Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 12 Agustus 2022 | 15:05 WIB
Siti Asune setiap hari mengajar di SMA Muhammadiyah Kota Bitung menuju rumah melewati jalan tol [BeritaManado.com]

SuaraSulsel.id - Siti Asune setiap hari mengajar di SMA Muhammadiyah Kota Bitung. Beberapa hari ini menjadi perbincangan publik di Sulawesi Utara.

Mengutip BeritaManado.com -- jaringan Suara.com, Siti mendapat ijin khusus. Sehingga bisa melewati jalan tol dengan sepeda motor. Setiap hari dari rumah ke tempat kerja. Begitu juga sebaliknya.

“Pokoknya semenjak pembangunan tol melewati Kelurahan Kakenturan I Lingkungan II RT 9, kami kehilangan akses masuk rumah dan terisolir,” kata Siti kepada wartawan, Kamis 11 Agustus 2022.

Tidak hanya rumah miliknya, ada sekitar dua hingga tiga rumah juga terisolir. Tak ada akses akibat pembangunan jalan tol.

Baca Juga: DPRD Minta Pemprov Segera Tuntaskan Pembebasan Lahan Jalan Tol Jambi-Rengat

“Kalau rumah lain, masih ada akses alternatif. Tapi, rumahnya saya memang tidak ada selain jalan tol, karena di belakang rumah bukit dan depan jalan tol,” katanya.

Dengan kondisi itu, Siti mengaku sudah dari awal mengajukan permohonan agar rumahnya ikut dibebaskan oleh pihak tol. Namun, pihak tol menyatakan bidang tanah yang ditinggali tidak masuk dalam area pembebasan.

Permohonan itu, lanjut Siti, diajukan dua tahun sebelumnya semenjak akses yang setiap hari digunakan bersama beberapa tetangganya terkena proyek pembangunan tol.

“Bukan masalah harga sampai kami kehilakangn akses masuk rumah, tapi alasannya rumah saya tidak kena dalam rencana pembebasan. Kami sudah berapa kali melapor ke pihak tol hingga PPK pembebasan lahan, tapi jawabannya diminta untuk bersabar,” katanya.

Siti Asune setiap hari mengajar di SMA Muhammadiyah Kota Bitung menuju rumah melewati jalan tol [BeritaManado.com]

Rawan Lakalantas

Baca Juga: Mobil Fortuner Nekad Lawan Arus di Jalan Tol, Warganet: Tabrak

Rumah Siti sendiri tepat berada di KM 38 800 Tol Manado-Bitung atau tepatnya berada di pintu keluar Pelabuhan Petikemas Kota Bitung. Dan akses tol ini setiap hari digunakan Siti bersama keluarga jika hendak berpergian dan pulang ke rumah.

“Dulunya sempat dilarang, tapi setelah pihak tol melihat akses rumah yang hilang akibat jalan tol baru diijinkan. Katanya, boleh asalkan tidak melawan arus,” katanya.

Akibatnya, disaat hendak pulang ke rumah, Siti harus memutar hingga ke pintu masuk tol kemudian berbalik mengikuti jalur keluar hingga ke KM 38 800.

“Terus terang sangat tidak nyaman. Karena mobil yang masuk tol selalu kecepatan tinggi, apalagi di lokasi putar balik, di situ saya sangat takut saat menyeberang,” katanya.

Dirinya mengaku, setiap hari menggunakan sepeda motor di jalan tol, nyawa adalah taruhannya. Dan ia mengaku pernah terserempet mobil.

“Kami hanya minta agar proses pembebasan dilakukan secepatnya, karena setiap hari sangat rawan mengalami lakalantas. Semoga pihak tol dan pemerintah segera merealisasikan pembebasan atau menyiapkan akses yang lebih aman,” katanya.

Load More