Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 08 November 2022 | 16:29 WIB
Kepala Perwakilan BI Sulsel Causa Iman Karana [SuaraSulsel.id/Dokumentasi BI Sulsel]

SuaraSulsel.id - Kepala Perwakilan BI Sulsel Causa Iman Karana mengatakan, pada Triwulan III 2022, ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) tumbuh 5,67 persen (yoy). Lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,20% (yoy).

"Kinerja perekonomian Sulsel terus menunjukkan perbaikan. Seiring dengan tren peningkatan mobilitas masyarakat dan belanja pemerintah," kata Causa, Selasa 8 November 2022.

Sementara itu, perekonomian nasional pada triwulan III 2022 tumbuh 5,72% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,44% (yoy).

Berdasarkan Lapangan Usaha (LU), andil pertumbuhan terutama didorong oleh dua LU utama. LU Industri Pengolahan, yang memiliki pangsa 12,68%, tumbuh 10,01% (yoy).
Adapun, LU Perdagangan, yang memiliki pangsa 14,87%, tumbuh 6,65% (yoy).

Baca Juga: Wow! Optimis Hadapi Resesi 2023, Ekonomi Jateng Tumbuh 5,28 Persen

Perekonomian Sulsel juga didorong oleh LU Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh 37,38% (yoy); LU Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum yang tumbuh 28,81% (yoy); dan LU Administrasi Pemerintahan yang tumbuh 17,30% (yoy).

Dari sisi Pengeluaran, seluruh komponen mengalami pertumbuhan. Perekonomian Sulsel pada triwulan III 2022 utamanya didorong oleh investasi yang tumbuh 7,41% (yoy) dan konsumsi rumah tangga yang tumbuh 10,76% (yoy).

Sementara itu, konsumsi pemerintah tumbuh 7,82% (yoy), didorong oleh peningkatan belanja pemerintah.

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan untuk keseluruhan tahun 2022 diprakirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Koordinasi dan sinergi terus dilakukan antara Bank Indonesia, pemerintah daerah, dan seluruh pemangku kepentingan lainnya dalam rangka menjaga momentum pemulihan ekonomi di Sulsel. Dinamika geopolitik dan perekonomian global menjadi hal yang terus dicermati.

Baca Juga: Bantuan Subsidi Upah Mulai Dicairkan di Sulawesi Selatan, Ini Kriteria Pekerja Berhak Menerima

Pemerintah Tetap Waspada

KSP : Pemerintah Tetap Waspadai Potensi Ancaman Resesi Global

Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Edy Priyono mengingatkan, capaian pertumbuhan ekonomi pada Triwulan III, yakni sebesar 5,72 persen, tidak boleh membuat pemerintah Indonesia lengah.

Sebab, kata dia, potensi ancaman resesi global, inflasi, dan pengetatan kebijakan moneter masih di depan mata, dan bisa berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Kita harus bersyukur ekonomi kita di triwulan tiga melaju Kencang. Tapi capaian ini jangan membuat lengah. Kewaspadaan terhadap potensi ancaman resesi masih harus dijaga,” tegas Edy, di gedung Bina Graha Jakarta, Selasa (8/11).

Edy memastikan, pemerintah bersama otoritas terkait terus bekerja keras untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. Yakni, dengan melaksanakan bauran kebijakan pengendalian inflasi, peningkatan investasi, dan mendorong pertumbuhan ekspor.

“Pemerintah juga menganggarkan beragam insentif dan bansos untuk membantu industri dan masyarakat yang terdampak,” kata Edy.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, di tengah perlambatan ekonomi global dan kenaikan inflasi domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan III-2022 tumbuh pesat di level 5,72 persen, atau naik dari Triwulan II, yakni 5,45 persen. Angka tersebut melebihi pertumbuhan ekonomi negara-negara lain. Seperti, Tiongkok sebesar 3,9 persen, Amerika Serikat 1,8 persen, Jerman 1,2 persen, Uni Eropa 2,1 persen, dan Korea Selatan 3,1 persen.

Edy mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh kuatnya permintaan domestik, serta tingginya kinerja investasi dan ekspor. Di mana konsumsi rumah tangga tumbuh 5,39 persen (year on year), investasi 4,96 persen, dan ekspor tumbuh 21,64 persen.

“Pertumbuhan ekspor ditopang oleh permintaan mitra dagang utama yang tetap kuat dan kebijakan percepatan ekspor minyak kelapa sawit. Kalau untuk investasi pertumbuhan terjadi pada investasi non bangunan,” terang Edy.

Secara spasial, lanjut Edy, perbaikan ekonomi ditopang oleh pertumbuhan yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti oleh Bali-Nusa Tenggara (Balinusra), Jawa, Kalimantan, dan Sumatera.

Load More