Sajian olahan masakan kambing kendit yang telah dipotong saat Nyadran Gunung sebagai ritual bentuk syukur kepada Tuhan dan alam semesta.
Sebelum disantap bersama, nasi berkat dan olahan masakan kambing kendit, terlebih dulu sesepuh desa akan membacakan doa-doa agar ritual ini bisa membawa keberkahan warga dan menyelamatkan kehidupan manusia dari bala (musibah) .
Dengan menyantap nasi berkat itu, masyarakat sekitar percaya bahwa mereka akan mendapatkan berkah dari Tuhan.
Dengan khidmat dan nikmat, masyarakat atau pengunjung yang datang ikut bersama-sama makan nasi berkat yang diiringi dengan pentas tari ronggeng.
Hal yang sama seperti dalam rebutan gunungan hasil Bumi. Warga menyantap nasi berkat yang telah didoakan dan mereka percaya akan mendapatkan berkah. Ini bagian tradisi dan uri-uri (merawat) budaya masyarakat Desa Silurah, yang diselenggarakan setiap tahunnya.
Tradisi nguri–uri budaya ini memilik makna penting bagi masyarakat setempat karena di dalamnya tersuguh doa-doa, agar warga desa dijauhkan dari bala dan marabahaya, baik dari alam semesta hingga wabah penyakit, serta ketenteraman dan diberikan keberkahan dalam hidup.
Sebelum sesaji disuguhkan dan tarian ronggeng dipertunjukkan, pada malam harinya jajaran perangkat desa beserta tokoh masyarakat desa berjalan mengelilingi kampung sembari berdoa.
Tradisi mengelilingi kampung pada malam hari atau ider-ider dan berdoa itu dilakukan setelah segenap perangkat desa dan tokoh berkeliling kampung. Pagi harinya, seluruh warga masyarakat datang dengan membawa makanan khas dan berkumpul di sebuah lokasi yang sudah ditentukan.
Tujuan menjalani semua ritual budaya itu selain sebagai wujud syukur kepada Tuhan alam semesta, juga memohon agar warga desa dijauhkan dari malapetaka atau bencana. Masyarakat setempat mempercayai bahwa musibah besar atau pagebluk pernah terjadi pada tahun 1990-an karena ritual ini tidak dilaksanakan karena sesuatu hal.
Adapun ritual pemotongan kambing kendit merupakan tradisi turun-temurun yang diyakini sebagai medium ritual yang dianggap punya kekuatan untuk menolong warga desa.
Kepercayaan bahwa tradisi tersebut bisa menjauhkan penduduk dari malapetala itulah yang menyebabkan ritual-ritual yang menyertai dalam ritual adat itu masih dilakoni warga Desa Silurah hingga hari ini.
Bagi penduduk Desa Silurah, kemajuan teknologi yang demikian dahsyat pada hari ini adalah satu hal, sedangkan menjalani tradisi warisan masa lampau merupakan ikhtiar bersama menjaga kearifan desa.
Keduanya tidak perlu dipertentangkan karena tradisi dan teknologi memang bisa berjalan bersama.
Berita Terkait
-
Peruntungan Astrologi China 26 November 2022, Ramalan Harian Shio Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing dan Babi
-
Peruntungan Astrologi China Besok, 25 November 2022, Ramalan Harian Shio Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing dan Babi
-
Peruntungan Astrologi China Besok, 24 November 2022, Ramalan Harian Shio Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing dan Babi
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Isak Tangis di Kantor Imigrasi, Janji Pilu Ibu WNA Filipina pada Anaknya Usai 19 Tahun di Sulut
-
Makna Mendalam Logo HUT Sulsel ke-356 Terungkap! Ada Pesan Sinergi dan Empat Etnis
-
UNM Tingkatkan Produksi Pertanian Lahan Tadah Hujan dengan Energi Surya
-
Pelajaran dari Palu: 7 Tahun Setelah Bumi Berguncang dan Laut Mengamuk
-
Penggugat Polda Sulsel Rp800 Miliar Cabut Laporan, Ada Apa ?