SuaraSulsel.id - Minggu subuh, setiap hari paskah adalah yang paling ditunggu anak-anak beragama kristiani di Toraja. Mereka bangun sebelum matahari terbit dan menyelenggarakan pawai obor.
Setiap hari paskah, kumpulan anak-anak yang disebut Sekolah Minggu ini akan menggelar pawai obor. Untuk merayakan peristiwa Kebangkitan Yesus Kristus setelah wafat di kayu salib. Mereka juga berasal dari gereja yang berbeda-beda.
Seperti yang terlihat pada 17 April 2022, dini hari. Ratusan anak-anak kristiani di Toraja Utara berkeliling sambil berjalan kaki membawa obor.
Mereka membuat obor tradisional dari bambu dan dirancang sedemikian rupa agar terlihat lebih menarik. Ada yang dibentuk salib, ada juga yang dibentuk seperti rumah khas Toraja atau Tongkonan.
Obor itu kemudian diarak sepanjang jalan dan berhenti di lapangan Bakti Rantepao. Di tempat itu mereka berdoa dan menyanyikan kidung-kidung rohani sebagai tanda sukacita dan kegembiraan menyambut peristiwa kemenangan Yesus Kristus atas maut.
Setelah pawai, mereka akan kembali ke gereja masing-masing untuk ibadah subuh. Tentu saja setelahnya dilanjutkan dengan mencari telur paskah.
Paskah dimaknai oleh umat Kristen dan Katolik sebagai pemenuhan nubuat alkitab tentang mesias yang akan bangkit dari kematian dan memberikan kehidupan kekal di surga kepada mereka yang percaya.
Pendeta Gereja Toraja, Alfred Rantedatu mengatakan perayaan paskah selalu diawali dengan kamis putih, jumat agung, sabtu suci dan puncak paskah.
Paskah datang setelah peringatan malam agung, yang dirayakan antara matahari terbenam pada sabtu paskah dan matahari terbit pada minggu paskah.
Baca Juga: 10 Ucapan Selamat Paskah 2022, Siap Dibagikan ke Status WA dan Media Sosial Lain!
"Itu kenapa umat Kristen merayakan paskah saat matahari terbit," ujarnya.
Menurut Alfred, paskah punya makna yang sangat besar. U mat kristen selalu menyambutnya dengan suka cita.
Sementara, obor diidentikkan dengan cahaya di tengah kegelapan. Sama seperti kebangkitan kristus yang akan jadi cahaya bagi umat manusia.
Sebenarnya, kata Alfred, pawai obor bukanlah hal yang wajib. Namun sudah menjadi tradisi sejak dulu sehingga rasanya ada yang hilang jika dilewatkan tiap tahunnya.
"Pawai obor seperti sukacita terang. Kita yang percaya kristus harus menjadi terang dan damai bagi semua," tukasnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Calon Pengganti Ole Romeny Tiba di Jakarta! Langsung Bela Timnas Indonesia di FIFA Matchday?
-
Emas Antam Kembali Menggeliat, Cek Harga Terbaru
-
Sedetik Bawa FC Utrecht ke Liga Europa, Miliano Jonathans Cetak Rekor untuk Timnas Indonesia
-
Panas! Alex Pastoor Serang Rekan Miliano Jonathans: Kenapa Itu Harus Diucapkan?
-
Klub Miliano Jonathans Selangkah Lagi Cetak Sejarah di Liga Eropa
Terkini
-
Gubernur Sulsel Perintahkan Kenaikan Pajak Ditunda dan Dikaji Kembali
-
Bocah Viral Pemungut Sisa Kue di Gowa Dapat Hadiah Sepeda dari Gubernur Sulsel
-
Gubernur Sulsel Tanggung Biaya Pengobatan Semua Korban Aksi Unjuk Rasa Bone
-
Uang Palsu Kembali Gegerkan Gowa! 2 Wanita Ditangkap
-
Sekda Sulsel: Pencegahan TPPO Harus dengan Pendekatan Lintas Sektor