SuaraSulsel.id - Masyarakat Bugis tak hanya terkenal sebagai pelaut ulung. Mereka juga pembuat kapal yang andal.
Pinisi namanya. Kapal ini kini jadi salah satu kebanggaan Indonesia, tak hanya bagi orang Bugis saja.
Orang Bugis bisa mengarungi lautan samudera dengan kapal bertiang dua layar utama yang menjulang tinggi itu. Padahal pembuatannya masih dilakukan secara tradisional di galangan, yang disebut Bantilang.
Pinisi dibuat dari kayu pilihan seperti Punaga, Jati, Bitti dan Kandole. Masyarakat di Ara, Tanjung Bira dan Tanah Lemo, Kabupaten Bulukumba merupakan orang yang sangat mahir membuat kapal tersebut.
Kapal pinisi dipercaya sudah ada sejak tahun 1500-an di Indonesia. Kapal ini digunakan oleh pelaut asal Konjo, Bugis, dan Mandar untuk mengangkut barang dagangan.
Namun, jauh dari itu, Pinisi punya sejarah panjang. Konon, kapal ini berawal dari kisah cinta terlarang saudara kembar.
Dalam Buku berjudul Kapal Pinisi yang ditulis Herry Lisbijanto diceritakan awal mula terciptanya Pinisi berasal dari kerajaan Luwu.
Pada abad 15 Masehi, kerajaan Luwu merupakan kerajaan yang mempunyai wilayah kekuasaan di sekitar Sulawesi dan beberapa pulau yang ada di sekitarnya.
Karena merupakan wilayah lautan, banyak masyarakat di sana yang berprofesi sebagai pelaut. Salah satunya Putra mahkota Kerajaan Luwu bernama Sawerigading.
Baca Juga: Begini Filosofi Kue Barongko, Kuliner Khas Bugis Makassar yang Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Sawerigading adalah seorang pelaut ulung yang sering mengembara ke luar wilayah kerajaan Luwu dalam waktu yang sangat lama. Tujuannya untuk menimba ilmu dan juga berdagang.
Karena sebagian hari-harinya dihabiskan di lautan, Sawerigading tak mengenal dekat saudara-saudaranya.
Suatu hari, sepulang dari pengembaraan, Putra Mahkota Sawerigading berjumpa dengan saudara kembarnya bernama Putri Wanteri Abeng. Sawerigading lantas tertarik dan jatuh cinta.
Sawerigading tidak menyadari bahwa hal itu tidak diperkenankan dalam hukum adab di kerajaan Luwu. Namun, Putra Mahkota tetap saja tidak bisa menghilangkan rasa cintanya kepada saudara kembarnya.
Putri Wanteri Abeng berusaha meyakinkan Sawerigading bahwa menikahi saudara sendiri adalah hal yang mustahil. Ayahnya atau Raja Batara Lattu tidak mungkin sepakat jika mengetahui hubungan mereka.
Kekhawatiran mereka terbukti. Raja Batara Lattu mengetahui hubungan di antara kedua anaknya dan sangat marah. Raja meminta Sawerigading untuk mengurungkan niatnya menikahi adiknya sendiri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Ketua PKK Sulsel Beri Hadiah Rp300 Juta di Jambore PKK 2025
-
Berapa Bulan Gaji Pemain PSM Makassar Belum Dibayar? Ini Pengakuan Manajemen
-
3 Tersangka Perumda Palu Dijebloskan ke Penjara!
-
Penampakan Ulat di Sayur Brokoli MBG Siswa SD Makassar
-
Detik-Detik Bocah 3 Tahun Terjatuh ke Laut di Pantai Losari