SuaraSulsel.id - Rusdi (36) warga pulau Sapuka, Kepulauan Pangkep, Sulawesi Selatan meninggal dunia di kapal karena sakit. Korban sebelumnya hendak dirujuk ke kota Makassar untuk berobat.
Minimnya fasilitas kesehatan di Kepulauan Pangkep kembali menelan korban jiwa. Rusdi dilaporkan meninggal di tengah laut setelah menempuh perjalanan selama delapan jam menuju kota Makassar.
Rusdi sebelumnya dirawat di Puskesmas Liukang Tangaya sejak tanggal 6 Januari 2023. Ia disebut menderita Hematemesis.
Namun karena puskesmas tidak punya tabung oksigen, pihak keluarga berinisiatif untuk merujuk korban ke rumah sakit di Kota Makassar. Pertimbangan lain karena tidak ada dokter yang bertugas.
Baca Juga: Pedangdut Aty Kodong Meninggal Dunia, Benarkah?
Sayangnya, belum sampai tujuan, korban sudah menghembuskan nafas terakhir.
Kisah yang dialami Rusdi viral di media sosial. Banyak yang menyayangkan sebab kejadian seperti ini merupakan kasus berulang.
Kepala Puskesmas Liukang Tangayya Surianti Sattung menjelaskan Rusdi sempat mendapat pertolongan pertama di puskesmas. Namun karena keterbatasan alat, pihak keluarga meminta agar dirujuk ke Makassar.
"Karena butuh penanganan lebih lanjut, keluarga minta dirujuk ke rumah sakit Dodi Sarjoto di Makassar," ujarnya, Rabu, 11 Januari 2023.
Setelah melewati perjalanan beberapa jam, pihak puskesmas mendapat kabar Rusdi meninggal dunia dalam perjalan di kapal. Nyawa korban tidak tertolong pada tanggal 9 Januari 2023.
Baca Juga: CEK FAKTA: Penyanyi Dangdut Aty Kodong Meninggal Dunia, Benarkah?
"Kami mendapat kabar dari captain kapal bahwa korban meninggal dunia. Mungkin karena kondisinya cukup kritis jadi pasien meninggal di perjalanan," jelasnya.
Kapal yang digunakan mengangkut korban terpaksa berhenti di Desa Balo-baloang. Korban diturunkan untuk dijemput keluarganya.
Kata Surianti, Pulau Liukang Tangayya adalah yang paling terpencil di Kabupaten Pangkep. Butuh waktu sekitar 26 jam menggunakan kapal untuk bisa sampai ke kota Pangkep.
Apalagi dengan kondisi cuaca buruk seperti sekarang ini. Tidak ada kapal yang mau berangkat.
Hal tersebut mengakibatkan penyaluran tabung gas dari kota ke pulau terhambat. Begitupun dengan petugas medis yang tinggal di pulau lain.
"Tidak ada kapal yang mau berangkat karena cuaca ekstrem. Petugas sangat kesulitan, sampai stok (obat dan gas) kami persediaannya terbatas," jelasnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah Desain Timeless: Enak Dilihat Sepanjang Waktu, Mulai Rp 30 Jutaan
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- Selamat Tinggal Mees Hilgers, Penggantinya Teman Dean James
- 5 Alasan Honda Supra X 125 Old Masih Diminati, Lengkap dengan Harga Bekas Terbaru Juni 2025
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Mesin Diesel Harga di Bawah Rp100 Juta
Pilihan
-
Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
-
DOR! Dua Bule Australia Jadi Korban Penembakan di Bali, Pelaku Disebut Gunakan Jaket Ojol
-
AFPI Geram, Ajak Pelaku Gerakan Gagal Bayar Pinjol Dipolisikan Biar Ditangkap
-
3 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan RAM 8 GB, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Ini Surga Tersembunyi Raja Ampat yang Wajib Kamu Jelajahi!
-
Remaja Makassar "COD" Tawuran, Live di TikTok & FB! Guru Honorer Ditangkap
-
Sinergi Pabrik Tepung Terigu untuk Kesejahteraan Masyarakat Makassar
-
11 Ribu Lulusan SMP di Kota Makassar Terancam Tidak Lanjut ke SMA Negeri
-
Uji Kenyamanan Transportasi Publik Makassar: Bima Arya Naik Pete-Pete & Becak