Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 18 November 2022 | 08:08 WIB
Regu penyelamat melakukan tindakan di sebuah pusat perbelanjaan yang terkena serangan rudal di Kremenchuk, Poltava, Ukraina, pada Senin (27/06/2022). [Dok.Antara]

SuaraSulsel.id - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ngotot penyebab ledakan fatal yang menewaskan dua orang di Polandia disebabkan oleh rudal Rusia.

Padahal, beberapa pemimpin dunia seperti Presiden AS Joe Biden dan beberapa petinggi NATO menyatakan kemungkinan rudal itu berasal dari Ukraina.

Zelensky mengatakan pada hari Rabu (16/11/2022) bahwa dia meyakini ledakan itu bukan disebabkan oleh rudal Ukraina.

"Saya tidak ragu bahwa itu bukan rudal kami," katanya, seraya menambahkan ledakan di hari Selasa itu disebabkan oleh rudal Rusia berdasarkan dari laporan militer Ukraina yang dia percaya.

Baca Juga: Mengenal Rudal S-300 yang Nyasar ke Polandia: Dikembangkan Uni Soviet, Ditembakkan Ukraina?

Zelensky juga mengatakan, dia percaya Ukraina seharusnya sudah diberi akses ke lokasi ledakan. Untuk terlibat dalam analisis puing-puing untuk menentukan asal rudal yang dicurigai.

"Apakah kita memiliki hak untuk berada di tim investigasi? Tentu saja," katanya, dikutip dari DailyMail, Kamis (17/11/2022).

Kini, Zelensky menegaskan Kyiv tidak menerima tawaran dari Moskow untuk memulai pembicaraan damai. Meskipun ada kekhawatiran akan eskalasi perang setelah insiden tersebut.

Putin Tetap Disalahkan

Meski bukti rudal berasal dari Rusia belum ditemukan, tetapi Presiden Rusia, Vladimir Putin tetap disalahkan. Karena memicu perang dunia ketiga.

Baca Juga: Mimpi Buruk Putin, Rusia Masuk Jurang Resesi Akibat Perang Ukraina

Hal itu lantaran aksi militer Rusia yang nekat menginvasi Ukraina sejak Februari 2022 dan belum ada tanda-tanda mereda.

Terbaru, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada minggu ini menyebut Ukraina tidak tertarik mengadakan pembicaraan damai dengan Rusia.

Tetapi Zelensky menyatakan pihak Rusia yang tidak berkomunikasi dengannya.

Polandia Pasang Kawat Berduri

Sementara Polandia memasang kawat berduri di sepanjang perbatasannya dengan Rusia pada Kamis hari ini setelah insiden mematikan pada Selasa sore.

Tentara terlihat meletakkan kawat silet di dekat desa Szyliny, dekat bagian negara Rusia di Kaliningrad.

Pertahanan setinggi 2,4 meter dan lebar 3 meter dipasang di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara untuk mencegah penyeberangan ilegal ke Polandia.

Ada kekhawatiran bahwa Rusia dengan sengaja membanjiri Polandia dengan masuknya migran untuk mendatangkan malapetaka di UE.

Negara NATO Tingkatkan Keamanan

Negara-negara anggota NATO lainnya juga membahas peningkatan pertahanan udara mereka di timur.

Menteri Pertahanan Slovakia menuntut sistem tambahan dari mitra aliansi untuk 'lebih menjaga keamanan warga Slovakia'.

Sementara Lituania juga menyerukan lebih banyak pertahanan di sepanjang perbatasan Polandia-Ukraina dan di sisi timur NATO lainnya.

"Langit NATO harus dipertahankan 100 persen," ujar Presiden Lituania, Gitanas Nauseda.

Kontributor : Maliana

Load More