SuaraSulsel.id - Fitriani, mahasiswi Universitas Hasanuddin Makassar menghembuskan nafas terakhirnya, Sabtu, 10 September 2022.
Ia ditemukan terjatuh di asrama mahasiswa kampus Unhas, sehari sebelumnya. Mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Unhas itu ditemukan tergeletak di lantai II asrama mahasiswa (Ramsis) II blok D.
Sayangnya, Fitriani tidak langsung mendapat penanganan medis. Korban disebut tidak punya uang untuk biaya pengobatan.
Kawan korban, Fika Saputri mengatakan Fitriani juga tak punya BPJS Kesehatan. Untuk biaya kuliah, Fitriani hanya mengandalkan beasiswa Bidik Misi.
"Kondisi keluarganya kurang mampu. Bapaknya petani, sementara ibunya hanya bantu-bantu masak di kampung (Pinrang)," ujar Fika.
Teman kuliahnya lantas membuka donasi untuk biaya pengobatan Fitriani. Ia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Pendidikan Unhas.
Kata Fika, kondisi korban saat itu sudah tak sadarkan diri. Dari keterangan pihak rumah sakit, Fitriani mengalami mati syaraf di batang otak.
"Katanya sudah tidak ada yang bisa dilakukan. Jadi kita minta orang tuanya ke Makassar. Mereka pasrah dan bawa pulang paksa korban ke Pinrang," bebernya.
Direktur Rumah Sakit Pendidikan Unhas Siti Maisuri Tadjuddin Chalid menjelaskan hasil pemeriksaan di IGD menyebut korban sudah dalam MBO (mati batang otak). Saat sampai di rumah sakit. Pihaknya sempat mempersiapkan operasi emergency, tetapi kondisi pasien tidak memungkinkan.
Baca Juga: Ribuan Gedung Sekolah Rusak, Beasiswa Nihil, Peran Pemkab Cianjur Dipertanyakan?
"Walaupun tidak punya BPJS, tapi kami langsung berkomunikasi dengan rektorat. Ada jaminan yang menandatangani persetujuan operasi (informed consent), bukan jaminan pembiayaan," ujar Siti saat dikonfirmasi.
Korban juga sudah diberi pertolongan pertama. Kata Siti, ia sempat berkomunikasi dengan dokter bedah dan anastesi untuk segera melakukan operasi.
Namun, tanda-tanda kematian batang otak sudah terlihat. Hal itu tidak memungkinkan untuk melakukan operasi.
"Kami sudah melakukan yang terbaik. Setelah diinformasikan ke keluarga dan keluarga minta pasien dibawa pulang. Itu pun juga dengan bantuan dari Unhas. Tidak ada pembiayaan yang membebani keluarga pasien," jelasnya.
Polisi Lakukan Penyelidikan
Sebelumnya, polisi menyebut pengelola asrama dan pihak rumah sakit lalai. Kasus ini sedang dalam tahap penyelidikan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Orang Aceh Ada di Logo Kota Salem, Gubernur Aceh Kirim Surat ke Amerika Serikat
Pilihan
-
Gaduh Pemblokiran Rekening, PPATK Ngotot Dalih Melindungi Nasabah
-
Siapa Ivan Yustiavandana? Kepala PPATK Disorot usai Lembaganya Blokir Rekening Nganggur
-
Siapa Ratu Tisha? Didorong Jadi Ketum PSSI Pasca Kegagalan Timnas U-23
-
6 Rekomendasi HP dengan Kamera Canggih untuk Konten Kreator 2025
-
4 Rekomendasi HP Murah Vivo Memori Besar, Harga Terjangkau Sudah Spek Dewa
Terkini
-
6 Cara PLN Menghindari Korsleting atau Arus Pendek Listrik di Rumah
-
7 Pelanggaran Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas di Sulawesi Selatan
-
Wali Kota Makassar Percepat Pembangunan Stadion Untia, Belajar Langsung ke JIS
-
6.624 Honorer Sulsel Akhirnya Terima SK PPPK, Cek Siapa yang Lolos!
-
Gubernur Sulsel dan Ketua TP PKK Dikukuhkan Sebagai Ayah dan Bunda Generasi Berencana