Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 11 April 2022 | 15:46 WIB
Seorang Polisi Lalu Lintas melakukan ritual. Menyiram air di seluruh sisi bangunan Pos Lantas yang baru diresmikan di Kota Kendari, Senin 11 April 2022 [Telisik.id]

SuaraSulsel.id - Takut peristiwa pembakaran Pos Polisi Lalu Lintas atau Pos Lantas dibakar pengunjuk rasa, terlihat seorang polisi lalu lintas melakukan ritual. Menyiram air di seluruh sisi bangunan Pos Lantas yang baru diresmikan.

Polisi tersebut berharap agar demonstrasi hari ini berjalan aman dan kondusif. Tidak terjadi lagi pembakaran Pos Lantas seperti sebelumnya.

Mengutip Telisik.id -- jaringan Suara.com, aksi unjuk rasa yang berlangsung pada Senin (11/4/2022) di Kota Kendari, membuat beberapa kantor di sekitar lokasi unjuk rasa ditutup rapat.

Hal ini dilakukan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kejadian-kejadian sebelumnya.

Baca Juga: Massa Mahasiswa Makin Menyemut Dekati Istana, Polisi Panik Langsung Pasang Barikade dan Kawat Berduri

Tiga tahun lalu, 26 September 2019 dimana massa bentrok dengan pihak aparat, hingga beberapa kendaraan dan fasilitas negara habis terbakar.

Salah satu fasilitas yang hangus dibakar massa adalah Pos Lantas Taman Kota Kendari. Kebakaran itu menyebabkan seluruh kendaraan dan Pos Lantas hangus dibakar massa.

Dan setelah dua tahun, pos tersebut baru dibangun kembali, dan baru diresmikan bulan Maret 2022.

Mahasiswa yang tergabung dalam massa Aksi 11 April, memadati Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara. Menyampaikan aspirasi dan tuntutan mereka.

Salah satu mahasiswa, Irfan mengatakan, mahasiswa kini berdiri tegak sebagai oposisi. Karena mereka menganggap pihak oposisi terhadap pemerintah sat ini lemah dalam mengkritik kebijakan pemerintah.

Baca Juga: Aksi 11 April Ricuh: Mahasiswa Enrekang Dipukul Polisi, Gedung DPRD Palopo Dilempari Batu

"Kami harus bertindak sebagai pengawas dan pengontrol kebijakan pemerintah, karena pihak oposisi hari ini lemah," tegas Irfan.

Salah seorang masyarakat yang melintas di sekitar tempat aksi, Rajiun menyatakan dukungannya terhadap aksi mahasiswa. Menurutnya, hari ini pemerintah selalu menyusahkan masyarakat dalam menciptakan peraturan dan dalam mengontrol perekonomian di Indonesia.

"Coba lihat minyak goreng. Kita kan salah satu negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Tapi kelangkaan minya goreng sekarang terjadi di negeri ini. Kemudian BBM harganya mulai melejit naik. Jujur saja ini sangat menyulitkan kami para pekerja serabutan," kata Rajiun.

Load More