SuaraSulsel.id - Pengadilan Tinggi Makassar memangkas masa hukuman Sulaiman, terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap pegawai dinas Perhubungan Kota Makassar, Najamuddin Sewang. Hasil putusan banding Sulaiman diterima Rabu, 8 Maret 2023.
Oknum anggota Brimob Polda Sulsel itu sebelumnya divonis 18 tahun pidana penjara oleh hakim Pengadilan Negeri Makassar. Sulaiman lalu mengajukan banding dan hukumannya dipangkas hingga 8 tahun.
Kini, Sulaiman hanya dijatuhi pidana 10 tahun. Vonis ini mengubah putusan Pengadilan Negeri Makassar pada 6 Januari 2023.
Dimana Sulaeman secara sah dan meyakinkan terlibat dalam pembunuhan berencana. Sehingga melanggar pasal 340 KUHP Junto Pasal 55 ayat (1) ke (1) KUHP.
Kepala Seksi Pidana Umum Kejaksaan Negeri Makassar Asrini As'ad membenarkan hal tersebut. Ia mengaku sudah menerima salinan putusan dari Pengadilan Tinggi Makassar.
"Dan kami tegas menolak vonis 10 tahun tehadap terdakwa Sulaiman oleh Pengadilan Tinggi Makassar," ujar Asrini, Kamis, 9 Maret 2023.
Ia mengaku pihaknya sebelumnya sudah mengajukan kontra banding ke Pengadilan Tinggi. Namun, ada beberapa hal yang tidak dipenuhi oleh majelis hakim.
Kejaksaan Negeri Makassar akan mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung. Kata Maya, putusan yang diambil majelis hakim Pengadilan Tinggi sangat rendah.
Padahal, kata Asrini, Sulaiman sangat meyakinkan terlibat penembakan terhadap Najamuddin Sewang. Ia bersama terpidana lain turut membantu untuk membunuh korban secara terencana.
Baca Juga: Sidang Pembunuhan Najamuddin Sewang: Saksi Gugup Jawab Pertanyaan Iqbal Asnan
"Kami di JPU langsung mengajukan upaya Kasasi di Mahkamah Agung karena keberatan. Hukumannya sangat rendah dari tuntutan JPU dan vonis pengadilan negeri," jelasnya.
Yang terpenting, lanjutnya, Sulaiman juga mengakui perbuatannya di persidangan.
Sementara, pihak keluarga korban Juni Sewang mengaku sangat kecewa. Terkait vonis ringan hakim di Pengadilan Tinggi Makassar. Hingga kini pihak keluarga juga tidak tahu apa hal yang meringankan hukuman Sulaiman.
"Ada apa Hakim Pengadilan Tinggi Makassar hingga mengeluarkan putusan jauh lebih ringan dari vonis Pengadilan Negeri Makassar," ungkapnya.
Keluarga Najamuddin Sewang pun menduga ada kongkalikong antara terdakwa dan hakim Pengadilan Tinggi. Juni Sewang mengaku salinan putusan dari Pengadilan Tinggi belum diterima pihak keluarga korban.
"Ini ada kongkalikong. Bukan lagi menuduh kalau ada permainan, ada bayar-bayar antara Sulaiman dengan hakim Pengadilan Tinggi Makassar. Saya yakin ada kongkalikong antara hakim pengadilan tinggi dan Sulaiman," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dirumorkan Bela Timnas Indonesia di Ronde 4, Leeds Bakal Usir Pascal Struijk
- Tak Perlu Naturalisasi, 4 Pemain Keturunan Jebolan Akademi Top Eropa Bisa Langsung Bela Timnas
- Berbalik 180 Derajat, Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Cabut Pernyataan Soal Ijazah Jokowi
- Erika Carlina Bikin Geger, Akui Hamil 9 Bulan di Luar Nikah: Ini Kesalahan Terbesarku
- 10 Rekomendasi Kulkas 2 Pintu Harga Rp1 Jutaan, Anti Bunga Es dan Hemat Listrik
Pilihan
-
Jokowi: Saya Akan Bekerja Keras untuk PSI
-
BREAKING NEWS! Menang Telak, Kaesang Pangarep Pimpin PSI Lagi
-
Karhutla Riau Makin Meluas sampai 'Ekspor' Asap ke Malaysia
-
Singgung Jokowi, Petinggi Partai Sebut PSI Bisa Gulung Tikar, Apa Maksudnya?
-
Kongres PSI: Tiba di Solo, Bro Ron Pede Kalahkan Kaesang Pangarep
Terkini
-
Rahasia Hemat Biaya Renovasi Rumah
-
828 Dapur Makan Bergizi Gratis di Sulsel, Apa Kendalanya?
-
Mantan Presiden SBY Sakit Apa? Dirawat Dimana? Begini Kondisi Terkini
-
Intip 9 Museum Paling Keren di Sulawesi Selatan yang Bikin Kamu Melek Sejarah
-
Jembatan Barombong Terancam Mandek! Wali Kota Makassar Desak Pembebasan Lahan Dipercepat