Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 01 November 2023 | 14:24 WIB
Pakar ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas) Anas Iswanto Anwar [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Penurunan harga BBM non subsidi yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) pada 1 November 2023 dinilai sebagai indikator perekonomian yang positif.

Pakar ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas) Anas Iswanto Anwar mengatakan, penurunan harga BBM non subsidi menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia sedang dalam kondisi yang baik.

"Saya pribadi mendengar turunnya harga BBM non subsidi adalah sebuah informasi yang sangat baik. Karena selama ini ada persepsi jika harga minyak dunia mengalami kenaikan, maka akan diikuti dengan kenaikan harga BBM. Sekarang kita lihat karena harga minyak dunia berfluktuasi juga diikuti dengan penurunan harga," kata Anas.

Menurut Anas, penurunan harga BBM non subsidi juga diharapkan dapat mendorong peralihan dari pengguna subsidi ke non subsidi karena harga yang lebih kompetitif.

Baca Juga: Penurunan Harga Pertamax Series dan Dex Series Disambut Antusias, Pertamina Konsisten Ikuti Tren Pasar

"Diharapkan bisa menjadi efek domino dan berdampak ke sektor lainnya. Misalanya harga-harga yang selama ini tinggi karena dipengaruhi BBM bisa ikut terdampak atau ikut menyesuaikan harga," harapnya.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menjelaskan, harga baru per 1 November 2023 sudah sesuai dengan penetapan harga yang diatur dalam Kepmen ESDM No.245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga JBU atau BBM non subsidi.

Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.

"Harga BBM non subsidi Pertamina mempertimbangkan berbagai aspek di antaranya minyak mentah, publikasi MOPS dan Kurs, agar Pertamina tetap dapat menjamin penyediaan dan penyaluran BBM hingga ke seluruh pelosok Tanah Air," jelas Irto.

Irto menambahkan, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertugas melakukan pendistribusian BBM hingga ke pelosok negeri, pihaknya berkomitmen penuh untuk menyediakan dan menyalurkan BBM berdasarkan prinsip Availability, Accessibility, Affordability, Acceptability, dan Sustainability.

Baca Juga: Harga BBM Pertamina, Shell, dan Vivo Kompak Turun Per November 2023

Harga BBM Non Subsidi Disesuaikan dengan Harga Minyak Dunia

PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading, melakukan penyesuaian harga BBM non subsidi per 1 November 2023.

Penyesuaian harga ini dilakukan mengikuti tren harga minyak dunia yang telah mengalami penurunan.

"Harga BBM non subsidi Pertamina mempertimbangkan berbagai aspek di antaranya minyak mentah, publikasi MOPS dan Kurs, agar Pertamina tetap dapat menjamin penyediaan dan penyaluran BBM hingga ke seluruh pelosok Tanah Air," kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting.

Berikut adalah daftar harga BBM non subsidi Pertamina per 1 November 2023:

Pertamax (RON 92) : Rp14.000 per liter
Pertamax Turbo (RON 98) : Rp15.800 per liter
Dexlite (CN 53) : Rp17.300 per liter
Pertamina Dex (CN 53) : Rp18.100 per liter

Irto menambahkan, Pertamina Patra Niaga berkomitmen menyediakan pasokan produk BBM berkualitas di seluruh wilayah Indonesia. Tidak hanya di kota-kota besar, namun ke seluruh pelosok negeri, dengan harga yang kompetitif.

Load More