Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 09 Oktober 2022 | 12:56 WIB
Puluhan suporter bola Indonesia cabang Ambon menggelar doa bersama dengan menyalakan lilin untuk para korban tragedi Kanjuruhan, di Taman Pattimura Ambon, Sabtu malam 8 Oktober 2022 [SuaraSulsel.id/ANTARA]

SuaraSulsel.id - Sebanyak 90 orang dari berbagai perwakilan suporter sepak bola Indonesia Cabang Ambon menggelar doa dan zikir bersama untuk mendoakan korban tewas dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Jawa Timur, di Taman Pattimura Ambon.

Perwakilan suporter dari sejumlah klub sepak bola Indonesia, yakni Arema FC (Aremania), PSM Makassar (The Macz Man), Persija Jakarta (JakMania), Persebaya Surabaya (Bonek), Persib Bandung (Bobotoh), Persela Lamongan (LA Mania), dan Madura United (K-Conk) larut dalam kegiatan doa bersama itu.

“Kurang lebih ada 90-an orang tadi, saudara-saudara kita yang ikut dalam acara doa bersama ini, bukan hanya dari Aremania saja, tapi dari JakMania, teman-teman Jakarta, Bandung, Madura, Makassar, semua yang berada di Ambon berkumpul. Alhamdulillah tadi ada semua,” kata pendiri perkumpulan suporter Indonesia wilayah Ambon Sam Arif di sela doa bersama di Ambon, Sabtu malam.

Ia mengatakan kegiatan doa bersama ini diharapkan dapat dilakukan setiap tahun. Menurutnya, ini juga sebagai pembawa perdamaian di antara para suporter bola Indonesia.

Baca Juga: 3 Hal Ini Wajib Disiapkan Suporter Sebelum Nonton Sepak Bola di Stadion

“Kita dari Aremania Ambon, udah berdamai dari dulu. Tidak pernah ada masalah, kalau dari luar semoga bisa damai juga kayak kita di sini,” katanya.

Ia mengaku dari acara gelar doa bersama untuk para korban Kanjuruhan, juga diharapkan dapat mendorong pengusutan secara tuntas permasalahan yang terjadi pada awal Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan.

“Penginnya sih cuma satu, kita bikin acara kayak gini kan juga mendorong pengusutan secara tuntas. Kita mencari keadilan dari masalah di Kanjuruhan kemarin. Soalnya banyak saudara kita yang meninggal di sana,” ucap Arif.

Prosesi dari acara doa bersama dengan masing-masing menyalakan lilin dan ikut menyanyikan lagu "kebangsaan" Arema untuk mengenang para korban di Stadion Kanjuruhan.

Kericuhan bermula saat ada Aremania masuk ke lapangan setelah pertandingan antara Arema FC menjamu Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 untuk Persebaya.

Baca Juga: Viral Laga Sepak Bola di Jalur Sumsel Diwarnai Keributan Pemain Dan Wasit, Disebut Saling Pukul

Keributan semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Dengan jumlah petugas keamanan yang tidak sebanding dengan ribuan suporter Arema FC, petugas menembakkan gas air mata ke lapangan pertandingan maupun ke tribun penonton. Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas.

Banyaknya suporter yang pingsan memicu kepanikan di dalam stadion. Banyaknya suporter yang membutuhkan bantuan medis tersebut tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.

Berdasarkan informasi terbaru Dinas Kesehatan Pemprov Jawa Timur per Sabtu (8/10) pukul 08.00 WIB, korban Tragedi Kanjuruhan secara keseluruhan mencapai 704 orang, dengan rincian 131 korban meninggal, 550 korban luka ringan, 23 korban luka berat, dan 37 korban masih menjalani perawatan di rumah sakit. (Antara)

Load More