SuaraSulsel.id - Hasil penelitian yang dilakukan Prof Andi Makbul Aman disampaikan pada pidato penerimaan guru besar. Makbul menjelaskan tentang optimalisasi pengobatan dan pencegahan Diabetes Melitus tipe 2. Ditinjau dari aspek genetik dan epigenetik.
Makbul menjelaskan diabetes melitus merupakan suatu penyakit metabolik. Ditandai dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia). Akibat kurangnya sekresi insulin pankreas atau gangguan kerja insulin di perifer.
Hiperglikemia yang berlangsung kronik sangat berbahaya. Karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi.
Terdapat dua bentuk utama dari DM, yakni tipe 1 dan tipe 2. Diabetes melitus tipe 1 disebabkan karena kerusakan sel beta pankreas yang massif. Menyebabkan kekurangan insulin yang absolut. Pengobatannya melalui suntikan insulin untuk mencapai kadar gula darah normal.
Baca Juga: Dua Hari Lagi Pemilihan Rektor Unhas, Ini Nomor Urut Tiga Kandidat Rektor Unhas
Sementara itu, diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit metabolik yang paling banyak ditemukan dan berkaitan erat dengan faktor genetik dan epigenetik.
"Penelitian saya berfokus pada DM tipe 2, dimana penyakit ini didasari oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan DM tipe 2 diantaranya obesitas, sedentary life style, asupan makanan berlebih, stress dan banyak lagi. Individu yang salah satu orang tua penyandang DM tipe 2 akan berisiko untuk menderita penyakit yang sama sebesar 40%, dan akan meningkat menjadi 70% bila kedua orang tua menderita DM tipe 2," jelas Prof. Makbul.
Lebih lanjut, Makbul mengatakan upaya mengontrol glukosa darah pasien DM tipe 2 adalah dengan perubahan gaya hidup sehat. Seperti pengaturan diet, olahraga teratur, penurunan berat badan dan pemberian obat anti diabetes.
"Saat ini, telah tersedia berbagai jenis obat anti diabetes, baik yang diberikan secara oral maupun secara injeksi dengan mekanisme kerja berbeda-beda," kata Makbul.
Faktor risiko utama untuk terjadinya DM tipe 2 tidak hanya didasarkan atas adanya interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Namun, juga bagaimana faktor lingkungan akan memengaruhi ekspesi gen.
Baca Juga: Biar Hemat Biaya JKN dan Terhindar Penyakit Katastrofik, Menkes Minta Masyarakat Hidup Sehat
Pemahaman yang lengkap terhadap proses epigenetik yang berperan terhadap patofisiologi terjadinya hiperglikemik pada pasien DM tipe 2 merupakan bagian krusial untuk mencegah terjadinya prediabetes.
Pengukuhan Guru Besar
Universitas Hasanuddin kembali menyelenggarakan Rapat Paripurna Senat Akademik terbatas dalam rangka upacara Penerimaan Jabatan Profesor Bidang Penyakit Dalam pada Fakultas Kedokteran. Kegiatan secara luring terbatas di Ruang Senat Akademik Unhas, Lt. 2 Gedung Rektorat, Kampus Tamalanrea, Makassar, Rabu (26/01).
Proses pengukuhan dihadiri oleh Rektor Unhas, Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu, Ketua, Sekretaris, dan Anggota Senat Akademik, Dewan Professor, tamu undangan, serta keluarga besar dari dua professor yang dikukuhkan.
Dalam kesempatan tersebut, guru besar yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. dr. Andi Makbul Aman. Merupakan guru besar dengan nomor keanggotaan 439. Lahir di Bulukumba pada 23 Juni 1964.
Rektor Unhas Dwia Aries Tina Pulubuhu, dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada Guru Besar yang dikukuhkan. Dwia mengatakan, Unhas berkomitmen untuk menghasilkan SDM berkualitas. Termasuk peningkatan jumlah guru besar. Pada 2021 lalu, Unhas menghasilkan 25 guru besar baru.
Hal ini merupakan wujud komitmen Unhas yang terus memaksimalkan SDM ungggul. Penambahan guru besar juga berdampak pada peningkatan hasil riset Unhas. Dengan konsep humaniversity, diharapkan seluruh sivitas akademika bisa terus memberikan komitmen dan kontribusi terbaiknya.
"Penambahan guru besar pada Fakultas Kedokteran kita harapkan semakin memberikan peran yang optimal. FK Unhas merupakan salah satu fakultas yang aktif terlibat mendukung Unhas sebagai kampus humaniversity," jelas Dwia.
Berita Terkait
-
Hari Diabetes Sedunia 2024: Ini Penyebab Usia 30-an Terkena 'Penyakit Gula', Bisa Disembuhkan?
-
Sehat ala Cinta Laura, 5 Tips Mudah yang Bisa Kamu Tiru!
-
Jaga Imun Tubuh dan Gaya Hidup Sehat, Cara Efektif Antisipasi Wabah Cacar Air
-
Setop Penuaan Dini, Ini 8 Cara Awet Muda yang Gampang untuk Dilakukan
-
7 Kebiasaan Sederhana Ini Dapat Cegah Stroke, Termasuk Perbaiki Tidur
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bau Badan Rayyanza Sepulang Sekolah Jadi Perbincangan, Dicurigai Beraroma Telur
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Kinerja Cemerlang BRI: Sunarso Dedikasikan Penghargaan The Best CEO untuk Insan BRILiaN
-
Lari Bareng di Bali Bisa Borong Hadiah Ratusan Juta
-
KPR BRI Property Expo 2024 Goes to Ciputra Surabaya, Banyak Hadiah dan Hiburan Menarik
-
Apakah Garmin Venu 3 Memiliki Layar Sentuh? Temukan Jawaban Beserta Fitur-Fitur yang Dimilikinya
-
Sosok Kasatreskrim AKP Ryanto Ulil Anshar Yang Ditembak Mati Rekannya Sendiri