SuaraSulsel.id - PSM Makassar berhasil menjuarai Liga 1 musim 2022/2023. Pada laga terakhir, skuad Juku Eja akan menjamu Borneo FC, Minggu, 16 April 2023, sebelum angkat trofi.
Bernardo Tavares mampu membawa anak asuhnya menjadi pemenang setelah puasa gelar selama 23 tahun. Padahal di awal musim, PSM sempat diprediksi akan terdegradasi.
Namun siapa yang sangka, pasukan Ramang itu ternyata kuda hitam. Mereka mampu mengungguli tim papan atas, seperti Persija dan Persib.
Di balik penampilan impresif Wiljan Pluim dan kawan-kawan, ada sang pelatih yang ikut disanjung. Dia adalah Bernardo Tavares, coach asal Portugal.
Bernardo mengungkapkan masa-masa sulitnya melatih PSM. Mulai dari fasilitas olahraga yang tidak ada, sampai ditolak oleh sejumlah pemain dari klub lain.
Ia ingat betul di awal musim lalu. Bernardo mengaku merekrut banyak pemain dari liga 1 untuk bermain di PSM.
Namun, ajakannya ditolak. Tidak ada pemain yang mau ke PSM. Ada juga pemain yang memasang tarif tinggi.
"Anda tahu, karena beberapa pemain yang kami hubungi untuk datang (menolak). Sekarang, mereka menghubungi saya untuk datang, tapi sekarang, (kami) tidak memiliki kesempatan. Sebelumnya kita mau mereka, dan mereka tidak mau datang," kata Bernardo dalam tayangan Youtube di akun Chandra Margatama pada Sabtu, 15 April 2023.
Namun, pemain-pemain yang ditolak sebelumnya, kini menghubungi Bernardo. Pelatih berkepala plontos itu pun mengaku sudah tutup pintu.
Baca Juga: Kontra Borneo FC Samarinda, PSM Makassar Siap Pesta Gelar Juara Setelah 23 Tahun
"Sekarang mereka ingin datang dan kami tidak mau karena kami (sudah) membangun tim dengan para pemain ini," jelasnya.
Ia mengaku sebelum datang ke Makassar, Bernardo tidak tahu jika ternyata PSM tidak punya stadion. Yang ia dapatkan di internet, PSM hanya klub tertua di Indonesia.
Itulah yang membuatnya sangat sedih setelah tiba di Makassar. Ia dihadapkan dengan kenyataan bahwa PSM tak punya stadion atau bahkan sekadar tempat latihan.
Padahal, ia melihat para pemain dan pendukung bola di daerah ini sangat bergairah. Hal tersebut membuat Bernardo menerima pahitnya melatih PSM.
"Saya mau bekerja di klub seperti ini yang memiliki gairah. Tapi ketika setelah saya tiba (di Makassar), saya melihat bahwa kami tidak punya stadion. Kondisi kami untuk latihan saja itu (bikin saya) sangat sedih, dan saya tidak mengharapkan ini. Tapi baiklah, saat-saat sulit (akan) menciptakan pria yang kuat," ujarnya.
"Kami tidak punya tempat untuk istirahat. Kami tidak dapat melakukan pertandingan persahabatan Liga 1 dan Liga II karena tidak ada tim di Sulawesi," lanjutnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Geger Pantai Sanglen: Sultan Tawarkan Pesangon, Warga Bersikeras Pertahankan Lahan
Pilihan
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
-
Tiga Hari Merosot Tajam, Harga Saham BBCA Diramal Tembus Segini
-
Fungsi PPATK di Tengah Isu Pemblokiran Rekening 'Nganggur'
-
Fenomena Rojali & Rohana Bikin Heboh Ritel, Bos Unilever Santai
Terkini
-
Dewan Pers: Kekerasan Terhadap Jurnalis Meningkat
-
Ekspresi Bahagia Ribuan PPPK Pemprov Sulsel Terima SK
-
Kasus 5 Pekerja Jatuh di Jembatan Tarailu, Disnaker Sulbar: Pasti Ada Sanksi
-
BRI Bukukan Laba Rp26,53 Triliun di Tengah Tantangan, Terus Berdayakan UMKM
-
Banyak Aset Pemprov Sulsel Bermasalah, Kejati Turun Tangan!