Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 09 Juni 2022 | 21:41 WIB
Gumpalan putih menyerupai busa muncul di areal persawahan To’bulo, Dusun Padang Lebane’, Lembang Gasing, Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja jadi perhatian warga [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Warga di To’bulo, Dusun Padang Lebane’, Lembang Gasing, Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja dibuat takjub. Dengan munculnya gumpalan putih menyerupai busa. Dengan bentuk yang unik.

Informasi dari warga di sekitar lokasi, busa atau gumpalan putih tersebut muncul sejak Rabu 8 Juni 2022. Kemudian hari ini terlihat lagi di sejumlah titik persawahan.

Warga mengaku busa yang bentuknya unik tersebut muncul saat pagi. Saat matahari meninggi, busa putih tersebut ikut menghilang.

Kehadiran busa putih yang belum diketahui penyebabnya tersebut menjadi objek wisata sejumlah warga dan pelajar. Mereka mengabadikan momen unik tersebut kemudian mengunggahnya di media sosial.

Baca Juga: BMKG Ingatkan Warga Pesisir Lampung Waspada Banjir Rob, Catat Tanggalnya

Gumpalan putih menyerupai busa muncul di areal persawahan To’bulo, Dusun Padang Lebane’, Lembang Gasing, Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja jadi perhatian warga [SuaraSulsel.id/Istimewa]

Menurut kesaksian seorang warga, busa tersebut muncul dari titik yang ada mata air kecil. Saat busa ini muncul, warga mengaku tidak ada hujan. Tidak ada juga bekas sabun atau benda yang bisa menyebabkan busa.

Prakirawan BMKG Makassar Re'kun Matandung kepada SuaraSulsel.id mengatakan, jika dilihat dari bentuknya, benda tersebut menyerupai busa.

"Tapi bukan awan," kata Re'kun Matandung kepada SuaraSulsel.id, Kamis 9 juni 2022.

Terkait penyebabnya, Rekun menduga bisa berasal dari limbag di sekitar sawah atau sungai. Tidak ada hubungannya dengan awan.

Gumpalan putih menyerupai busa muncul di areal persawahan To’bulo, Dusun Padang Lebane’, Lembang Gasing, Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja jadi perhatian warga [SuaraSulsel.id/Istimewa]

"Kalau munculnya pada pagi hari biasanya embun. Tapi embun tidak setebal seperti gambar yang beredar," kata Re'kun.

Baca Juga: Pesisir Sulawesi Barat Kawasan Paling Aktif Terjadi Gempa Destruktif

Untuk memastikan penyebab munculnya fenomena tersebut, Prakirawaan Re'kun Matandung mengaku masih berkoordinasi dengan petugas BMKG lain.

Load More