SuaraSulsel.id - Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI) Iwan Ariawan mengatakan Indonesia siap meninggalkan fase gawat darurat pandemi COVID-19.
"Pandemi COVID-19 di Indonesia semakin terkendali. Hampir semua penduduk sudah memiliki antibodi SARS-COV-2 dengan kadar yang cukup tinggi," kata Iwan Ariawan dalam agenda virtual Meet The Expert: Kapan Pandemi Berakhir? yang diikuti dari Zoom Kemenkes RI di Jakarta, Jumat 23 September 2022.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan RI, jumlah kasus harian COVID-19 di Indonesia menunjukan tren penurunan dalam dua pekan terakhir.
Fluktuasi kasus harian berada pada rata-rata angka 2.000an tambahan kasus dengan jumlah angka kematian rata-rata mencapai 18 jiwa atau menurun dari sebelumnya mencapai 20an kasus kematian.
Iwan mengatakan transmisi komunitas dan kapasitas respons COVID-19 hingga 21 September 2022 juga menunjukan indikator yang terkendali.
Insiden kasus di Indonesia berkisar 5,56 per 100.000 penduduk per pekan, atau berada pada indikator transmisi komunitas level 1.
Kejadian rawat inap di rumah sakit mencapai 0,79 per 100.000 penduduk per pekan atau berada pada transmisi komunitas level 1. Pun pada kematian di angka 0,04 per 100.000 penduduk per pekan di level 1.
Sedangkan, indikator positivity rate berdasarkan testing mencapai 7,16 persen per pekan atau masih berada di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) maksimal 5 persen dari total populasi.
Pada indikator tracing berada di kapasitas respons yang memadai dengan rasio kontak erat 11,36 persen per pekan atau berada di level sedang. Pada indikator treatment mencapai rata-rata 5,26 persen per pekan.
Baca Juga: Pemerintah Tak Ingin Tergesa-gesa Sampaikan Indonesia Bebas Pandemi Covid-19
Iwan menyebut cakupan vaksin lengkap di Indonesia telah sampai pada level yang memadai mencapai total 72,74 persen. Pada lansia, penerima vaksin lengkap mencapai 68,87 persen.
Proporsi penduduk yang mempunyai antibodi SARS-COV-2 per Desember 2021 mencapai 87,8 persen, dan Juli 2022 meningkat jadi 98,5 persen.
"Tapi bukan berarti mereka yang telah divaksin tidak bisa terinfeksi COVID-19, tetapi mengurangi keparahan dan risiko meninggal karena COVID-19," katanya.
Berdasarkan hasil analisa terhadap 1.792.360 kasus COVID-19 di Indonesia per 1 Januari -hingga 30 Juni 2022, kata Iwan, menunjukkan 2,8 persen orang yang belum pernah mendapatkan vaksin COVID-19 berisiko meninggal 28 kali lebih besar dibandingkan orang yang sudah mendapatkan vaksin booster.
Sebanyak 1,5 persen orang yang mendapatkan sekali suntikan vaksin COVID-19 berisiko meninggal 15 kali lebih besar dibandingkan orang yang sudah mendapatkan vaksin booster COVID-19.
Sebanyak 0,6 persen Orang yang mendapatkan vaksin COVID-19 dosis lengkap, berisiko meninggal enam kali lebih besar dibandingkan orang yang sudah mendapatkan vaksin booster COVID-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
PSM Makassar Tanpa Tavares: Siapa Ahmad Amiruddin, Pelatih Interim Juku Eja?
-
Gubernur Sulsel Wajibkan Program MBG Serap Pangan Lokal
-
Benteng Terakhir Runtuh: Saat Ayah Kandung dan Guru Jadi Predator Paling Keji di Makassar
-
Maluku Lakukan Operasi Bypass Jantung Pertama Sejak RI Merdeka
-
Ketua PKK Sulsel Beri Hadiah Rp300 Juta di Jambore PKK 2025