SuaraSulsel.id - Syamsul (50 tahun), tukang becak yang sering beroperasi di daerah pasar basah Mandonga, Kota Kendari. Sejak tahun 2001 hingga sekarang, masih menggeluti pekerjaannya menarik becak. Demi memenuhi kebutuhan dan menunaikan kewajibannya sebagai seorang tulang punggung keluarga.
Mengutip Telisik.id -- jaringan Suara.com, profesi Syamsul sebagai tukang becak harus berpanas-panasan. Walau dahaga ia tetap berpuasa di bulan ramadhan.
Meski penghasilan Syamsul rata-rata sekitar Rp20.000 per hari, ia tetap bersyukur. Karena dengan hanya bersyukur hari-harinya menjadi lebih mudah.
"Kita ini biar orang sederhana yang penting sehat. Jangan pernah mengganggu orang lain. Agar kita juga tidak diganggu orang lain," ungkap Syamsul saat ditemui, Sabtu (9/4/2022)
Bersama istrinya, Karyati (42 tahun), dan tiga orang anaknya Nita, Rahmat dan Fuji, Syamsyul tinggal di sebuah rumah papan di daerah Konawe, Lambusa. Rumah yang ditinggalinya saat ini adalah hasil dari menabung bersama istrinya selama 15 tahun.
Sebelum memiliki rumah tetap, Syamsyul tinggal di sebuah rumah kos di Jalan Laute 1, Kendari. Dengan tekad yang kuat bersama istrinya, Syamsul saling berjanji untuk bisa memiliki rumah tetap.
Terkadang Rp10.000 Syamsul sisihkan setiap hari. Berapa pun yang diperolehnya hari itu ia sisihkan, begitu pula dengan istri yang pekerjaannya sebagai karyawan di sebuah pabrik tempe. Setiap hari mereka menyisihkan uang yang mereka bawa pulang untuk ditabung.
Butuh waktu yang lama bagi Syamsul dan istri mengumpulkan uang. Sampai akhirnya mereka bisa memiliki tempat tinggal tetap. Setelah 15 tahun menabung, akhirnya mereka mampu memiliki rumah tetap sendiri.
Proses pembangunan rumah mereka juga tidak mudah, Syamsul ikut turun tangan membangun rumah bersama tukang bangunan yang lain. Mencicil bahan bangunan sedikit demi sedikit karena keterbatasan biaya saat itu.
Baca Juga: Wali Kota Kendari: Banyak Investor Masuk Saat Pandemi Covid-19
Hari ini, Syamsul bersama istrinya Karyati bisa bernafas lega karena tekad mereka, mereka tidak lagi harus membayar kos setiap bulan dan tinggal menumpang di lahan orang lain.
Setiap orang bisa melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan Syamsul dan istri, selama mereka memiliki kemauan dan tekad yang kuat untuk bisa membuatnya nyata.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Penampakan Ulat di Sayur Brokoli MBG Siswa SD Makassar
-
Detik-Detik Bocah 3 Tahun Terjatuh ke Laut di Pantai Losari
-
Labkesmas Makassar Kawal Program Makan Bergizi Gratis, Cegah Risiko Keracunan!
-
Anggota Bawaslu Wajo Diduga Lakukan Pelecehan Seksual Mundur Sebagai Komisioner
-
Maros Siapkan Jurus Ampuh Atasi Ledakan Sampah, Apa Itu?