SuaraSulsel.id - Polisi menetapkan tersangka pada kasus tewasnya seorang satpam yang tertindih pagar. Saat mengamankan demonstrasi di Kejari Kota Palopo, Sulawesi Selatan.
Kasat Reskrim Polres Palopo Iptu Akhmad Risal mengatakan, pihaknya sudah mengamankan sembilan mahasiswa dan ditetapkan jadi tersangka. Sementara dua orang lainnya statusnya masih buron.
Kata Risal, 11 orang ini ditetapkan jadi tersangka sejak Sabtu, 23 Juli 2022 kemarin. Mereka terbukti melakukan aksi anarkis yang mengakibatkan pagar di Kejari Palopo rubuh dan menimpah korban, Abdul Azis.
"Sudah sejak hari Sabtu. Ada 11 orang yang ditetapkan tersangka. Dua DPO karena lari," kata Risal saat dikonfirmasi, Minggu, 24 Juli 2022.
Polisi mengamankan sejumlah barang bukti pada kasus tersebut. Diantaranya, bahan bakar jenis Pertamax 1 botol, 2 Mikropon, sound system, 1 buah ban bekas dan satu unit mobil Pickup yang digunakan mengangkut mahasiswa.
"Barang bukti ada beberapa termasuk dari video saat kejadian sempat saling dorong," ungkapnya.
Akibat perbuatannya, para tersangka dijerat pasal pasal 170 dengan ancaman hukuman 12 tahun, pasal 358 dengan ancaman hukuman 4 tahun dan pasal 359 KUHP dengan ancaman hukuman 5 tahun dan Juncto Pasal 55 dan 56.
Seperti diketahui, seorang satpam tertimpa pagar saat mengamankan aksi unjuk rasa di depan Kantor Kejaksaan Negeri, Kota Palopo, Kamis, 21 Juli 2022. Aksi tersebut dilakukan mahasiswa untuk memperingati Hari Adhyaksa.
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Gerakan Mahasiswa Peduli Uang Rakyat (Gempur) memaksa untuk bisa masuk ke dalam gedung. Namun dihalangi oleh petugas keamanan.
Baca Juga: Tawuran Pelajar Pecah di Tanjung Duren Raya, Saksi: Ada yang Bawa Sajam, Dua Orang Ditangkap Warga
Aksi saling dorong dibalik pagar pun terjadi. Karena massa mahasiswa lebih banyak, pagar akhirnya rubuh dan menimpa Abdul Azis.
Walau korban sudah terkapar, mahasiswa masih terus melakukan aksinya.
Sementara, Abdul Azis yang juga pensiunan anggota TNI itu sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Sayang, nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Buntut kejadian itu, pihak keluarga dan warga setempat kemudian menyerang kampus Universitas Andi Djemma pada hari Jumat lalu.
Mereka melakukan pelemparan batu ke kampus dan merobek spanduk yang ada di pagar. Massa meminta pihak kampus bertanggung jawab.
Akhmad Risal mengatakan kondisi kantor Kejari Palopo dan kampus Andi Djemma saat ini sudah kondusif. Namun pihaknya tetap siaga melakukan pengamanan untuk menghindari kejadian serupa.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Pilihan HP Samsung Murah Harga Rp1 Jutaan: RAM 6 GB, Performa Terbaik
- Keluarkan Rp7 Juta untuk Tebus Ijazah Eks Satpam, Wamenaker Noel: Perusahaan Membangkang Negara
- 8 Rekomendasi HP Harga Rp1 Jutaan Spesifikasi Tinggi: Layar AMOLED, Kamera 50 MP!
- 5 Mobil Keluarga Terbaik yang Kuat Tanjakan, Segini Beda Harga Bekas vs Baru
- 6 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 40 Juta: Cocok untuk Pemula dan Ramah di Kantong
Pilihan
-
Daftar Rekomendasi Mobil Bekas Favorit Keluarga, Kabin Lapang Harga di Bawah Rp80 Juta
-
6 Mobil Bekas Kabin Luas Bukan Toyota, Harga di Bawah Rp80 Juta Pas Buat Keluarga!
-
3 Mobil Toyota Bekas di Bawah Rp80 Juta: Kabin Lapang, Hemat Bensin dan Perawatan
-
Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
Terkini
-
Polisi Tembak TNI Gadungan Pencuri Emas dan Ponsel Warga
-
53 Ribu Roti Gratis Dibagikan ke Warga Makassar
-
Petani Sinjai Merana: Banjir 2 Meter Ancam Gagal Panen 4 Hektare Sawah
-
Dari Maros ke Barru Cuma Rp10 Ribu! Ini Jadwal dan Rute Kereta Api Sulawesi Selatan
-
Rebutan Pulau, Sengketa Panas Sulsel dan Sultra di Laut