Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 11 September 2023 | 13:48 WIB
Balla Lompoa, istana raja di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, kini dijadikan museum [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara Tambing]

Kini, Balla Lompoa dijadikan Museum. Di sana, wisatawan dapat melihat berbagai koleksi peninggalan Raja Gowa pertama, Karaeng Tomanurung Bainea. Seperti Salekoa berupa mahkota emas seberat 1768 gram, kalung emas, dan gelang tangan berbentuk naga dua pasang, serta benda-benda lainnya yang didominasi emas.

Selain itu ada juga peralatan perang, tujuh buah naskah aksara lontara, silsilah kerajaan Gowa, sampai Alquran yang konon ditulis oleh ulama besar Syekh Yusuf.

2. Istana Petta Ponggawae atau Bola Soba

Istana ini terletak di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan dan didirikan oleh Manurungnge Ri Matajang pada tahun 1330 dengan gelar Mata Silompoe. Petta Ponggawae atau Bola Soba jadi saksi sejarah bahwa Bone pernah jadi salah satu kerajaan besar di nusantara pada masa lampau.

Baca Juga: Viral Cowok Nangis Gegara Listrik Padam di Pangkep Sulsel: Belasan Ikan Koi Jumbo Mati

Awalnya, Bola Soba merupakan kediaman raja, sehingga disebut Saoraja atau rumah besar. Istana ini ditempati oleh Abdul Hamid yang diangkat menjadi Petta Ponggawae atau Panglima Perang kerajaan Bone dengan persetujuan Ade’ Pitue.

Seiring dengan ekspansi Belanda yang bermaksud menguasai Nusantara, termasuk Bone, maka istana Petta Ponggawae jatuh ke tangan Belanda dan dijadikan sebagai markas tentara. Selain itu, difungsikan sebagai penginapan untuk tamu Belanda.

Dari situlah kemudian istana ini dikenal dengan nama Bola Soba’, yang berarti rumah persahabatan. Tempat ini juga pernah difungsikan sebagai istana sementara Raja Bone pada masa pemerintahan Raja Bone ke-31, La Mappanyukki dan menjadi markas Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS), menjadi asrama TNI pada tahun 1957, hingga kemudian dijadikan sebagai bangunan peninggalan purbakala.

3. Istana Kerajaan Datu Luwu

Istana kerajaan Datu Luwu terletak di Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Istana ini dibangun oleh raja Andi Djemma Datu pada tahun 1920-an.

Baca Juga: Kisah Mantan Penjual Racun Tikus Jadi Gubernur Sulawesi Selatan

Awalnya, istana Datu Luwu merupakan Saoraja atau rumah kayu dengan jumlah tiang 88 buah. Namun bangunan itu dibakar dan diratakan oleh pemerintah Belanda, lalu dibangun kembali dengan arsitektur khas eropa.

Load More