Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 29 Juni 2022 | 15:59 WIB
Andi Bahrun Syam, sopir antar daerah dari Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, akan meraih gelar doktor di Kampus Unhas [SuaraSulsel.id/Dokumentasi Pribadi Andi Bahrun]

SuaraSulsel.id - Tak ada yang tak mungkin jika kita berusaha. Begitu prinsip hidup Andi Bahrun Syam. Seorang sopir antar daerah dari Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.

Bahrun berhasil melanjutkan pendidikan hingga strata tiga (S-3) di Universitas Hasanuddin Makassar.

Meski dengan berbagai rintangan dan perjuangan berat, Andi Bahrun mampu 'memetik buah manis' dari usaha keras dan semangat pantang mundur. Bahrun bisa melanjutkan studi ke program pendidikan S3. Kemudian menyelesaikan hingga tuntas.

Andi Bahrun akan ujian promosi doktor di Bidang Administrasi Publik di Kampus Unhas bulan depan. Kisahnya menginspirasi banyak orang.

Baca Juga: Dosen Unhas: Program Lorong Wisata Harus Menjadikan Makassar Kota Inklusif

"InsyaAllah tanggal 7 Juli nanti ujian promosi saya untuk meraih gelar doktor di Unhas," ujarnya kepada SuaraSulsel.id, Rabu, 29 Juni 2022.

Andi Bahrun mengangkat disertasi berjudul Kinerja Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pada Pelayanan Kesehatan Dasar di Kabupaten Sinjai.

Bagaimana kisahnya? Andi Bahrun menceritakan, lahir dari keluarga yang biasa saja. Ia tidak berpikir akan bisa meraih gelar doktor.

Andi Bahrun sudah terbiasa hidup mandiri sejak SMA. Ia harus terpisah dari orang tuanya untuk menempuh pendidikan di Kota Makassar.

Andi Bahrun Syam, sopir antar daerah dari Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, akan meraih gelar doktor di Kampus Unhas [SuaraSulsel.id/Dokumentasi Pribadi Andi Bahrun]

Andi muda bersekolah di SMK 1 Makassar. Berkat keahliannya, ia sambil bekerja di PLN dan perusahaan di Jalan Tol Reformasi sebagai teknisi.

Baca Juga: IKA Perikanan Unhas Akan Literasi Masyarakat di Pesisir dan Pulau-pulau Kabupaten Pangkep

Ia kemudian memilih mengadu nasib ke Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Di sana, Andi sempat menikmati berada di puncak kesuksesannya, walau hanya sementara.

"Di Kendari saya cukup sukses, punya usaha dan ruko tapi pernikahan singkat. Saya putuskan kembali ke Sinjai," ungkapnya.

Andi kemudian memilih untuk kuliah saja. Ia mendaftar di Universitas Muhammadiyah Sinjai.

Demi biaya pendidikan, ia berusaha membeli satu unit mobil untuk digunakan sebagai angkutan umum. Hasilnya disisipkan untuk membayar UKT.

Andi harus cerdas membagi waktu belajar dan bekerja sebagai sopir rute Kabupaten Sinjai- Kota Makassar. Selain itu, Andi juga mengabdi sebagai pegawai K2 di Sekretariat DPRD Sinjai.

"Kalau ada kuliah atau pas kerja, saya rentalkan. Akhirnya berkembang jadi lima unit mobil," kata pria kelahiran tahun 1979 itu.

Setelah gelar Strata 1 diraih, Andi kembali melanjutkan pendidikan magister ke Universitas Bosowa Makassar. Ia mengambil Program Studi Administrasi Publik.

Hasilnya memuaskan. Andi lulus dengan predikat Cumlaude hanya dalam waktu 18 bulan.

"Biaya kuliah itu sebagian besar dari hasil jadi sopir. Sejak S-1 sampai sekarang saya masih jadi sopir, alhamdulillah," ucapnya.

Andi juga diterima sebagai dosen tetap di Universitas Muhammadiyah Sinjai. Kendati sudah berprofesi sebagai dosen, ia masih aktif bekerja sebagai sopir.

Andi Bahrun Syam, sopir antar daerah dari Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, akan meraih gelar doktor di Kampus Unhas [SuaraSulsel.id/Dokumentasi Pribadi Andi Bahrun]

"Mulai dari Rektor, Dekan, dan mahasiswa ku itu selalu jadi penumpangku kalau mau ke Makassar atau dari Makassar ke Sinjai. Almarhum pak Rudiyanto (mantan Bupati), anggota dewan juga selalu jadi penumpangku kalau ke Makassar," katanya.

Perjalanan dan suka duka selama menjadi sopir sudah banyak dirasakan. Membuat Andi makin memahami makna hidup.

Salah satunya bisa beradaptasi dengan banyak orang. Ia juga mampu berkomunikasi dengan baik.

Apalagi di masa pandemi, bisnis rental mobilnya kandas. Namun di balik semua itu, ada keluarga yang selalu mendukungnya.

Orang tua dan pamannya meminta agar Andi bisa menuntut ilmu setinggi-tingginya. Jangan puas hanya dengan gelar magister. Apalagi Menteri Pendidikan meminta agar semua dosen bisa bergelar doktor.

"S-3 ini yang berat sekali tantangannya. Keuangan carut marut. Tapi saya pantang menyerah. Saya harus selesaikan apa yang sudah dimulai," ungkapnya.

"Orang tua bilang kalau tidak sekolah ko, pergi ko itu pikul cangkul. Sekolah ko untuk angkat derajat keluarga," lanjutnya.

Andi Bahrun lalu mendaftar jalur beasiswa yang dibuka oleh Dikti untuk gelar Doktor. Ia berhasil mendapat beasiswa di jalur dosen berprestasi.

Tanggal 7 Juli 2022, Andi Bahrun akan meraih gelar doktornya di Unhas. Ia berhasil menyelesaikan studinya selama empat tahun.

"InsyaAllah kalau tidak ada halangan pak Bupati dan beberapa anggota dewan akan hadir. Saya berharap gelar yang saya dapat bisa berguna untuk Kabupaten Sinjai ke depan," ujarnya.

Mimpinya tak berhenti. Sopir antar daerah itu masih berharap bisa meraih gelar profesor kelak.

"Saya harus profesor. InsyaAllah," katanya bersemangat.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More