SuaraSulsel.id - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Nairobi pada Sabtu (27/8) memulangkan 4 orang anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang selama tiga bulan terakhir menghadapi masalah di Somalia.
Keempat ABK Indonesia itu mengalami masalah selama bekerja di kapal Dox Dili di Somaliland, Somalia, menurut keterangan KBRI Nairobi yang diterima di Jakarta, Minggu 28 Agustus 2022.
Para ABK asal Jawa Tengah itu bermasalah karena selama bekerja di kapal Dox Dili sejak Maret 2022, mereka belum juga memperoleh gaji dan menuntut pihak kapal untuk segera membayarkan gaji mereka.
Sebelum tercapainya kesepakatan pada 12 Juni 2022, para ABK Indonesia itu meninggalkan kapal dan kemudian menginap di hotel.
Para ABK itu mengaku mendapat janji dari agen pengirim mereka di Indonesia akan bertanggung jawab untuk memulangkan mereka ke Indonesia.
Pihak kapal Dox Dili menolak memulangkan para ABK karena mereka telah mengeluarkan banyak uang untuk mendatangkan para ABK dari Indonesia. Pihak Dox Dili meminta para ABK kembali bekerja dan berjanji gaji akan dibayarkan, namun para ABK bersikukuh tidak mau kembali bekerja.
Setelah lewat satu bulan tanpa kesepakatan, pihak kapal akhirnya mengizinkan para ABK pulang ke Indonesia dengan syarat membeli tiket sendiri dan membayar hotel yang mereka tempati sejak awal Juni.
Atas tekanan KBRI Nairobi, akhirnya pihak Dox Dili berjanji membelikan tiket untuk kepulangan para ABK ke Indonesia, namun menolak untuk membayarkan hotel tempat para ABK menginap hampir dua bulan, dengan alasan bukan pihak kapal yang menempatkan mereka di hotel tersebut.
"Permasalahannya adalah para ABK mengaku tidak punya uang, sedangkan agen pengirim dari Indonesia saudara L tidak bertanggung jawab dan menghilang, serta tidak bisa dihubungi," kata KBRI Nairobi.
Baca Juga: Menko Airlangga: 3 Wilayah KEK Hasilkan Investasi Rp 29,1 Triliun
Menurut KBRI, permasalahan kelima ABK yang bekerja pada kapal Dox Dili tersebut menambah panjang daftar ABK asal Indonesia yang menghadapi masalah di Somalia.
Sebelumnya, KBRI Nairobi telah memulangkan lebih dari 24 ABK yang menghadapi masalah saat bekerja di kapal-kapal berbendera China Liao Dong Yu.
Duta Besar RI untuk Kenya Mohamad Hery Saripudin mengatakan bahwa banyak permasalahan dari ABK Indonesia yang bekerja di luar negeri timbul dari ketidakberesan prosedur pengiriman dari Indonesia serta tidak bertanggung jawabnya agen pengirim para ABK.
"Di samping itu juga para ABK yang tidak memiliki bekal pengetahuan yang cukup tentang wilayah kerja mereka di luar negeri," ujarnya.
Dubes Hery menyampaikan terima kasih atas kerja sama dan dukungan Kementerian Luar Negeri RI, Konsul Kehormatan RI di Somalia, dan Senator Somalia asal Hargeisha sehingga pemulangan para ABK asal Jawa Tengah itu dapat terselesaikan.
Dubes Hery juga meminta agar dilakukan pemeriksaan terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab, termasuk agen pengirim para ABK ke Somalia yang telah menyebabkan kekisruhan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
Terkini
-
BRI Dukung UMKM Aiko Maju Jadi Pemasok Program MBG di Sitaro
-
Dewan Pers: Kekerasan Terhadap Jurnalis Meningkat
-
Ekspresi Bahagia Ribuan PPPK Pemprov Sulsel Terima SK
-
Kasus 5 Pekerja Jatuh di Jembatan Tarailu, Disnaker Sulbar: Pasti Ada Sanksi
-
BRI Bukukan Laba Rp26,53 Triliun di Tengah Tantangan, Terus Berdayakan UMKM