SuaraSulsel.id - Pengelola Pasar Butung Kota Makassar inisial AY ditetapkan dalam daftar pencarian orang (DPO) oleh pihak Kejaksaan Negeri Makassar. Polisi pun melakukan penutupan sementara.
Dalam video yang beredar di media sosial, Pasar Butung yang merupakan pasar grosir terbesar di Kota Makassar ditutup pada Kamis, 1 September 2022. Pasar grosir yang terletak di Jalan Sulawesi itu juga dijaga sejumlah aparat kepolisian.
"Tutup, tutup. Jangan ada yang pergi ke Pasar Butung. Yang punya pasar Butung dicari korupsi Rp15 M," ujar seorang perempuan dalam video tersebut.
AY diketahui ditetapkan sebagai DPO. Setelah mangkir dari panggilan pemeriksaan. Ia bakal diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi dana sewa lost dan jasa produksi di Pasar Butung.
Kepala Kejaksaan Negeri Makassar, Andi Sundari mengaku sudah menerbitkan surat DPO untuk AY. Ia sudah tiga kali mangkir dari panggilan sebagai saksi.
"Iya, sudah diterbitkan surat DPO," kata Andi Sundari, Kamis, 1 September 2022.
Direktur Utama PD Pasar Makassar Ichsan Abduh juga mengaku pasar Butung tutup sejak kemarin. Namun ia menegaskan pengelolaan Pasar Butung bukan di bawah kendali perusahaan daerah. Pasar itu ditangani oleh Koperasi Bina Duta.
"Secara de facto, pengelolaannya bukan di kami. Ada pengelolanya, yang dari berita diketahui sedang berproses hukum," ungkap Ichsan.
Ichsan mengaku sedang berkoordinasi dengan Pemkot Makassar untuk pengoperasiannya. Namun, pihaknya cukup berhati-hati sebab pengelolanya sedang berproses secara hukum.
Baca Juga: Persib Banyak Kebobolan di Liga 1, Begini Penyesalan Nick Kuipers
"Kami lagi koordinasi dengan Pemkot Makassar bagaimana ke depan. Karena kita juga takut ini, cukup berisiko. Ini kan lagi berproses hukum ya," tambahnya.
Seperti diketahui, Kejaksaan saat ini sedang menyelidiki aliran dana terkait sewa lost dari pedagang ke pengelola. Ternyata ada uang yang diduga tidak disetorkan ke pihak PD Pasar Makassar sejak tahun 2019.
Dalam penyidikan kasus ini, tim jaksa menemukan fakta hukum, yang mengarah pada perbuatan tindak pidana korupsi. Hasil audit ditemukan adanya kerugian negara yang ditaksir mencapai Rp15 miliar.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
Terkini
-
BRI Dukung UMKM Aiko Maju Jadi Pemasok Program MBG di Sitaro
-
Dewan Pers: Kekerasan Terhadap Jurnalis Meningkat
-
Ekspresi Bahagia Ribuan PPPK Pemprov Sulsel Terima SK
-
Kasus 5 Pekerja Jatuh di Jembatan Tarailu, Disnaker Sulbar: Pasti Ada Sanksi
-
BRI Bukukan Laba Rp26,53 Triliun di Tengah Tantangan, Terus Berdayakan UMKM