Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Sabtu, 03 September 2022 | 16:04 WIB
Sejumlah pengendara memadati SPBU di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Makassar, sebelum harga BBM naik Pukul 14.30 WIB [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara Tambing]

SuaraSulsel.id - Sejumlah warga Makassar mengaku mengetahui pemerintah mengumumkan menaikkan harga BBM dari media sosial. Sehingga, mereka langsung bergegas menuju SPBU.

Sampai di SPBU ternyata kendaraan yang antre sudah sangat banyak.

"Jakarta dan Makassar beda sejam. Jadi masih ada kesempatan untuk kasih penuh tangki. Walau harus antre panjang begini," kata salah satu pengendara mobil, Iswanto, Sabtu 3 September 2022.

Pengendara lain, Yusuf Mansyur mengaku sangat kecewa. Masyarakat seolah kena prank oleh pemerintah.

Baca Juga: BBM Resmi Naik, Ini Penampakan Sejumlah SPBU di Cianjur, Warga: Pas Isi Kata Petugas Harganya Naik

Bagaimana tidak. Pengendara mobil box itu mengaku rela antre hingga berjam-jam demi mengisi solar pada tanggal 31 Agustus lalu. Ternyata keesokan harinya BBM tidak naik.

"Pas kita lengah karena kasus Sambo, pemerintah tiba-tiba naikkan harga. Padahal kemarin saya antre di SPBU Sudiang lima jam demi isi solar, besoknya ternyata tidak naik. Luar biasa pak Jokowi prank masyarakat," keluhnya.

Yusuf mengaku hidupnya saat ini sudah seperti lagu Iwan Fals. "BBM naik tinggi, harga susu tidak mampu terbeli".

"Sudah kayak lagu Iwan Fals ini hidup, mbak. BBM naik, harga bahan pokok juga pasti ikut naik. Kita tidak mampu belikan anak susu," ujarnya sambil berkelakar.

Hingga kini belum ada terlihat petugas kepolisian di SPBU untuk melakukan pengamanan. Walau antrean semakin padat.

Baca Juga: BBM Jadi Naik Hari Ini, Pedagang Minyak Eceran di Riau Kecolongan: Tak Sempat Siapkan Stok

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah terpaksa menaikkan harga BBM di pasar domestik. Karena belanja subsidi tetap meningkat di APBN Tahun 2022. Meskipun harga minyak dunia menurun dalam beberapa waktu terakhir.

Sri Mulyani dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, mengatakan pemerintah melakukan perhitungan dengan berbagai skenario perubahan harga minyak mentah Indonesia ("Indonesian Crude Price"/ICP) dan dampaknya terhadap besaran subsidi di APBN tahun berjalan.

Dengan asumsi ICP berada di bawah harga 90 dolar AS per barel atau pun mengambil asumsi rata-rata dalam satu tahun di rentang 97-99 dolar AS per barel. Maka belanja subsidi energi tetap akan naik dari anggaran yang dialokasikan pemerintah sebesar Rp502,4 triliun.

“Dengan perhitungan ini, maka angka kenaikan subsidi yang waktu itu sudah disampaikan di media dari Rp502 triliun tetap akan naik, tidak menjadi Rp698 triliun, namun Rp653 triliun. Kami terus melakukan penghitungan,” ujarnya.

Sri Mulyani memberikan gambaran jika harga ICP berada di 85 dolar AS per barel, maka subsidi akan tetap bertambah dari Rp502 triliun menjadi Rp640 triliun.

“Ini adalah kenaikan Rp137 triliun atau Rp151 triliun tergantung dari harga ICP,” ujarnya.

Pemerintah, kata Sri Mulyani, akan terus mencermati harga minyak dunia. Karena kondisi geopolitik dan proyeksi ekonomi dunia yang masih sangat dinamis.

Presiden Jokowi menyatakan pemerintah akan mengalihkan subsidi BBM untuk bantuan sosial yang lebih tepat sasaran. Karena itu, dengan adanya pengalihan subsidi BBM, maka akan terjadi penyesuaian harga BBM.

Load More