SuaraSulsel.id - Seorang pria di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan protes. Saat hendak mengisi bahan bakar minyak (BBM) di salah satu SPBU. Nomor polisi kendaraannya telah digunakan oleh orang lain.
Videonya viral di media sosial setelah diunggah akun Makassar_iinfo pada Minggu, 25 September 2022. Dalam video yang beredar, pria itu hendak mengisi BBM jenis pertalite di SPBU Rama.
Namun saat dicek di aplikasi My Pertamina, ternyata pelat mobilnya tercatat sudah mengisi BBM jenis solar.
Dia heran, sebab merasa baru ingin mendaftarkan mobilnya jenis Karimun ke aplikasi My Pertamina. Dari spesifikasi mesin mobil lawasnya itu, harus diisi BBM jenis Pertalite.
"Saya mengisi pelat mobil saya (di aplikasi My Pertamina) dengan DD 1256 XX. Tapi ternyata sudah terdaftar. Wah, ini kok bisa," ujarnya dengan kaget ke petugas SPBU.
Pria yang belum diketahui identitasnya itu lantas bingung saat hendak melakukan pengisian. Dalam sistem Pertamina di SPBU tersebut, nomor mobilnya sudah terdaftar.
Lebih membingungkan lagi, nomor polisi miliknya didaftarkan sebagai kendaraan yang menggunakan bahan bakar solar subsidi.
"Ini Pertamina bisa-bisanya mobil seperti ini pakai solar. (Di aplikasi) berarti tidak konek antara bensin dengan solar," ungkapnya.
Merasa belum mendaftarkan nomor polisi kendaraannya, ia mengaku bingung dengan data di aplikasi tersebut. Selain itu, karena tidak ada di dalam sistem penerima Pertalite. Ia kemudian pulang tanpa mengisi BBM.
"Ini pelat saya dipakai oknum, tapi kelemahan sistem dari Pertamina juga ada. Berarti aplikasinya hanya diisi nomor saja, ya," lanjutnya.
"Banyak juga sebelumnya mengeluh begitu, pak," jawab petugas SPBU.
Diketahui, distribusi BBM saat ini sudah mulai menggunakan data penerima subsidi milik Pertamina. Beberapa SPBU mewajibkan pengguna kendaraan untuk menunjukkan data pelat nomor kendaraannya yang sudah terdaftar pada situs subsiditepat.mypertamina.id.
Supervisor Communication and Relation PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Taufik Kurniawan mengatakan kasus serupa sudah beberapa kali terjadi.
Ada satu kendaraan dengan dua plat yang sama.
Taufik menduga nomor plat yang sama untuk kendaraan berbeda itu tercetak di Samsat. Taufik meminta konsumen untuk mengecek langsung ke Samsat setempat.
"Nah, kemungkinannya adalah cek ke samsat. Barangkali memang ada pelat nomor ganda, seperti kasus sebelumnya. Satunya digunakan untuk mesin diesel, satunya digunakan untuk mesin solar. Kami sarankan konsumen untuk cek ke Samsat," ujar Taufik saat dikonfirmasi.
Ia mengaku Pertamina hanya menerima data dari Ditlantas. Kemudian dilakukan verifikasi sesuai dengan STNK.
Taufik juga menyarankan agar konsumen bisa melaporkan ke Pertamina Contact Center 135 dengan menyertakan Copy STNK.
"Kami juga memverifikasi itu berdasarkan STNK dan produk yg terterah di stnk tersebut. Apakah menggunakan solar atau Pertalite," ungkapnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Makna Mendalam Logo HUT Sulsel ke-356 Terungkap! Ada Pesan Sinergi dan Empat Etnis
-
UNM Tingkatkan Produksi Pertanian Lahan Tadah Hujan dengan Energi Surya
-
Pelajaran dari Palu: 7 Tahun Setelah Bumi Berguncang dan Laut Mengamuk
-
Penggugat Polda Sulsel Rp800 Miliar Cabut Laporan, Ada Apa ?
-
Miris! Guru Pedalaman Tana Toraja Utang Ojek Rp10 Juta Demi Mengajar