Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 20 September 2022 | 08:31 WIB
Ibu bunuh dua anak di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Setelah itu pelaku gantung diri. Motifnya diduga karena utang [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Polisi mengungkap penyebab awal seorang ibu rumah tangga di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, tega mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.

Sebelumnya gantung diri, ibu tersebut membunuh dua anaknya dengan memberikan pestisida untuk diminum.

Penyebabnya diduga karena utang. Hal tersebut diketahui dari rekaman suara korban yang beredar di media sosial.

Korban bernama Bariani (37 tahun) itu diketahui punya utang. Hal tersebut menjadi beban pikirannya. Karena sudah jatuh tempo untuk dibayar.

Baca Juga: Ibu Gantung Diri dan 2 Anak Minum Racun di Kabupaten Pinrang

"Iya, diduga karena utang yang tidak mampu dibayar dan jadi beban," ujar Kapolres Pinrang AKBP Roni Mustofa saat dikonfirmasi, Selasa, 20 September 2022.

Korban diketahui masih sempat mengirimkan pesan suara dalam bahasa Bugis ke suaminya. Rekaman itu dikirim lewat aplikasi Whatsapp. Setelah mencekoki anaknya dengan racun.

Salah satu isi rekaman yang beredar luas di media sosial adalah korban sudah tidak mampu lagi menanggung utang tersebut. Daripada sakit memikirkannya, ia memilih mengakhiri hidupnya.

Korban juga berulang kali meminta maaf kepada suaminya. Ia mengaku terpaksa membunuh dua anaknya. Agar tak menjadi beban bagi keluarga.

Kata Roni, rekaman itu benar. Bukti rekaman jadi penunjuk bagi polisi untuk mengungkap penyebab aksi bunuh diri tersebut.

Baca Juga: Viral Video Polisi Pukuli Emak-emak, Ternyata Gara-gara soal Ikan

Apalagi dari hasil autopsi rumah sakit, di tubuh ketiga korban juga tidak ada tanda-tanda kekerasan.

"Iya, soal rekaman betul," ungkap Roni.

Seperti diketahui, warga Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan dibuat geger dengan aksi bunuh diri seorang ibu rumah tangga, Senin, 19 September 2022. Ironisnya, dua anaknya ikut dibunuh dengan cara mencekoki racun.

Camat Tiroang, Ansar Maramat mengatakan korban punya empat anak. Dua anaknya juga meninggal.

Korban masih duduk di bangku SD dan TK. Sementara, suami korban berprofesi sebagai peternak itik.

Korban pertama kali ditemukan oleh suaminya. Saat kejadian diketahui korban sedang ke sawah.

"Anaknya ditemukan dulu meninggal di atas karpet di dalam kamar. Tidak jauh, istrinya sudah tergantung," kata Ansar.

Ia mengaku di lokasi polisi menemukan gelas yang berisi cairan cokelat. Diduga adalah pestisida.

Catatan Redaksi: Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecenderungan bunuh diri, silakan hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.

Bisa juga Anda menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com dan telepon di 021 9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan, 24 jam.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More