Bareng di Bali Bisa Borong Hadiah Ratusan Juta
-
KPR BRI Property Expo 2024 Goes to Ciputra Surabaya, Banyak Hadiah dan Hiburan Menarik
-
Apakah Garmin Venu 3 Memiliki Layar Sentuh? Temukan Jawaban Beserta Fitur-Fitur yang Dimilikinya
-
Sosok Kasatreskrim AKP Ryanto Ulil Anshar Yang Ditembak Mati Rekannya Sendiri