Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 03 Oktober 2022 | 14:02 WIB
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi saat mencuci pakaian [SuaraSulsel.id/ANTARA/HO-Dokumentasi Dedi Mulyadi]

SuaraSulsel.id - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi mengungkapkan kegalauannya melalui sebuah lagu. Menjelang sidang gugatan perceraian yang diajukan istrinya, Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Anne Ratna Mustika.

"Lagu ini baru diunggah di akun YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel pada Minggu 2 Oktober 2022," kata Dedi dalam sambungan telepon, di Purwakarta, Senin 3 Oktober 2022.

Lagu itu berjudul "Rindu Purnama" yang dinyanyikan dengan apik oleh Emka 9.

Sesuai dengan judulnya, lirik lagu tersebut menggambarkan kerinduan terhadap bulan purnama.

Baca Juga: Sedih! Digugat Cerai Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, Dedi Mulyadi Harus Cuci Baju Sendiri

Dedi Mulyadi akan menjalani sidang gugatan dari sang istri pada Rabu, 5 Oktober 2022. Sidang perdana itu akan berlangsung di Pengadilan Agama Purwakarta.

Sementara pada akhir pekan lalu, Dedi Mulyadi menghabiskan akhir pekan dengan beres-beres rumahnya di Lembur Pakuan, Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang.

Salah satu kegiatannya pada hari Minggu itu adalah mencuci pakaian.

“Sekarang giliran nyuci. Sekali-kali kita nyuci walaupun zaman sekarang itu sudah ada mesin cuci, 'laundry', asisten rumah tangga, gak apa-apa sesekali karena kebetulan asisten rumah tangga saya Bi Yani sedang sakit,” kata Dedi.

“Hidup ini kalau sudah terbiasa pedih, hidupnya berat, maka seberat apa pun yang dihadapi ya biasa saja karena hidupnya sudah terbiasa. Orang yang terbiasa hidup berat, kerja keras, ya hidupnya rileks tidak ada ketakutan dalam dirinya,” katanya menambahkan.

Baca Juga: Tradisi Memberi, Kang Dedi Jual Cincin Kado Sunatan untuk Beli Kambing

Sambil mencuci pakaian, Dedi berbicara tentang filosofi air hingga bercerita perjalanan singkat kehidupannya yang lahir dari keluarga sederhana bahkan terhitung berat. Ia lahir sebagai anak bungsu sembilan bersaudara dari pasangan Sahlin Ahmad Suryana dan ibunya Karsiti.

Sejak kelas satu SD, Kang Dedi sudah hidup sebagai penggembala kambing. Ia mendapat kambing dari hasil menjual cincin yang diperolehnya saat sunatan pada usia lima tahun.

Usai menceritakan kisah hidupnya, Dedi terus mencuci sejumlah pakaian dan celana miliknya.

“Santai saja hidup ini. Nyuci itu harus membersihkan dan yang kotor itu buang jangan dicampur dengan yang bersih karena kalau dicampur malah merusak," kata Dedi. (Antara)

Load More