SuaraSulsel.id - Pencopotan Abdul Hayat Gani sebagai Sekretaris Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) terus bersoal. Mantan Direktur di Kementerian Sosial itu kini melapor ke Polda Sulsel.
Hayat mendaftarkan laporannya pada Sabtu, 17 Desember 2022 lalu. Ia didampingi oleh kuasa hukumnya Yusuf Gunco.
Awalnya, Hayat berniat melaporkan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman ke polisi. Namun kini urung dilakukan.
Hayat dan kuasa hukumnya berbalik melaporkan pembuat surat Badan Kepegawaian Daerah bernomor 7910/BKD pada tanggal 12 September 2022 lalu. Kemudian surat Nomor 800/0019/BKPSDMD tentang pengusulan pemberhentiannya.
Hayat melaporkan pembuat surat tersebut dengan pasal 263 KUHP soal dugaan pemalsuan dokumen. Menurut mereka surat tersebut palsu.
Kuasa hukum Hayat, Yusuf Gunco mengatakan Kepala BKD Sulsel sebelumnya pernah membantah soal surat tersebut. Mereka punya bukti wawancara dengan media.
Kemudian soal surat BKPSDMD. Instansi tersebut ada di kabupaten kota, tapi suratnya dikeluarkan oleh Pemprov.
"Tidak ada instansi BKPSDMD di pemerintahan provinsi. yang ada itu di kabupaten/kota, tapi kok suratnya keluar di provinsi. Kepala BKD juga sebelumnya bilang tidak pernah mengeluarkan surat itu," kata Yugo saat dikonfirmasi.
Makanya, pihaknya memilih melaporkan pembuat surat tersebut. Bukan Gubernur. Kata Yusuf, Gubernur hanya menandatangani.
Baca Juga: Mantan Sekprov Bakal Pidanakan Gubernur Sulawesi Selatan Gara-gara Dicopot
"Yang kita laporkan yang membuat, suratnya. Bukan gubernur yang kita lapor, tapi yang membuat surat," ujar Yusuf.
Selain melapor ke Polda soal kasus pidana, Hayat juga menggugat pencopotannya ke PTUN. Kemudian mengirim surat keberatan ke Presiden RI, Joko Widodo.
Kata Yusuf, surat keberatan sudah dikirim pada Kamis, pekan lalu. Mereka meminta agar surat pemberhentian Abdul Hayat Gani bisa ditinjau ulang.
"Kita menyurat ke Presiden karena keberatan dengan adanya surat Keppres pemberhentian Sekprov," sebutnya.
Sementara, Pelaksana Tugas Kepala BKD Sulsel, Imran Jausi menjelaskan surat yang dikirim ke Kementerian Dalam Negeri merupakan hasil evaluasi Jabatan Pimpinan Tinggi Madya (JPT). Surat itu dikeluarkan oleh BKPSDM sehingga BKD tidak mengakui.
"Terkait surat bernomor 800/0019/BKPSDMD sejak awal kami di Badan Kepegawaian Sulsel memang tidak mengakui karena aturan tata naskah dinas di BKD tidak mengenal penomoran surat seperti itu," ujar Imran.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Geger Pantai Sanglen: Sultan Tawarkan Pesangon, Warga Bersikeras Pertahankan Lahan
Pilihan
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
-
Tiga Hari Merosot Tajam, Harga Saham BBCA Diramal Tembus Segini
-
Fungsi PPATK di Tengah Isu Pemblokiran Rekening 'Nganggur'
-
Fenomena Rojali & Rohana Bikin Heboh Ritel, Bos Unilever Santai
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari Ini
Terkini
-
Ekspresi Bahagia Ribuan PPPK Pemprov Sulsel Terima SK
-
Kasus 5 Pekerja Jatuh di Jembatan Tarailu, Disnaker Sulbar: Pasti Ada Sanksi
-
BRI Bukukan Laba Rp26,53 Triliun di Tengah Tantangan, Terus Berdayakan UMKM
-
Banyak Aset Pemprov Sulsel Bermasalah, Kejati Turun Tangan!
-
Narkoba Rp16 Miliar Dimusnahkan di Makassar