SuaraSulsel.id - Jelang akhir masa jabatan Hukum Tua pada 12 Mei 2022, warga Desa Serei Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara malah disuguhkan dengan pembangunan fisik yang dinilai kurang bermanfaat. Seperti pembangunan tugu desa.
Mengutip BeritaManado.com -- jaringan Suara.com, warga menilai, pembangunan tugu hanya menghambur-hamburkan dana desa. Karena tidak prioritas. Serta masih banyak hal lebih penting untuk diselesaikan.
Di jaga III misalnya, sudah satu bulan tidak menikmati air bersih. Karena pipa dari mata air, mengalami kerusakan setelah tertimbun material longsor.
Hal penting lainnya yaitu perbaikan jalan produksi pertanian. Padahal, 80 persen masyarakat Desa Serei menggunakan jalan produksi tersebut untuk menuju kebun serta mengangkut produk pertanian.
“Buang-buang anggaran. Daripada tugu, masyarakat lebih butuh air bersih juga ada jalan produksi yang butuh diperbaiki,” ujar warga Desa Serei, Selasa (5/3/2022).
Menurut warga, jalan produksi pertanian pernah diperbaiki sekitar tahun 2019, namun tak lama setelah diaspal, sudah rusak parah. Kasus tersebut kini mangkrak di Kejaksaan Negeri Minut.
“Sampai sekarang perbaikan jalan itu tidak berguna. Karena sudah langsung rusak. Kami berharap kejaksaan segera melanjutkan dugaan penyimpangan pada pembangunan jalan tersebut,” lanjut warga.
Data yang dihimpun, untuk pembangunan monumen tugu sejarah desa, menggunakan anggaran sebesar Rp48.224.754 dari dana desa.
Terkait hal itu Hukum Tua Serei Emma Marasi ketika dikonfirmasi mengatakan anggaran pembangunan tugu sudah ditata pada APBDes sebelum musibah longsor terjadi.
“Tugu ini sejarah berdirinya desa Serei,” kata Emma, kepada BeritaManado.com.
Terkait masalah kerusakan pipa di Jaga III, Emma tak membantah bahwa sampai sekarang belum dilakukan perbaikan.
Menurutnya, dalam waktu dekat akan mengundang pengurus air bor serta masyarakat jaga III untuk mencari solusi.
“Semua jaga ada pengurus air bor. Nanti saya akan mengundang masyarakat dalam musyawarah,” kata Emma.
Sementara, Emma tak menanggapi terkait keluhannya warga soal perbaikan jalan produksi pertanian.
Berita Terkait
-
Urgensi Penegasan Batas Desa di Indonesia Disorot, Dirjen Bina Pemdes: Baru 2 Persen yang Ditetapkan Bupati/Wali Kota
-
Pemkab Probolinggo akan Lantik Kepala Desa Terpilih pada 13 April 2022
-
APDESI Dukung Jokowi 3 Periode, Mendagri: Kalau Saya Bilang Kepala Desa Tidak Boleh Deklarasi, Saya Malah Langgar Hukum
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Gubernur Andi Sudirman Temui Korban Kebakaran Jalan Baji Dakka
-
Pencuri dan Penadah Barang Hasil Kerusuhan DPRD Makassar Ditangkap
-
Fatmawati Rusdi Tegaskan Komitmen Transparansi dan Anggaran Tepat Sasaran
-
Tiga Dokter RSUD Syekh Yusuf Gowa Ditahan Kasus Korupsi
-
Sulsel Dukung RUU Keamanan dan Ketahanan Siber: Lindungi Data dan Layanan Publik