SuaraSulsel.id - Video seorang anak kecil meronta kesakitan. Dengan kondisi kaki dan tangan terikat di Puskesmas Tombatu, Minahasa Tenggara.
Mengutip BeritaManado.com -- jaringan Suara.com, Kepala Dinas Kesehatan Minahasa Tenggara dr Helny Ratuliu menjelaskan, hasil observasi pada saat di Puskesmas Tombatu, pasien meronta-ronta di ranjang UGD.
Meski sudah dilakukan terapi dengan pemberian obat. Mamun kondisi pasien tidak membaik.
Selama observasi, kondisi pasien di ranjang UGD selalu gelisah. Sehingga ibu pasien memeluk pasien ke luar ruangan UGD. Namun ketika berada di luar, pasien semakin meronta-ronta.
Ibu pasien yang hanya seorang diri tidak mampu menahan pasien yang terus meronta. Sehingga meminta bantuan petugas.
Atas permintaan ibu pasien, petugas berinisiatif mengambil kain kasa. Kemudian mengikat tangan dan kaki pasien.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Helny, petugas kesehatan melakukan itu untuk kebaikan pasien, keluarga, dan juga petugas yang menanganinya.
“Karena berdasarkan pernyataan dari orang tua korban, dua bulan lalu anaknya digigit anjing. Namun belum diberikan vaksin. Jadi itu semua untuk kebaikan pasien, keluarga, dan juga petugas,” ungkap Helny Ratuliu, saat konferensi pers, Senin (18/7/2022).
Kepala Puskesmas Tombatu, dr Dintje M Kojong membenarkan, awal mula kejadian, pasien bersama orang tuanya datang ke puskemas untuk meminta perawatan.
Baca Juga: Kasus Smart Toilet, Wali Kota Makassar Danny Pomanto: Saya Tidak Urus Itu Barang
Setelah dilakukan perawatan, pasien tak kunjung membaik. Terus meronta-ronta sehingga pihak puskesmas merujuk pasien ke Rumah Sakit Noongan.
Diagnosa rujukan memang menyebut suspek rabies. Namun bukan pihaknya yang memvonis pasien terinfeksi rabies.
“Setelah dirujuk ke RSUD Noongan, diagnosa dokter di sana yang menyebut pasien terinfeksi rabies,” jelasnya.
Sementara terkait video yang beredar yang menunjukkan kondisi pasien yang memprihatinkan bukanlah dari petugas.
“Kami perlu menegaskan bahwa bukan petugas medis kami yang merekam itu, jadi pihak puskesmas tidak pernah menyebarluaskannya,” tegasnya.
Pihaknya pun memastikan telah memberikan pelayanan maksimal sesuai dengan standar yang ada.
“Berdasarkan informasi juga pasien meninggal di jalan saat akan dirujuk ke rumah sakit. Tapi dari informasi ini, kami tetap akan terus berkoordinasi dengan pihak rumah sakit,” jelas Dintje Kojong.
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Bareskrim Nyatakan Ijazah S1 UGM Jokowi Asli, Bernomor 1120 dengan NIM 1681/KT
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
Pilihan
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik Mei 2025
-
Profil Nicholas Nyoto Prasetyo Dononagoro, Ketua Koperasi BLN Dugaan Investasi Bodong
-
5 Rekomendasi HP Murah dengan Chipset Snapdragon Terbaik Mei 2025
-
6 'Bansos' Disalurkan Pemerintah Mulai Juni 2025, Ini Daftar dan Sasarannya
-
Profil Arkhan Fikri: Anak Emas Shin Tae-yong, Pemain Muda Terbaik BRI Liga 1
Terkini
-
Miris! SD Negeri di Pelosok Ini Terancam Tutup Karena Ditinggal Murid
-
Guru Ngaji Ditangkap Densus 88 di Gowa: Diduga Terlibat Terorisme dan Simpan Bom Rakitan?
-
BRI Terus Kawal Mimpi Anak Muda di Pentas Sepak Bola Lewat Sponsorship GFL Series 3
-
5 Maklumat MUI Kota Makassar Terkait LGBT
-
Rumah Digeledah di Makassar Terkait Kasus Kredit PT Sritex