SuaraSulsel.id - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menolak melanjutkan kontrak karya PT Vale Tbk. Ternyata begini alasannya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Pemprov Sulsel Andi Bakti Haruni mengatakan pihaknya punya 11 alasan. Kenapa Pemprov Sulsel tidak mau lagi memperpanjang izin kontrak karya PT Vale.
Pertama, PT Vale selama 54 Tahun hanya mampu mengelola 7.000 ha atau kurang dari 10 persen dari luas Konsesi lahan yang diberikan. Artinya, ada 100.000 ha dari wilayah kontrak karya yang menganggur.
Andi Bakti menjelaskan PT Vale diberi konsesi 6 juta ha untuk tiga provinsi. Untuk Sulsel, ada 70 ribu ha. Sementara yang terealisasi hingga kini hanya 118 ribu ha untuk tiga provinsi.
"Khusus untuk Sulsel, dia baru mengelola 7.000 ha. Hanya sekitar 10 persen. Artinya, dia tidurkan kita punya potensi. Padahal kalau dikelola oleh orang lain itu berpeluang besar," ujar Andi Bakti pada dialog "Kontroversi Perpanjangan Izin PT Vale di Unhas, Jumat 23 September 2022.
Andi melanjutkan, alasan kedua karena PT Vale hanya PHP atau memberi alasan palsu. Ada janji yang dicederai sebagaimana yang termuat dalam kontrak karya PT Vale dengan tiga provinsi sebelumnya.
Ia menjelaskan, dalam kontrak itu sebelumnya, PT Vale wajib membangun smelter di wilayah Bahodopi dan Mataraappe senilai Rp4 miliar dolar. Namun hingga kontrak hampir berakhir, janji itu tidak terealisasi.
"Inkar janji. PHP-ji dikasih kita dari Vale. Dia bilang awalnya mau bangun smelter. Di Sulsel kita bersyukur sudah dibangun, tapi dua provinsi lain tidak. Kan itu bagian dari kontrak karya dan tidak dilaksanakan," bebernya.
Alasan lain karena serapan tenaga kerja lokal. Andi Bakti mengatakan dari piramida struktur organisasi PT Vale, tidak ada putra daerah yang menduduki posisi strategis. Sementara ada 56 orang tenaga kerja asing yang dipekerjakan di sana.
Baca Juga: Andi Sudirman Lantik Rosmini Pandin Sebagai Kepala Dinas Kesehatan Sulsel
"Tidak ada putra daerah yang ada di (posisi) top. Saya kemarin ke Vale, perempuan yang jadi bosnya. Hebat, saya akui. Tapi kita harusnya putra daerah yang top, top manager. Kan persoalan manajemen saja ini, misalnya ya kalau diberikan," ungkapnya.
Belum lagi, kata Bakti soal pengarustamaan barang dan jasa dalam negeri. Pemprov Sulsel tak pernah menerima laporan soal hal tersebut. Makanya, Pemprov meminta ini diaudit.
"Makanya ini perlu diaudit. Kami minta diaudit," tegas Bakti.
Pemprov Sulsel juga merasa PT Vale tidak komitmen dalam meningkatkan kapasitas produksi. Padahal dalam amandemen kontrak karya, perusahaan itu wajib meningkatkan kapasitas produksi sebesar 25 persen dari rata-rata produksi tahun 2009 sampai dengan 2013.
"Harusnya sekarang mereka produksi 87.500 mt, tapi apa? tahun 2020, jumlah produksi hanya 72.237 mt dan pada tahun 2021 malah turun menjadi 65.388 mt," jelas mantan Penjabat Bupati Bone itu.
"Kalau mau produksi banyak kan harus investasi banyak. Tapi ternyata PT Vale tidak punya cukup modal untuk mengelola," lanjutnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Misteri Kematian Mahasiswa UNG Saat Diksar: Kuburan Digali, 8 Sampel Diambil
-
Edukasi ABCDE: Cara Mudah Kenali Gejala Kanker Kulit Sejak Dini
-
Warga Samalona Hemat Rp2,7 Juta per Bulan Berkat SuperSUN
-
Dulu Dipenjara, Sekarang Jadi Juragan Kosmetik Ilegal! Influencer Ini Kembali Berulah
-
Mamuju Diterjang Banjir! BPBD Sulbar Siagakan Tim Reaksi Cepat