3) Memiliki Blueprint Pengembangan
Selain aplikasi yang berkelanjutan, Dicky mengungkapkan bahwa aktivitas di kampus juga perlu berkelanjutan. Misalnya jika ada target pada tahun 2023 nanti apa yang akan dilakukan dicapai, di tahun 2024 pencapaian yang sudah ada perlu dilanjutkan dan lebih baik lagi.
Oleh karena itu, kampus perlu memiliki blueprint pengembangan. Misalnya tentang data, setelah data dikumpulkan lengkap (100%), maka berikutnya data juga harus dipastikan valid. Karena data yang valid akan membuat kampus memperoleh akreditasi yang terbaik.
"Selama ini berdiskusi dengan banyak kampus di Jawa, luar pulau Jawa, kampus swasta, kampus negeri, hingga kampus keagaman kesimpulannya ekspektasinya sama yakni bisa terakreditasi A atau unggul. Karena mau tidak mau akreditasi ini jadi sebuah branding yang sangat penting. Ini memerlukan blueprint, pengembangan jangka panjang, agar pelaporan 100%, valid, dan sesuai di lapangan. Jangan sampai ketika asesor (penilai) menilai, baru repot memperbaiki data,” kata Dicky.
Baca Juga: 5 Tipe Tempat Makan yang Ada di Sekitar Kampus, Langgananmu Begini Juga?
4) Gotong Royong dan Dukungan Pimpinan
Seluruh tips di atas, lanjut Dicky, tidak bisa terlaksana jika pucuk pimpinan kampus belum memberikan dukungan. Karena beragam permasalahan nantinya dapat muncul saat perubahan dilakukan.
Mulai dari keterbatasan sumber daya manusia, kebiasaan dosen dan mahasiswa yang masih terbiasa melakukan administrasi secara manual, hingga ego sektoral dimana antar bagian kampus belum mau bekerjasama.
Oleh karenanya, kebijakan strategis dari pimpinan serta komitmen dari seluruh civitas akademika sangat diperlukan.
“Sistem akademik bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal habit. Pengalaman Komunitas SEVIMA di seluruh Indonesia, perlu ada pionir penggerak perubahan di kampus. Selain itu, juga perlu komitmen dari semua civitas akademika untuk melakukan perubahan ke arah digital. Mengelola data secara gotong royong sebagai satu kesatuan kampus, untuk mencapai mimpi besar kita bersama dalam Revolutionize Education (memajukan pendidikan),” pungkas Dicky.
Baca Juga: Tangan Kanan Rektor Unud Diperiksa Penyidik Kejati Bali
Berita Terkait
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- Asisten Pelatih Liverpool: Kakek Saya Dulu KNIL, Saya Orang Maluku tapi...
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Mulan Jameela Sinis Ahmad Dhani Sebut Mantan Istri dengan Panggilan 'Maia Ahmad'
- Pengganti Elkan Baggott Akhirnya Dipanggil Timnas Indonesia, Jona Giesselink Namanya
Pilihan
-
Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
-
Kata-kata Jordi Amat Usai Gabung ke Persija Jakarta
-
7 Rekomendasi Merek AC Terbaik yang Awet, Berteknologi Tinggi dan Hemat Listrik!
-
Daftar 7 Sepatu Running Lokal Terbaik: Tingkatkan Performa, Nyaman dengan Desain Stylish
-
Aura Farming Anak Coki Viral, Pacu Jalur Kuansing Diklaim Berasal dari Malaysia
Terkini
-
Dari Desa untuk Desa, AgenBRILink Ini Bantu Petani Lewat 3 Cabang
-
Kejati Sulsel Selidiki Dugaan Korupsi Program Revitalisasi Kampus UNM Rp87 Miliar
-
Lukisan Purba di Goa Leang-leang Maros Masuk Buku Sejarah Indonesia
-
Polisi Tahan 2 Dosen Perguruan Tinggi Negeri di Makassar, Dugaan Pelecehan Seksual
-
BRI: Sektor UMKM Mencakup lebih dari 97% dari 65 Juta Pelaku Usaha, Berkontribusi 61% pada PDB