SuaraSulsel.id - Polisi menyelidiki kasus jatuhnya Fitriani, mahasiswi fakultas Budaya Universitas Hasanuddin Makassar di Asrama Mahasiswa (Ramsis). Insiden itu dianggap faktor kelalaian pengelola asrama.
Fitriani dikabarkan meninggal dunia karena terjatuh di Ramsis II blok D. Peristiwa itu terjadi pada Jumat, 9 September 2022.
Ia ditemukan tergeletak di lantai II oleh cleaning service sekitar pukul 06.00 wita, pagi.
"Kronologisnya, Fitriani keluar kamar menuju kamar mandi untuk buang air kecil. Kondisinya sedang tidak sehat. Mungkin masih ngantuk, namun bukannya belok ke kamar tapi lurus. Sementara pada saat lurus, tidak ada pagar pengamannya itu asrama. Rusak. Pengelola tidak perbaiki. Lurus ini anak, jatuh sampai lantai II," beber Kapolsek Tamalanrea, Kompol Saharuddin saat dikonfirmasi, Sabtu, 10 September 2022.
Baca Juga: Mahasiswi Unhas Ditemukan Tewas Terjatuh di Asrama Mahasiswa
Usai ditemukan terjatuh, Fitriani tak langsung dibawa ke rumah sakit. Korban berusaha diberi pertolongan oleh penghuni asrama terlebih dahulu.
Namun karena kondisinya semakin kritis, ia dilarikan ke rumah sakit oleh teman-temannya. Bukannya segera dirawat, rumah sakit disebut sempat membiarkan korban.
"Jam 12.30 wita, dibawa ke rumah sakit (pendidikan) Unhas karena kondisinya mulai memburuk. Namun sayangnya tidak ditangani langsung, dia ditangani nanti jam 12 malam lewat. Sudah tidak bisa dioperasi, kepala sudah bengkak," beber Saharuddin.
Karena kondisinya makin kritis, keluarganya meminta agar mahasiswi angkatan 2018 itu sebaiknya dibawa kembali ke kampung. Di dalam perjalanan, Fitriani disebut mengembuskan nafas terakhirnya.
Saharuddin mengaku sangat menyayangkan pengelola asrama dan pihak rumah sakit dalam kasus ini. Mereka dianggap lalai.
"Dua kelalaian di sini. Satu, tidak ada pengaman di lantai III. Kemudian, lambat penanganannya dari rumah sakit. Harusnya langsung ditangani, tapi ini ditunggu sampai tengah malam baru dapat dirawat," tegasnya.
Polisi lalu membuat laporan model A untuk mengusut kasus jatuhnya Fitriani. Artinya, aduan dibuat oleh internal kepolisian untuk penyelidikan, tak perlu dari pihak keluarga.
"Sudah ada beberapa kita saksi kita periksa walau tidak ada laporan. Kita malah buatkan laporan polisi model A untuk periksa pengelolanya Ramsis. Jangan mengabaikan hal seperti itu. Jangan sampai ada korban lagi, kasihan anaknya orang dari jauh sekolah. Kasihan sekali. Kami selalu tunggu keluarga untuk buat laporan. Kita akan tangani," tegas Saharuddin.
Sementara, salah satu teman korban mengaku alasan rumah sakit menolak penanganan operasi terhadap Fitriani karena korban tidak punya BPJS. Sementara, kondisi perekonomian korban juga tidak mampu.
"Katanya operasinya butuh dana yang besar. Belum lagi alat-alat yang dipasang di tubuhnya mahal," ujar anak yang enggan disebut namanya itu.
Pihak rumah sakit disebut butuh jaminan sebelum melakukan tindakan operasi. Mereka lalu meminta kedua orang tua korban yang ada di Kabupaten Pinrang untuk segera ke kota Makassar.
Sejumlah mahasiswa juga buka open donasi untuk membantu biaya pengobatan korban.
"Kita telepon orang tuanya supaya ke Makassar agar bisa jadi jaminan. Tapi sampai di sini, mereka bicara sama dokter. Dokter sudah angkat tangan karena kondisinya sudah tidak mungkin. Jadi orang tuanya pasrah dan bawa Fitri ke Pinrang," bebernya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
-
Mengintip TPA Tamangapa, TPA Terbesar di Pulau Sulawesi
-
Jangan Kaget, Ini 5 Fakta Jurusan Kedokteran yang Jarang Diketahui
-
5 Daftar Student Exchange Buat Tahun 2025: Syarat, Benefit dan Deadline
-
Bias Antara Keadilan dan Reputasi, Mahasiswi Lapor Dosen Cabul Dituduh Halusinasi
-
Kuliah S2 di Australia dengan Biaya Lokal, Bagaimana Caranya?
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Perintah Prabowo! Dua Proyek Bendungan di Sulsel Tidak Dilanjutkan
-
Dua Hari Satu Malam! Perjalanan Ekstrem Antar Logistik Pilkada ke Desa Terpencil di Sulsel
-
Terungkap! Sanksi Dosen Pelaku Pelecehan Seksual di Unhas Tidak Berat
-
Daftar Pemain PSM Makassar Dipanggil PSSI untuk Piala AFF 2024
-
Kinerja Cemerlang BRI: Sunarso Dedikasikan Penghargaan The Best CEO untuk Insan BRILiaN