SuaraSulsel.id - Mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Randi dan Yusuf menyambangi Mapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) menuntut pengusutan kasus penembakan dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) yang terjadi pada 26 September 2019, Senin (26/9/2022).
Mereka menuntut pengusutan kasus kematian dua rekannya tersebut yang hingga kini belum menemukan kejelasan. Dalam pantauan Telisik.id-jaringan Suara.com, aksi ratusan mahasiswa tersebut disertai dengan membakar ban serta memegang beberapa pataka yang bertuliskan "Keadilan Mati di Tangan Oligarki".
Selain itu, mahasiswa juga mempertanyakan integritas kepolisian dalam penyelesaian kasus Randi dan Yusuf yang meninggal pada 26 September 2019, saat melakukan aksi demonstrasi di gedung DPRD Sultra, terkait penolakan revisi UU KPK.
Dalam orasinya, mereka menyayangkan pihak kepolisian yang mengadang massa demonstrasi saat ingin masuk ke dalam Mapolda Sultra.
Sebelumnya diberitakan, peringatan tersebut juga digelar ratusan mahasiswa gabungan dari Vokasi dan Teknik UHO. Mereka menggelar aksi mimbar bebas, teatrikal, bakar lilin serta doa bersama mengenang tiga tahun meninggalnya Randi dan Yusuf pada Sabtu (24/9/2022) malam.
Randi dan Yusuf tewas saat melakukan aksi demonstrasi di gedung DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, menolak revisi UU KPK.
Aksi mimbar bebas, teatrikal dan doa bersama digelar di samping kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sultra dengan kawalan personel kepolisian yang nampak berjaga dan mengalihkan arus lalu lintas di perempatan Jalan Made Sabara dan Jalan H Abdul Silondae serta di perempatan RS Dr R Ismoyo Kendari.
Ketua BEM Vokasi UHO Bagus Rahman mengungkapkan, kegiatan ini bukan hanya sekedar seremoni belaka. Namun merupakan refleksi atas kasus kematian Yusuf Kardawi dan Randi yang belum terselesaikan sampai hari ini.
"Kami mengabarkan kepada masyarakat, dimana tanggal 26 september 2019 hingga hari ini, tiga tahun kasus almarhum Yusuf dan Randi belum terselesaikan. Belum tertuntaskan oleh penegak hukum yang bertanggung jawab yaitu Polda Sultra," katanya.
Baca Juga: Mahasiswa UHO Tewas Ditembak, 3 Polisi Akui Bawa Pistol saat Kawal Demo
Bagus Rahman mengaku akan melakukan aksi-aksi selanjutnya. Menuntut penanganan kasus Randi dan Yusuf untuk diselesaikan berdasarkan hukum yang berlaku.
Sementara itu, Ketua BEM Teknik UHO Hasriodi menganggap kinerja kepolisian sangat lamban. Dalam menuntaskan kasus kematian Yusuf dan Randi.
Peristiwa kematian dua mahasiswa UHO tersebut karena tembakan yang berasal dari aparat kepolisian setempat saat aksi unjuk rasa menolak revisi UU KPK, dua mahasiswa UHO yang meninggal tersebut, yakni Immawan Randi, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UHO; dan La Ode Yusuf Badawi tewas akibat luka tembak dan pukulan di kepala.
Randi tewas tertembak saat bentrokan terjadi di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Kamis, 26 September 2019 lalu. Sementara Yusuf sempat kritis dan akhirnya meninggal, Jumat (27/9/2019) subuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Orang Aceh Ada di Logo Kota Salem, Gubernur Aceh Kirim Surat ke Amerika Serikat
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP dengan Kamera Canggih untuk Konten Kreator 2025
-
4 Rekomendasi HP Murah Vivo Memori Besar, Harga Terjangkau Sudah Spek Dewa
-
GIIAS 2025 Ramai Pengunjung, Tapi Bosnya Khawatir Ada "Rojali" dan "Rohana"
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Xiaomi dengan Chipset Gahar dan Memori Besar
-
Resmi! Dukcapil Serahkan NIK Warga RI untuk Awasi Wajib Pajak
Terkini
-
7 Pelanggaran Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas di Sulawesi Selatan
-
Wali Kota Makassar Percepat Pembangunan Stadion Untia, Belajar Langsung ke JIS
-
6.624 Honorer Sulsel Akhirnya Terima SK PPPK, Cek Siapa yang Lolos!
-
Gubernur Sulsel dan Ketua TP PKK Dikukuhkan Sebagai Ayah dan Bunda Generasi Berencana
-
Wakil Mendagri Puji Sulsel: Provinsi Terbaik dalam Mitigasi Perubahan Iklim