"Kita rencana operasi di bulan Oktober. Panjangnya kurang lebih 71 Km dari Maros ke Barru. Ini akan menjadi peradaban baru bagi Sulawesi Selatan," ujar Kepala Balai Pengelolaan Kereta Api Sulawesi Selatan, Amanna Gappa.
Pengoperasian perdana sudah bisa digunakan untuk angkutan penumpang. Kata Amanna, ada dua unit kereta sementara yang disiapkan untuk tahap pertama. Setiap unit dilengkapi dengan tiga gerbong.
"Kapasitas kereta sementara bisa mengangkut sekitar 100 penumpang. Untuk kereta baru sedang diproduksi di Madiun, perkiraan triwulan II tahun 2023 sudah ada di Makassar," ujarnya.
Tarifnya juga cukup murah karena skema subsidi. Hanya berkisar Rp5.000 sampai Rp10.000.
Baca Juga: ITB Ditunjuk Pimpin Riset Pengembangan Kereta Api Ringan Hybrid dan Cerdas
"Kita sudah ada kontrak dengan penyelenggara sarana. Angkutan ini ditanggung pemerintah lewat skema perintis. Artinya, berbiaya murah. Kita belum target komersil," ujarnya.
Ia menambahkan pihaknya sedang aktif mensosialisasikan keberadaan kereta api di Sulsel. Harapannya agar masyarakat beralih transportasi dari moda darat ke moda kereta api.
Dibuat Lebih Spesial
Kepala Seksi Peningkatan dan Perawatan BPKA Sulsel Arief Sudiatmoko menambahkan kereta api di Sulawesi Selatan dibangun lebih spesial dibanding Jawa dan Sumatera. Mulai dari ukuran rel hingga kecepatannya.
"Jalur kereta api di sini spesifikasi teknisnya lebih unggul dibanding di Pulau Jawa dan Sumatera. Lebar rel 1.435 milimeter, sedangkan di Jawa hanya 1.067 milimeter," ujarnya saat ditemui di kantornya, baru-baru ini.
Baca Juga: Hari Anak Nasional, KAI Ajak Siswa Berkenalan dengan Transportasi Kereta Api
Dengan lebar rel itu, kecepatan maksimal kereta api di Sulawesi Selatan bisa mencapai 200 kilometer per jam. Sementara di Jawa, kecepatan tertinggi hanya 120 kilometer per jam.
Rel di Sulawesi Selatan juga mampu menahan beban yang lebih berat.
Pada rel di Jawa, jumlah beban yang bisa ditahan ialah 18 ton, sedangkan di sini mampu menahan beban 22,5 ton. Dengan demikian, kereta api Sulawesi Selatan akan memiliki kapasitas angkut yang lebih besar.
Kereta api di Sulawesi Selatan juga dirancang tidak memiliki pelintasan sebidang, sehingga perjalanan kereta tidak akan mengganggu lalu lintas jalan raya. Maka risiko kecelakaan tabrakan kereta api dengan kendaraan, mobil atau sepeda motor bisa dikatakan tidak ada.
"Yang paling penting adalah bebas banjir," ujarnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
-
Amanna Gappa: Perintah Menteri Perhubungan, Rel Kereta Api Makassar - Maros di Atas Tanah
-
Anggota DPR RI Akan Bertemu Menteri Perhubungan, Cari Solusi Terkait Jalur Rel Kereta Api di Makassar
-
Wali Kota Makassar Tolak Pembangunan Rel Kereta Api di Atas Tanah: Melanggar Tata Ruang dan Menimbulkan Banjir
Terpopuler
- Kemarin Koar-koar, Mertua Pratama Arhan Mewek Usai Semen Padang Tak Main di Liga 2
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
- Resmi! Bek Liga Inggris 1,85 Meter Tiba di Indonesia Akhir Pekan Ini
- Rekomendasi Aplikasi Penghasil Uang Resmi Versi Pemerintah Mei 2025, Dapat Cuan dari HP!
- Lesti Kejora Dipolisikan karena Cover Lagu Yoni Dores, Ariel NOAH Pasang Badan: Kenapa Dipidanakan?
Pilihan
-
Hasil Drawing Piala Dunia U-17: Timnas Indonesia U-17 Langsung Bertemu Brasil
-
Wacana Dana Parpol Naik 10 Kali Lipat, Wakil KPK Sebut Agar Tidak Ada Korupsi
-
5 Rekomendasi Sunscreen Terbaik 2025, Anti Aging Auto Bikin Glowing
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP di Bawah Rp5 Juta, Layar AMOLED Lensa Ultrawide
-
5 Rekomendasi HP Xiaomi Rp 1 Jutaan dengan Spesifikasi Gahar Terbaik Mei 2025
Terkini
-
identitas Unhas Raih Penghargaan Bergengsi di Ajang ISMA-SPS Award 2025
-
Petani Bone Kaya Mendadak! Pisang Cavendish Tembus Pasar Korea, Permintaan Menggila!
-
Miris! SD Negeri di Pelosok Ini Terancam Tutup Karena Ditinggal Murid
-
Guru Ngaji Ditangkap Densus 88 di Gowa: Diduga Terlibat Terorisme dan Simpan Bom Rakitan?
-
BRI Terus Kawal Mimpi Anak Muda di Pentas Sepak Bola Lewat Sponsorship GFL Series 3